"eoh hyung, ada apa?"
Di sebuah kantor polisi.
"Yak~ apa kau mengenal seseorang bernama Yuna?" tampaknya manager Infinite tersebut kalang kabut setelah mendapat panggilan dari kantor polisi terkait pelecehan seksual yang dialami seorang dokter muda bernama Park Hyun Ah.Saat ini sang manager berada di kantor polisi dan diminta menelepon Myungsoo yang akan menjadi saksi.
"bukan Yuna artis yang itu, yak Myungsoo-ya cepat kemari dan jelaskan pada mereka apa yang sebenarnya terjadi, kau mengerti? jangan sampai yang lain tau" titahnya panik.
Gadis bernama Yuna itu hanya menunduk malu.Ia menyesal karena kasus itu mengharuskan nama Myungsoo ikut terlibat.Yuna melaporkan kejadian malam itu sebelum mengetahui jika Myungsoo adalah seorang idol.Jika ia tahu, maka ia sendiri akan menjadi saksi, bukan menyeret nama Myungsoo.
"sudahlah Hwaksu-ssi, tidak apa-apa, dia seharusnya tidak terlibat dalam kasusku" ucap Yuna.
Pria berumur 39 tahun bernama Hwang Hwaksu itu meringis kecut menanggapi ucapan Yuna.Ia tak bisa berpikir jernih membayangkan jika CEO Jungyeop tahu hal ini.Ia bisa diancam pecat, bahkan nama Myungsoo juga akan ikut tercemar.
.
.
.
Myungsoo mengendarai mobil sedan hitam miliknya dengan kecepatan penuh.Ia kalang kabut mendengar kata 'kantor polisi' dari manager tadi.Dan ia terus berpikir nama Yuna, apakah itu orang yang ia kenal atau kali ini hanya kerjaan sasaeng fans yang gila---lagi.
.
.
.
Myungsoo mengendarai mobil sedan hitam miliknya dengan kecepatan penuh.Ia kalang kabut mendengar kata 'kantor polisi' dari manager tadi.Dan ia terus berpikir nama Yuna, apakah itu orang yang ia kenal atau kali ini hanya kerjaan sasaeng fans yang gila---lagi.
30 menit kemudian ia sampai di kantor polisi dan bergegas masuk.
"ada apa ini?" ucapnya panik sesaat melihat Hwaksu yang refleks berdiri lalu melempar tatapan yang-benar-saja padanya.
"Yaa~ apa benar waktu kau di Jepang kemarin bertemu dengan wanita itu? dia bernama Yuna" bisik Hwaksu sambil mencengkeram jaket Myungsoo.Ia panik setengah mati.
Myungsoo mengedarkan pandangan ke ruangan dan mendapati seseorang yang kini menatapnya dengan manik gelap penuh rasa bersalah.Seolah ia ingin meneriakkan kata 'maafkan aku' padanya.
'Bukankah .... Yuna-ssi?'
Ia menelan ludahnya kasar.Ini sungguh diluar perkiraannya.Myungsoo bertemu kembali dengan gadis yang malam itu melihat dirinya mengalami hal buruk.Dan --sebenarnya--gadis yang bernama Yuna itu sudah menyelamatkan dirinya dari overdosis obat perangsang itu.
Perlahan ia mengambil nafas dalam lalu menatap Hwaksu lagi.
"tidak apa hyung, aku memang bertemu dengan orang itu di Jepang.Tidak ada hal buruk yang akan terjadi, tenanglah" hibur Myungsoo yakin.
'apa semuanya benar-benar baik-baik saja? apakah nama Infinite akan ikut tercemar karena kasus ini?' batin Myungsoo tak tenang.
.
.
.
.
.
"maafkan aku, Myungsoo-ssi" ucap Yuna sopan.Ia sangat malu sekedar menatap wajah tampan disampingnya.
Setelah memberikan kesaksian tadi, Myungsoo lebih lega karena polisi tidak akan menggunakan nama sesungguhnya dalam laporan.Ia hanya mengkhawatirkan jika berita ini muncul nama besar Infinite akan ikut terseret.
Untunglah itu tidak akan terjadi.
"tidak apa" Myungsoo meneguk air mineral banyak-banyak.
Jujur saja masih sangat canggung bertemu dengan Yuna.Semuanya masih jelas berputar dalam pikiran Myungsoo.Myungsoo bahkan berpendapat bahwa ia adalah pria yang payah dalam memberikan kesan pertama yang baik bagi wanita.Ia merasa begitu konyol.
"terima kasih sudah memberikan kesaksian, aku tahu ini pasti berat untuk orang sepertimu" Yuna meneguk air minumnya lalu melirik Myungsoo-lagi.
Myungsoo membuang nafasnya ke udara.
"jangan berterima kasih padaku, karena aku tidak melakukan apa-apa untukmu.Aku hanya melakukan sesuatu yang harus dilakukan warga biasa jika menyaksikan kejahatan"
"terutama kejahatan yang menimpa wanita, aku tidak tahan melihatnya" imbuh Myungsoo cepat.
Yuna tersenyum kering.Entah mengapa ia sudah memberi beban berat untuk Myungsoo.
Hening.
Selama beberapa menit mereka terdiam dan larut dengan pikiran masing-masing.Myungsoo menghirup udara banyak-banyak dan Yuna hanya bisa mengunci bibirnya karena tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
"ah ya/apakah kau" ucap keduanya bersamaan.
"silakan bertanya lebih dulu" ucap Yuna.
"ngg~ aniyeo, aku hanya ingin bertanya apakah kau seorang dokter?" Yuna mengangguk kecil lalu tersenyum menampakkan garis pipi yang manis.
"ah begitu rupanya" cicit Myungsoo.Entah mengapa ia senang jika Yuna adalah seorang dokter.
"ya, hm aku hanya ingin bertanya apakah sejak saat itu tubuhmu baik-baik saja? maksudku apa tidak ada gangguan pencernaan atau pernafasan?" Yuna merendahkan nada di akhir kalimatnya.Ia tak ingin memberi kesan 'sok perhatian'.
Myungsoo menggeleng.
"tidak apa-apa, dan terima kasih vitaminnya" imbuhnya lalu masuk ke mobil sedan hitamnya.Ia memacu mobilnya cepat.Meninggalkan Yuna yang masih memikirkan rasa bersalahnya pada pria berbibir tipis tersebut.
.
.
.
"Ya~ Myungsoo-ya lihat bantalmu" tunjuk Sunggyu terkejut melihat bantal Myungsoo terkena noda darah beberapa tetes.
.
.
.
"Ya~ Myungsoo-ya lihat bantalmu" tunjuk Sunggyu terkejut melihat bantal Myungsoo terkena noda darah beberapa tetes.
"kenapa hyung berisik sekali .. aku mau tidur" gumamnya tanpa membuka mata.
Sunggyu menepuk pundak Myungsoo dan membangunkannya.
"bangunlah Myung, kau mimisan" ucapnya tak tega.
Sunggyu akhirnya membawa Myungsoo ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.Sebab sudah satu jam darah yang menetes dari hidungnya tak berhenti.Ia mencemaskan kondisi Myungsoo.
"aku tidak apa-apa hyung, jangan khawatir" ucapnya enteng.Sedangkan Sunggyu melihat wajah visual itu sudah pucat pasi.
Di ruang dokter.
Myungsoo melangkah perlahan lalu mengambil kursi di seberang meja dokter.Kepalanya sudah pusing dan penglihatannya sedikit kabur.
"Kim Myungsoo-ssi?"
'Ah kenapa suara ini familiar?'
Myungsoo menelan ludahnya yang pahit.Dilihatnya sosok bersurai gelap bergelombang di depannya.Yuna tersenyum tipis.
"Yuna-ssi? ah maksudku ... dokter ... Yuna?"
ucapnya kikuk.
ucapnya kikuk.
"Silakan berbaring, saya akan memeriksa anda"
'Apa ini? Apa dia bekerja di rumah sakit ini?'
Yuna membantu Myungsoo berbaring di tempat tidur lalu memeriksa tekanan darahnya.Sedangkan manik elang Myungsoo terus mengikuti gerak gerik Yuna.
'ini seperti de javu, tapi kenapa ekspresinya jauh berbeda? Kenapa pula aku suka ekspresi teduh itu?' batin Myungsoo.
Ia tak sadar jika bibir tipisnya melengkung beberapa derajat.Pikirannya kembali pada saat itu.
"tekanan darah sedikit rendah, apa mimisannya terjadi ketika anda tidur?" tanya Yuna sembari memasukkan termometer kedalam rongga telinga Myungsoo.
"ya, apa itu buruk?" Myungsoo sedikit geli ketika Yuna menarik termometernya.
Yuna hanya tersenyum kecil lalu meminta Myungsoo membuka kancing bajunya untuk diperiksa.Well, itu memang sewajarnya pekerjaan seorang dokter pada pasiennya.Tapi ada apa dengan wajah Myungsoo?.
'aishh kenapa aku jadi canggung begini?' batinnya sembari membuka dua kancing atas kemejanya.
Benda bulat dingin itu menempel di dada Myungsoo lalu berpindah ke bagian atas perut dan bergeser ke daerah perut.
"apa anda akhir-akhir ini kurang tidur? sepertinya perncernaan anda juga kurang begitu baik"
Myungsoo meringis kecut.Ia melihat Yuna membuka lemari kaca di dekat tempat tidur mengambil jarum suntik dan IV tran-set.
"sepertinya begitu"
"sepertinya begitu"
Yuna menyingkap lengan kemeja panjang Myungsoo ke atas.Setelah menemukan pembuluh vena, ia mengikatkan torniker dan mengusapnya menggunakan kapas beralkohol.Senyum itu tidak luput dari wajahnya yang teduh.Wajah cold Myungsoo berubah lucu.
"ini akan sedikit sakit Myungsoo-ssi"
Crep
"akh"
'aishh ... apa dia sengaja atau dendam?' rutuknya dalam hati.Myungsoo melempar deathglare saat Yuna berbalik.
Hampir satu jam Myungsoo terbaring menerima infus vitamin.Kedua mata sembabnya memejam pulas.Sedangkan Yuna hanya menatapnya dari kursi kerja setelah menyelesaikan laporan pasien serta menulis resep untuk Myungsoo.
"Dia pasti kelelahan dengan jadwal konsernya" gumamnya tak sadar menghampiri tempat tidur.Dipandanginya wajah sang visual yang memanjakan matanya.
Sekali lagi ia tersenyum lalu melirik jam tangannya.Isi botol infus itu sudah habis dan Yuna hendak melepasnya.Dengan sangat hati-hati ia membangunkan Myungsoo.
"Myungsoo-ssi, bangunlah"
"ah hyung ... " sahut Myungsoo yang masih larut dalam mimpinya.
Yuna mengulas senyum kecil lalu menggoyangkan pundak Myungsoo sekali lagi.
"Kim Myungsoo-ssi, infusnya akan saya lepas sekarang jadi anda bisa bangun" ujarnya lembut.
Grebb
"eomma~ aku merindukanmu ... aehmm"
Di bawah kesadarannya, Myungsoo memeluk erat pinggang Yuna dan mengira dokter muda itu adalah sang ibu yang menyambangi mimpinya.
Deg
Seolah waktu berhenti, Yuna hanya bisa membatu melihat Myungsoo menyandarkan kepala di perutnya.
'Kenapa aku gugup begini ... '
Canggung, terkejut, aneh, gugup dan bingung menjadi satu dalam hati Yuna.
"nggghhhh ... apa sudah sele ... sai?" Myungsoo membuka matanya.
Detik berikutnya.
"Huaaa ~ ke .. kenapa aku .. tanganku menyentuh Yuna sonsaengnim !!!!" Myungsoo hampir terjungkal ke lantai saat ia menyadari tangannya memeluk pinggang Yuna.
Wajah keduanya bersemu---rupanya.
.
.
.
"Aku sudah gila ... Kenapa aku melakukannya? Aishh kenapa aku tadi memeluknya??" umpatnya.
.
.
.
"Aku sudah gila ... Kenapa aku melakukannya? Aishh kenapa aku tadi memeluknya??" umpatnya.
Ia mencoba mengingat apakah ia bermimpi aneh tadi.
"Eommmaa~ na eottokhae ??" teriaknya frustasi.
.
.
.
Yuna melamun.
.
.
Yuna melamun.
Ia hanya tak bisa melupakan satupun adegan yang terjadi sejak ia bertemu Myungsoo di Jepang.Hingga hari ini ia bertemu lagi.Yuna semakin dihantui oleh pria muda yang diam-diam membuatnya selalu gugup.
Jika dipikirkan lagi, keanehan antara dia dan Myungsoo selalu terjadi.Setiap kali mereka bertemu, mereka terlibat skinship yang tidak biasa.Menurut Yuna apa yang terjadi padanya dan Myungsoo, semua terlalu vulgar.
"Ini aneh sekali~ " gumamnya heran.
Seolah pertemuannya dengan Myungsoo seperti hukuman dan ia berfirasat kejadian seperti itu akan terulang kembali.
"Ah~ apa yang harus kulakukan?"
.
.
.
"Hyung, menurutmu apa jika kau bertemu dengan gadis lalu kau memeluknya di hari pertama kali kalian bertemu?" Myungsoo mengosongkan botol soju ke empatnya.
.
.
.
"Hyung, menurutmu apa jika kau bertemu dengan gadis lalu kau memeluknya di hari pertama kali kalian bertemu?" Myungsoo mengosongkan botol soju ke empatnya.
Wajahnya memerah dan keringat bermunculan di pelipisnya.
"Mwo ?? Apa kau itu mesum??" jawab seseorang yang rupanya menemani Myungsoo minum.Tapi ia hanya meneguk kopi.
Myungsoo tertawa.
"Aahh~ jadi karena aku mesum ... Lalu apa yang harus kulakukan uhm? Baju gadis itu sudah robek, apa yang harus kulakukan? ... heummm"
Blar
Hoya membungkam mulut Myungsoo dan memintanya tidak mengatakan hal aneh.
"Aishhh apa dia ini sudah gila?" gumam Hoya melihat sekeliling dengan frustasi.Tadinya ia hanya ingin menemani Myungsoo pergi minum karena ia stres.Tetapi sekarang dia sendiri ikut stres.
"Yak~ apa kau diam-diam meniduri seorang gadis?" bisiknya antara penasaran dan kesal.
Myungsoo terkekeh lalu meneguk soju langsung dari botolnya.
Di meja seberang.
Seorang pelanggan kedai soju itu sedari tadi menatap Myungsoo.Rambut gelapnya terlihat berantakan dan dimejanya ada tiga botol soju yang sudah kosong.Matanya sudah sayu tapi ia bisa mendengar semua apa yang Myungsoo katakan.
Ia berdiri sempoyongan mendekati meja Myungsoo.
BRAK
"Yak~ otak mesum !! ...Kim Myungsoo .. Ataukah aku harus memanggilmu L? kenapa kau melakukan hal itu padaku huh? ... Hehmmmm !.... kenapa setiap kita bertemu
.. Kau selalu menyentuhku ? ... Kau terus saja menyentuhku, memelukku dan kau merapat padaku ?? Itu tidak benar ... Ishhhhh"
.. Kau selalu menyentuhku ? ... Kau terus saja menyentuhku, memelukku dan kau merapat padaku ?? Itu tidak benar ... Ishhhhh"
"Whoa daebak~ hyung dia disini hikhikhik" Myungsoo menunjuk Yuna sambil terkekeh.
Seolah disambar petir, Hoya menelan ludahnya kasar.Sekarang ia malah menyaksikan dua orang didepannya yang saling berkata vulgar dan membuatnya merinding.
"Nona kau siapa? Kenapa dia berbicara aneh padamu? Lalu kenapa kalian berkata aneh?" Hoya menggosok tengkuknya kasar.Mungkin saat ini ia mendapat serangan darah tinggi.
Sedangkan orang yang dia tanyai hanya tersenyum memukuli Myungsoo yang sudah sangat-sangat mabuk sambil tertawa.
Ia berdiri dan berniat segera membawa Myungsoo pulang ke apartemennya.Hoya tak mau membayangkan lagi kemana arah perkataan kedua orang mabuk ini.
"Myungsoo-ya ayo kita pulang ... Kita harus pulang sekarang, taruh botol sojunya ... Kau sudah sangat mabuk" ocehnya sembari merebut botol yang digenggam Myungsoo lalu melingkarkan lengan Myungsoo di pundaknya.
Brugh
"AKHH"
"YAAK "
Gadis mabuk itu tiba-tiba rubuh menindih tubuh Myungsoo dan membuat mereka akhirnya terjerembab ke tanah, termasuk Hoya.
"Ah menyebalkan" umpat Hoya menghentakkan sepatu ketsnya.
Hoya ingin sekali memaki dan menjambak Myungsoo.Ia bersumpah tidak akan menemani Myungsoo minum alkohol lagi.Wajahnya sudah panas karena malu.
Dengan sangat terpaksa ia membawa keduanya ke dalam mobil dan menuju apartemen Myungsoo.Beberapa pelanggan kedai sudah menatap aneh padanya.Ia tak mau repot menelepon sanak keluarga si gadis yang tertidur disamping Myungsoo.
Ia sudah kesal.
.
.
.
Myungsoo membuka matanya perlahan.Ia bernafas lega melihat dekorasi ruang kamar pribadinya.Hidung bangirnya bisa mengenali aroma kamarnya yang segar.Ia memasang beberapa lilin aromatic di masing-masing meja nakas.Myungsoo menggunakan lilin-lilin itu unyuk merelaksasi dirinya selepas jadwal.
.
.
.
Myungsoo membuka matanya perlahan.Ia bernafas lega melihat dekorasi ruang kamar pribadinya.Hidung bangirnya bisa mengenali aroma kamarnya yang segar.Ia memasang beberapa lilin aromatic di masing-masing meja nakas.Myungsoo menggunakan lilin-lilin itu unyuk merelaksasi dirinya selepas jadwal.
'Aku sudah dirumah rupanya'
Bibir tipis itu melengkung lucu sembari ia menggeliat.
"Ahhh~ aigooo"
Plak
Myungsoo merasakan tangannya mengenai seseorang.
To be continued ....
Good job kaizza!
BalasHapusAku marathon lho. Dari postingan mu sejak 2015. Fanficnya dihabisi dalam beberapa jam aja. Hahaha.
Sejujurnya, aku baru menemukan blogmu ini. Makasih thor! Teruskan berkarya!
wahhh ... makasih lho sudah mampir dan melibas fanfict amatir saya he he he
BalasHapussemoga karya saya bisa menghibur ^^