Langsung ke konten utama

The Broken Mirror pt.9




Author                     : kaizza24
Cover                        : kaizza24
Main cast             : Kim Taehyung, Eun Jina, Park Jimin.
Genre                   : Romance/AU/Hurt/Tragedy/Slight Psycho
Rate                      : PG-17
Length                  : Chaptered
Disclaimer            :
Summary             :

“anak itu pasti menyembunyikan putriku di tempat tinggalnya, dan Jimin pasti mengetahui sesuatu tentang itu”
.
.
.
Jemari Jina bergerak-gerak gelisah pada layar ponselnya.Sudah dua jam ia memandangi benda dengan bentuk persegi pipih itu dengan raut wajah resah karena Jimin belum juga memberikan kabar dimana ia berada setelah kabur dari rumahnya.
Namja yang kini sudah tertidur dipangkuannya itu agak mendengkur, ia tampak sangat letih karena kejadian sepanjang sejak pagi tadi.Perlahan mata gadis bernama lengkap Eun Jina itu memperhatikan wajah lelah Taehyung.
Diusapnya pipi tirus itu dengan penuh sayang.

“tidurlah Taehyung-ah, lupakanlah semua hal yang menyakiti hatimu” bisiknya lirih.
Hingga detik ini, Jina tidak pernah menyangka bahwa dirinya benar-benar sudah menyerahkan hatinya pada namja bersurai coklat gelap itu.
Sakit mental?
Ataukah terjerat dalam pahitnya masa lalunya bersama Nara?
Jina tidak peduli lagi.
Walaupun, ia harus menangisi keputusannya untuk lebih menjaga Taehyung daripada harus mendengarkan kedua orangtuanya.
Terakhir kali, ia merasa sesak ketika melihat sosok Taehyung dengan tanpa alas kaki berjalan untuk mencarinya.Jina tak dapat melupakan barang satu detik pun saat Taehyung begitu rapuh dan membutuhkan tangan-tangan lembutnya.Pada wajah yang tak tahu bagaimana bangkit dari masa lalunya yang kelam.Gadis itu masih teguh untuk berada disisi Taehyung.
Drrt drrrt
Jina terperanjat ketika menyadari ponselnya berdering.
Ia tampak terkejut melihat nama yang tertera disana.
Kim Tae Woon.
Ayah Taehyung.
Deg
Jina menelan ludahnya kasar.
 “h..halo tuan Kim?”
“aku mendapat kabar dari dokter Min, kalau Taehyung-ie sudah semakin membaik, apa itu benar?”
Jina menatap wajah Taehyung sebentar.
“Taehyung-ssi lebih tenang dari terakhir kita konsultasi ke dokter Min, dan dia sekarang sudah jarang terbangun ditengah malam untuk pergi ke…pemakaman” ia menurunkan nada bicaranya di akhir kalimat.
“baguslah, kalau begitu uang gajimu untuk bulan ini akan segera kutransfer sekaligus uang bonus karena kau telah menjaganya dengan baik”
Jina ingin sekali menangis dan teriak ketika ayah Taehyung menyinggung jumlah uang yang ia terima karena pekerjaan itu.Jumlah yang fantastis itu bukan malah membuatnya senang, namun ia justru semakin sedih.Sesungguhnya ia tidak menginginkan hal itu, ia hanya sudah berjanji untuk mengembalikan Taehyung seperti sedikala.Jina kesal jika semua pengorbanannya demi Taehyung harus ditukar dengan uang.Namun ia tak punya pilihan lagi.
Ia menahan agar tidak menangis.
“saya mengerti tuan Kim, terima kasih”
Tut tut tut
Otaknya kembali dipenuhi banyak hal.
Dan ia baru menyadari satu hal penting.
Waktu yang sudah ia lewati untuk menjaga Taehyung adalah satu bulan 5 hari.Jadi sisa waktu yang sudah menjadi perjanjian antara dirinya dan kedua orangtua Taehyung hanya tertinggal 25 hari lagi.
‘waktu terlalu cepat berlalu, aku masih ingin seperti ini’ batinnya tak tenang.
Jina sendiri bingung mengapa orangtua Taehyung hanya memberikan waktu dua bulan.Sedangkan menurut dokter Min, proses penyembuhannya memakan waktu minimal enam bulan.Kenyataan bahwa kedua orangtua Taehyung yang sangat sibuk itu tak memungkinkan jika harus menemui putranya, apalagi untuk menjaganya.Lalu bagaimana jika akhir bulan nanti Taehyung akan dibawa oleh kedua orangtuanya keluar negeri?
Tiba-tiba Jina merasa tidak rela walau hanya memikirkannya saja.
Gadis itu mengusak pelan rambut Taehyung dan mengecup dahinya.
“ngghh” Taehyung menggeliat.
Namja itu beringsut dari posisi tidurnya.
Lalu ia duduk mengamati Jina.
“aku haus” ulangnya.
Jina agak terkejut saat jari telunjuk Taehyung menekan pipinya.
“maafkan aku, tunggu sebentar” ucapnya sambil berlalu menuju dapur.
Kedua manik Taehyung fokus mengamati gerak-gerik Jina menuangkan air mineral dingin itu kedalam gelas sambil melamun.Hampir saja ia menumpahkan isi gelas itu karena terhuyung.
“minumlah” pinta Jina memberikan gelas itu pada genggaman Taehyung.
Taehyung tersenyum kecil.
“kau tersenyum?” pekik Jina senang.
Taehyung mengangguk dan menghabiskan airnya dalam sekali tenggak.Ia memang terlihat kehausan.
“sakit” Taehyung menunjuk jemari kakinya yang lecet karena berlari menuju rumah Jina tadi pagi.
Jina meraih kaki jenjang itu dan menaruhnya diatas pangkuan.Gadis itu mengamati luka-luka itu dengan tatapan nanar.
“kurasa kita harus pergi ke dokter, aku tidak tahu cara merawat luka ini” gumamnya.
Taehyung mengangguk pelan.
.
.
Di rumah sakit---Jina memapah Taehyung menuju ruangan dokter Min.Setelah semalam Taehyung mengeluh karena luka di kakinya menjadi membengkak dan namja itu mengalami demam, pagi ini Jina membawanya ke rumah sakit.
Dokter Min terkejut melihat kedatangan Jina yang memapah Taehyung.Pria berusia empat puluhan itu membantu Taehyung duduk di kursi.
“apa yang terjadi?” tanyanya khawatir.
Jina terdiam sebentar karena bingung untuk menjelaskan kronologi kejadian sebenarnya pada dokter Min.
“ngg, Taehyung-ssi lupa memakai alas kakinya saat pergi keluar, dan dia berlari di jalan yang berbatu” terangnya gugup.
Dokter Min yang keheranan dengan penjelasan Jina itu mengernyitkan dahinya.
“kenapa dia berlari di jalan yang berbatu? Apa sesuatu terjadi pada kalian berdua?”
Jina terdiam, ia tak tahu harus menjelaskannya darimana.
“dan aku terjatuh” sahut suara berat disamping Jina.
Deg
Jina menatap wajah Taehyung heran.Seakan ia tak percaya kalimat itu keluar dari mulut Taehyung.Dokter Min yang juga tampak tidak percaya itu juga menatap Taehyung dengan senyum tipis di wajahnya.
“Taehyung-ah, apa kau barusaja mengatakan sesuatu?” tanya beliau.
Namja itu menatap Jina lalu mengangguk.
“terima kasih Tuhan … “ gumam Jina bahagia.
.
.
“dimana anak itu ,tsk?” gumam tuan Eun ketika mendapati rumah Jimin yang kosong.
Dua hari sejak peristiwa kaburnya Jina dari rumah, beliau giat mencari keberadaan Jimin, keponakannya yang tiba-tiba menghilang.Ia tak muncul samasekali bahkan ponselnya juga tidak aktif lagi.
Pria paruh baya itu mendengus kesal.
“Eun Jina, apa kau tidak mau pulang?” ucapnya lirih.
Tuan Eun memang merasa bersalah karena sifat kerasnya yang menimbulkan masalah dengan putri semata wayangnya tersebut.Namun ia juga tidak bisa memaafkan kesalahan fatal Jina yang sudah berbohong tentang pekerjaannya yang sebenarnya.Ditambah lagi kehadiran sosok Taehyung yang terus mengganggu pikiran tuan Eun.Kesalahpahaman itu merubah cara pandang beliau pada Taehyung.
“sebenarnya ada hubungan apa Jina dengan anak itu?” gumamnya.
Beberapa waktu yang lalu tuan Eun sudah meminta bantuan pada kakaknya di Seoul untuk mencari keluarga Kim.Beliau ragu jika Taehyung adalah putra dari seseorang yang berada.Karena kesan pertamanya pada namja tampan itu sudah tidak baik, jadi tuan Eun tidak berpikir bahwa Kim Taehyung sebenarnya adalah putra satu-satunya dari keluarga Kim yang kaya raya itu.Ayah Jina tersebut tidak ingin putrinya mengalami sesuatu yang buruk di kota.
Drrrt drrrt
“hyungnim, apa sudah ada kabar?”
Raut wajah tuan Eun mendadak lesu ketika orang yang dipanggil dengan sebutan ‘hyungnim’ itu memberitahu jika ia belum menemukan orang yang ia cari.
“ada beberapa keluarga Kim yang belum kuselidiki, salah satunya Keluarga Kim Tae Woon, pengusaha kaya raya itu.Tapi aku mendengar kabar kalau putranya belajar ke luar negeri, jadi tidak ada alasan untuk bersama Jina”
“sudahlah kalau begitu, biar aku sendiri yang mencarinya”
Tuan Eun menghela nafas berat dan menjatuhkan tubuhnya di kursi kayu didepan rumah Jimin.Ia tampak bingung kemudian menengok kembali kedalam rumah sederhana itu untuk memastikan Jimin memang tidak ada dirumahnya.
.
.
Taehyung terbangun dari tidurnya pagi ini dengan wajah yang segar.Ia membuka tirai kebiruan itu untuk melihat cerahnya cahaya matahari yang menerobos jendela apartemen miliknya.Namja tampan itu memejamkan kedua matanya untuk sekedar membiarkan kulitnya diterpa sinar matahari yang hangat.
Tap
“kau sudah bangun Taehyung-ah?” sapa Jina sambil membawakan sarapan di nampan.
Namja itu tidak menoleh.Ia masih menikmati hembusan angin pagi.
“ahh kau ingin pergi jalan-jalan? Hm?”
Taehyung membalikkan badannya menatap Jina dengan tatapan datar.
“jalan-jalan?” ulangnya lirih.
“tapi kau harus menghabiskan sarapanmu dulu” lanjut Jina menaruh nampan berisi scramble egg dan roti bakar itu di atas meja.
Taehyung pun mengikuti Jina lalu duduk.
“Jina” ucap Taehyung pelan.
Deg
Hati Jina mencelos senang mendengar sapaan itu.Ini adalah pertama kalinya Taehyung menyebutkan namanya dengan jelas.
“i..iya, ada apa?” jawabnya gugup.
Jemari Taehyung meraih telapak tangan Jina dan menepuknya pelan.
“terima kasih”
Jina membatu, ia berusaha mengontrol perasaan senang yang membuncah dalam hatinya saat ini.Dan entah mengapa ia juga merasakan Taehyung memanggilnya dengan nada yang sangat lembut.
“ke..kenapa kau berterima kasih? Itu tidak perlu” Jina menarik pelan jemarinya karena malu.
Bagaimanapun juga, Taehyung tetap seorang namja.Dan Jina juga seorang gadis yang dalam masa beranjak dewasa.Terkadang ia bermimpi melihat sosok yang ia sayangi itu benar-benar sembuh dan suatu hari menjadi kekasihnya.Layaknya namja dan yeoja.Tentu saja sentuhan Taehyung akan membuat Jina semakin gugup.
“tidak apa-apa” jawab Taehyung.
Ia bergegas menyuapkan sesendok penuh scramble egg buatan Jina kedalam mulutnya.Dan lihat eye-smile lucu diwajah Taehyung.Jina tampak malu dan mencoba mengunyah rotinya sendiri tanpa rasa gugup.
‘aku bahagia melihatmu seperti ini, Taehyung-ah’ batin Jina bahagia.
Beberapa saat kemudian bell apartemen Taehyung berbunyi nyaring.
Jina yang belum menghabiskan sarapannya itu berlari untuk membukakan pintu.
“siapa??”
Pintu berat itu terbuka perlahan.
Jina sangat terkejut dengan sosok bermata sipit yang berdiri di depannya sekarang.
Park Jimin.
“Ji..Jimin-ah?, Jimin-ah kenapa kau ada disini?” tanya Jina panik.
Jimin—namja yang juga keponakan Jina sendiri itu berdiri dengan wajah yang pucat dan beberapa luka di tangan dan kakinya.Ia terlihat barusaja mengalami kecelakaan.
Srek.
Jimin menggeser kakinya, mencoba untuk berjalan mendekat kearah Jina.
“Jimin-ah, kenapa kau diam saja? Apa yang sebenarnya terjadi?” Jina mulai takut dan mengulurkan tangannya untuk membantu Jimin berjalan.
Perlahan ia membawanya masuk.
“maafkan aku noona” ucapnya lirih.
Jimin masih terus merasa bersalah karena kejadian beberapa hari yang lalu.Jika saja ia tidak memberitahu tentang keberadaan Jina pada pamannya, mungkin ia masih bisa bekerja membantu pamannya di perkebunan, bukan melarikan diri seperti ini.
“katakan padaku, kau ini kenapa?” Jina memberikan handuk kecil untuk Jimin.
Ia melihat namja yang 3 tahun lebih muda darinya itu pucat pasi.
“aku kurang berhati-hati noona, dan aku menyetir sambil melamun” ucapnya.
Kedua manik coklat Jimin mengedarkan pandangan dan sedikit kaget karena mendapati sosok jangkung Taehyung yang berdiri di samping Jina.Jimin menelan ludahnya kasar.Ia merasa seperti bertamu kerumah seseorang yang sudah menikah.Dan ia membenci fakta bahwa Jina hidup bersama dengan namja yang ia benci.
Kim Taehyung.
“jangan khawatir, dia sudah lebih baik, sapalah” pinta Jina.Ia berharap Jimin bisa sedikit mengakrabkan dirinya dengan si pemilik rumah.
Ia menghela nafas berat dan membuang jauh-jauh pikiran buruknya demi Jina.Kalau saja Jina tak hidup bersama Taehyung, mungkin namja bermata sipit itu sudah menghajarnya karena cemburu.
“Halo Taehyung-ssi” sapa Jimin malas.
Taehyung menatap Jina lalu tersenyum.Ia tampak sangat normal dengan aksen senyum manisnya yang khas.
“Halo temannya Jina” jawabnya pelan.
Jina tersenyum karena Taehyung memperhatikan dirinya saat ia diajari cara bergaul dan bersosialisasi.
Ini tidak buruk.
“kau terluka?” lanjutnya menunjuk lutut Jimin yang berdarah.
Taehyung mengambil ponsel milik Jina dan menekan nomor panggilan cepat kedua, dokter Min.
Jina hanya terbelalak menatap kemajuan pesat Taehyung yang sudah dapat merespon dengan benar untuk situasi di sekitarnya.Dan harapan untuk kesembuhan Taehyung semakin besar.
“halo dokter Min, ada anak terluka dirumahku, cepat obati dia” Jimin hanya mendengus kesal saat melihat Jina terkekeh kecil.
‘kenapa dia bisa tertawa setelah mengalami banyak hal begitu?, mungkin dia sudah tertular penyakit mental namja ini’ gerutunya dalam hati.
“ehoaa bagus sekali Taehyung-ah” Jina menepuk punggung disampingnya.
Namja berhidung bangir itu menatap tajam kearah Jimin saat Jimin terus memandangi Jina.
“kenapa dia melihatku seperti itu noona?, menyebalkan sekali”
“dia memang begitu, jangan terlalu dipikirkan, kau bisa tinggal disini sampai besok Jimin-ah, aku tidak yakin kau sanggup pulang kerumahmu sekarang, dengan kondisi begini.Tunggulah sebentar sampai dokter Min datang, aku akan menyiapkan sesuatu yang hangat” ucap Jina sembari menyuruh Taehyung untuk menemani Jimin diruang tamu.
“arrasseo” gumamnya lesu.
Gadis muda itu beranjak ke dapur dan mulai terdengar bunyi alat masak disana mulai berdentingan.
Jimin yang sudah kelaparan itu menghirup dalam-dalam aroma masakan Jina.Sedangkan Taehyung terus menatap tajam gerak-gerik Jimin.
“yak, kenapa kau melotot padaku?” ucapnya kesal.
Taehyung mengubah fokus matanya ke majalah yang ada ditangannya.Hal itu membuat Jimin semakin kesal.
‘kalau saja namja ini tidak sakit, dia sudah mati ditanganku’ Jimin benar-benar tidak menyukai situasi seperti ini.
.
.
.
Amerika Serikat---Seorang pria paruh baya itu sedang menikmati angin sore dari balkon hotel miliknya.
Dari raut wajahnya, ia tampak senang setelah mengobrol cukup panjang via telepon bersama dokter Min.
Tuan Kim Tae Woon.
Ayah dari Kim TaeHyung.
“ah aku harus segera menjemput Taehyung-ie, aku sudah lelah menjalankan bisnisku sendirian.Ya, sepertinya aku harus mengatur semuanya mulai sekarang” gumamnya diiringi anggukan kecil.
“apa yang sedang kau gumamkan suamiku?” sahut suara wanita.
Sosok yang mirip dengan Taehyung itu mendekati suaminya dan bertanya mengapa ia berbicara sendiri.
“Taehyung-ie, dia akan segera sembuh dan kita harus menjemputnya kemari, bagaimana?” ibu Taehyung itu tampak mengernyitkan dahinya heran.
“apa dia harus tinggal disini? Aku tidak yakin dia bisa” jawabnya.
Tuan Kim terkekeh kecil lalu menyeruput wine nya.
“Aku ingin dia yang mengurus bisnis ini, aku lelah”
Hening.
“kenapa kau diam saja istriku?”
Wanita cantik itu membuyarkan lamunannya tentang putra mereka.
“apakah itu berarti dia harus cepat menikah?”
Tuan Kim tersenyum lebar.
“tentu saja, putri dari Presdir Hwang rupanya sangat cocok untuk Taehyung”
Deg
.
.
.
TBC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

When BTS Member Sick pt.2 Jeon Jungkook

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! GENRE      :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 2.Jeon Jungkook “ maknae , tolong ambilkan air minum dilantai bawah” teriak manajer hyung. Kali ini mereka sedang berkumpul diruang latihan.Semuanya tampak kelelahan dan mandi keringat.Jungkook bergegas menuruni anak tangga dan mengambil botol air mineral permintaaan manajer hyung. “ah berat juga ternyata” gumamnya sambil mengangkat kardus air mineral itu kedalam lift .Jungkook terlalu lelah untuk menaiki tangga dengan membawa beban.

My 4D Doctor pt.1

Main cast    : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi OC             : BTS member Genre          : Romance/AU/Slight comedy Rate            : T to M Length         : Chaptered Disclaimer   : Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri. Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! . .    Prologue 10 Tahun Silam “Taehyung-ah !... Taetae-ya !.... cepat kemari, tangan Jimin terluka ! dia berdarah !!” teriak seorang remaja laki-laki 12 tahun di depan sebuah jendela besar kamar milik Taehyung. Anak itu berteriak ketakutan s...

When BTS Member Sick pt.1 Park Jimin

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! Genre         :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 1.Park Jimin (Chimchim) Hari ini,   namja yang dikenal dengan tubuh atletisnya itu masih tertidur diranjangnya yang nyaman.Ia tak menyadari bahwa semua member sudah bersiap untuk berangkat menjalani schedule pagi itu.Dimulai dengan pengambilan gambar disebuah toko brand tas ternama lalu menuju ke luar kota untuk fansigning .Mungkin kegiatan mereka baru akan berakhir nanti malam.Jimin menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.Mata sipit itu terbelalak ketika melihat jam wekernya sudah menunjukkan angka 8 lebih.Cepat-cepat ia beranjak dari tempat tidurnya, tetapi… BRAKKKK BUGH ...