Langsung ke konten utama

The Broken Mirror pt.5



Author                        : Kaizza24
Main cast             : Kim Taehyung, Eun Ji Na
OC                                 : Find it yourself
Genre                             : Tragedy/AU/Romance/Hurt/Slight Psycho
Disclaimer           :
FF ini murni hasil pikiran author dan sama sekali tidak mengambil contoh plot yang ada di FF lain.Karya ini jauh dari kata plagiat atau copy-cat.Hargai karya author dan selamat menikmati.
Don’t be silent reader and give it a lot love.
RnR jusseyo
.
.
.
PRAAANNGG
Jina terlonjak kaget mendengar sesuatu yang pecah dari arah kamar Taehyung.
Jantungnya berdebar kencang karena pikiran mengenai niat bunuh diri namja itu memenuhi otaknya.
“Taehyung-ssii..!”
Gadis itu bergegas berlari menuju kamar Taehyung.
Jina menempelkan telinganya pada daun pintu warna putih itu mencoba mendengarkan.Ia tak ingin mengejutkan Taehyung kalau ia tiba-tiba muncul.
“kenapa tak ada suara?” gumamnya.

Krieet
Jina membuka pintu tak terkunci itu perlahan.Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kamar luas milik Kim Taehyung.
Aroma parfum menguar begitu kuat.
Jina memasuki kamar Taehyung dengan rasa takut.
‘kalau itu botol parfum, berarti ia memecahkan sesuatu seperti kaca’ batinnya tak enak.
Kedua mata Jina membulat terkejut saat mendapati namja itu terjatuh sambil memeluk lututnya.
Ia tampak sangat ketakutan.
“app appaa yang terjadi, Taehyung-ssi?” tanya Jina takut.
Namja itu hanya mendongak menatap Jina dengan wajah memelas.Jina yang bingung berusaha menyingkirkan serpihan pecahan kaca dari botol parfum itu agar tidak mengenai kaki Taehyung.
“aku tidak suka parfum itu” cicit Taehyung lalu menangis pilu.
Jina menelan ludahnya kasar.
‘mungkin parfum itu ada kaitannya dengan kenangannya bersama Nara’ batin Jina mulai ikut menebak.
Perubahan sikap Taehyung benar-benar membuatnya kaget dan panik diwaktu bersamaan.Ia melihat manik tajam itu berubah sayu dan terus memeluk erat kedua lututnya, seolah berlindung dari sesuatu yang mengerikan.
Sret.
Jina mencoba menenangkan Taehyung dengan mendekatinya.
“sudah tidak apa-apa, bangunlah” Jina membantu Taehyung berdiri.
Ia dapat merasakan jemari namja itu memang sangat dingin dan gemetar.
Taehyung menatap botol parfum yang sudah hancur itu.
“apa yang kau takutkan?” Jina menyodorkan segelas air putih untuk menenangkannya.
Namja itu hanya terdiam, namun Jina dapat menangkap sirat matanya yang memelas, meminta tolong.
“katakan saja” bujuk Jina.
“aku tidak mau tidur disini” Taehyung berlari keluar kamarnya tanpa mengenakan alas kaki.
Gadis itu membuang nafasnya berat.Meskipun bukan jawaban itu yang ia inginkan, ia merasa lega karena Taehyung mau menjawab.
Kemudian tak berapa lama ia mengikuti Taehyung yang kini duduk di balkon apartemennya.Ia tampak sedih dan ponsel yang sedan memutar rekaman video pendek dari Nara itu digenggamnya.
Gadis itu terhenti dibelakang punggung Taehyung.
Ia menerka mengapa namja di depannya berubah seperti ini.
Menurut pendapat Jina, kemungkinan Taehyung memang sangat dekat dengan Nara dahulu.Banyak hal yang sudah terjadi antara keduanya sehingga meninggalkan bekas luka pada Taehyung seperti sekarang.
“pakai baju hangatmu, diluar dingin” pinta Jina lembut.
Taehyung tak merespon.Ia justru menambah volume video itu keras-keras.
Jina menutup kedua telinganya.
“Aku mau mati …” gumam Taehyung lirih.
Jina terhenyak dan seketika ia diliputi rasa takut.Ia takut Taehyung melompat dari balkon untuk bunuh diri.Namun disingkirkannya pikiran buruk itu dan berusaha mengajaknya masuk kedalam.
‘tidak, dia tidak akan melompat dari sini, cara itu bukan pilihannya.Dia akan mencari pecahan cermin itu lalu merobek tubuhnya..seperti yang pernah terjadi sebelumnya, kumohon jangan melompat’ batin Jina memekik.
Namja itu berdiri dan memegang pagar besi balkon.Memejamkan kedua matanya yang basah.
“apa kau lapar?, aku bisa membuatkan sesuatu” bujuk Jina.
Taehyung masih terdiam.
‘kumohoon jangan melompat’ pintanya dalam hati.
“aku tidak mau tidur disini” ulangnya.
Jina bernafas lega.Setidaknya kali ini Taehyung tidak mengatakan ingin bunuh diri.
“hmm baiklah, kau ingin tidur dimana?”
Ia memberikan pilihan pada namja itu untuk tidur di sauna, hotel atau penginapan.Namun Taehyung menggeleng untuk ketiga pilihan itu.
Jina semakin bingung.
“aku ingin tidur di dekat Nara” gumamnya serak.
Jina terkejut dengan permintaan aneh Taehyung.Tidak memungkinkan baginya untuk membawa namja ini ke pemakaman.Sementara jarak antara apartemen dengan pemakaman Nara sangat jauh.
“hmm kalau besok bagaimana, sekarang sudah malam” bujuknya panik.
Namja berambut cokelat kayu itu menatap tajam pada Jina.
“oke oke, aku akan memanaskan mesin mobilnya.Kau tunggu sebentar saja oke, jangan kemana-mana”perintah Jina.
Jina bergegas menuju garasi mobil dan meraih kuncinya di dekat rak buku ruang tengah.Dalam hatinya, ia sudah menyumpah dan mengumpat mengapa hidupnya bisa sesial ini.
.
.
3 jam kemudian.
Taehyung melangkah keluar dari mobil diikuti oleh Jina.Gadis itu hanya mengikuti kemana Taehyung ingin pergi.Sejauh ini hanya itu yang bisa ia lakukan agar ia tak bunuh diri.
“aku datang Nara, aku ingin tidur didekatmu” Taehyung mulai berbicara pada pusara itu.
Sementara Jina tampak resah karena pemakaman itu tak jauh dari rumahnya.Ia takut orangtuanya tahu dimana keberadaannya saat ini.
“kuharap tidak ada yang datang kemari” gumam Jina sambil terus mengawasi gerak-gerik Taehyung yang mulai mengantuk.
Namja bermata tajam itu menaruh kepalanya pada gundukan pusara itu diiringi suara riang dalam video pendek Nara terdengar samar-samar.
Dingin.
Hembusan kasar angin malam membuat kulit wajah gadis itu sedikit membeku.Tak jauh berbeda dengannya, Taehyung juga tampak menggigil karena sedari tadi ia menolak memakai baju hangat.
“Taehyung-ssi?” Jina memanggil pelan.
Namun hanya suara dengkuran halus yang mewakilinya.
Gadis itu tersenyum kecil.Dibetulkannya surai cokelat itu ke samping.
“aku masih bingung dengan semua ini, tapi perlahan aku mengerti.Mengapa kau membutuhkan seseorang yang terus bersamamu” Jina berbicara sendiri.
Jina baru menyadari bahwa sosok yang saat ini tertidur melengkung disamping pusara itu sebetulnya tampan.
Diam-diam gadis bernama lengkap Eun Jina itu mengambil ponsel milik Taehyung.Sebelumnya ia sudah pernah memegang benda persegi pipih tersebut,  hanya saja waktu itu ia malah menghabiskan waktunya untuk mengambil foto bersama Jimin.
Jina mengamati wajah tirus itu sembari membuka folder penyimpanan foto pada ponsel milik Kim Taehyung.
“isinya masih sama” gumamnya.
Jari telunjuknya bermain diatas layar berukuran 5 inci itu.
Yap
Jina mencari foto Taehyung saat pertama kali ia menemukan folder itu.Foto dimana Taehyung mengenakan sebuah sunglasses warna biru sambil tersenyum sangat manis.
Aura dalam foto itu sangatlah ceria.
Manik hazel Jina menatap Taehyung yang sudah menggigil.Jina membopong tubuh tinggi itu menuju mobil yang tak jauh terparkir dari pemakaman.Dengan terhuyung, Jina merangkul Taehyung yang sudah kedinginan dan sedikit terseret.
Blam
Jina berhasil menutup pintu belakang mobil dan ia berniat segera pergi dari tempat itu sebelum keberadaannya ditemukan orang yang ia kenal terutama Jimin.
Gadis bermata bulat itu tersenyum kecil saat menatap ponsel Taehyung.
‘aku akan membantumu untuk tersenyum seperti itu lagi’ batinnya bersemangat.
Tap
“Jina noona???” suara itu sangat mengagetkan pendengaran Jina.
Ia tak berani menoleh.
“noona? Kenapa kau tengah malam berada disini??” namja bermata sipit itu sama terkejutnya.
Jina memejamkan matanya panik.Ia tak mungkin lari dari tempat ia berdiri sekarang.Dan terlebih lagi, Kim Taehyung barusaja berhasil tertidur.Sungguh, Jina membenci situasi macam ini.
“ngggg oh Jimin-ie?” jawabnya gugup.
Jimin memutar pundak Jina yang sedikit bergetar karena udara dingin.Dilihatnya sosok Jimin itu sedang memakai jaket tebal berbulu dan kelihatannya ia berusaja kembali dari suatu tempat diluar rumah.
Jimin menyipitkan matanya heran.
“noona, kenapa kau disini malam-malam begini?.Kenapa kau diam saja?” Jimin mulai berteriak.
Jina menutup mulut Jimin dengan telapak tangannya.Ia tak ingin Taehyung terbangun dan jika suasana hatinya terganggu, namja itu bisa nekat untuk bunuh diri.
Ya, untuk sementara waktu ia memilih Taehyung daripada berbicara dengan Jimin.
‘maafkan aku Jiminnie’ batinnya tak tenang saat Jina memutuskan untuk masuk kedalam mobil dan memacunya cepat.
Meninggalkan Jimin yang menatap kebingunan padanya.
Jina meliriknya dari kaca spion mobil.Raut wajah Jimin sangat cemas.
.
.
“Jiminnie, apa kau sudah mendapat kabar dari Jina?” tanya sosok paman bagi Jimin itu sembari membersihkan daun-daun kering.
Jimin menelan ludahnya kasar.
Ia tak ingin memberitahu beliau perihal kejadian semalam, dan Jimin mengingat sosok yang tertidur dalam mobil yang dikemudikan Jina.
Namja itu.Kim Taehyung.
“ahh masih belum paman, mungkin Jina noona masih sibuk bersama temannya” Jimin berusaha menutupi kejadian sesungguhnya pada mereka.
Flashback
“hmm bibi, aku mau mengutarakan sesuatu”
“katakan saja Jimin-ah, soal apa?” wanita itu tersenyum.
Jimin yakin bahwa keputusannya untuk memberitahu paman dan bibi Jina itu sudah benar.
“hmm ini tentang Jina noona” ucap Jimin agak gelisah.
Sedetik yang lalu ia ingin mengungkapkan jika kakak keponakannya itu tengah tinggal bersama seorang laki-laki untuk merawatnya karena mentalnya sakit.Jimin tidak ingin Jina berada dalam bahaya jika berdekatan dengan Taehyung.Ingatan tentang malam ketika Jina menemukannya di pemakaman, dengan luka-luka itu.Jimin mengubah keputusannya.
Ia ingin orangtua Jina mengetahuinya jika memang sudah saatnya nanti.Dan akan lebih baik jika Jina sendiri yang memberitahu mereka.
“Jina noona, ia mendapat tawaran pekerjaan di kota.Dan karena pekerjaan itu sangat mendesak, Jina noona tidak sempat memberitahu paman dan bibi dengan jelas.” Ucapnya gusar.
Sosok ibu Jina itu mengernyit heran.
“dan Jina noona memintaku untuk menjelaskan pada bibi” imbuhnya cepat.
Dengan segenap hatinya, Jimin berbohong demi Jina.
Demi orang yang ia sayangi.Lebih dari sosok seorang kakak.
Eun Jina.
Park Jimin menyukai Jina sejak mereka bekerja bersama di perkebunan buah.Jimin setiap waktu akan memperhatikan Jina.Dan gadis ramah itu selalu menyayangi Jimin begitu banyak.
Hingga mungkin rasa sayang Jina melampaui batas toleransi hati Jimin.
Ia tak peduli jika mereka masih ada hubungan saudara.
Jimin menelan ludahnya kasar.
“hmm jadi begitu, syukurlah kalau Jina sudah menemukan pekerjaan yang baik.Bibi ikut senang Jimin-ah” ucap  Nyonya Jung tersenyum bahagia.
Sejak beberapa bulan Jina memang ingin sekali bekerja di kota dan mendapatkan banyak uang untuk melanjutkan studinya yang sempat terputus karena kendala biaya.
Orangtua mana yang tidak bahagia melihat anaknya berhasil menemukan pekerjaan bagus.
“ya begitulah bibi, Jina noona juga berjanji akan segera pulang jika ada waktu luang, dia juga terlihat mencemaskan paman dan bibi”
“sudahlah Jiminah, tidak apa-apa, lagipula kau sudah menjelaskannya padaku.Jadi kuanggap itu perwakilan dari Jina” Jimin menghela nafas lega.
Setidaknya rahasia Jina berhasil ia tutupi.
Flashback end
“mungkin noona akan segera memberitahuku jika nanti sudah tidak begitu sibuk, aku akan secepatnya memberitahu paman dan bibi” Jimin mengulas senyum kecil.
Sekedar  untuk menenangkan hati orangtua Jina.
.
.
Apartemen--- Taehyung sudah terbangun sejak 2 jam yang lalu.Namun ia begitu terusik dengan suara dentingan piring di dapur.
Ia tidak suka dengan benda-benda yang terbuat dari kaca itu bisa saja pecah.Taehyung menutup kedua telinganya.
Taehyung hanya menyukai pecahan cermin milik Nara.Dan ia akan membenci jika benda lain yang mudah pecah berada didekatnya.
“aishhh suara ini menggangguku” sungutnya kesal.
Namja yang tengah mengenakan kaus panjang oblongnya dan celana kain itu menghampiri Jina yang sibuk mencuci piring bekas mkan malam.
Ia menatap benci pada gerakan tangan Jina yang membilas piring-piring itu dibawah kucuran air keran.
Taehyung mendengus kesal.
“yak !” bentaknya keras.
Jina yang terkejut tak sengaja menjatuhkan sebuah piring ke lantai dapur.
PRAAANGG
Deg
Deg
Jantung Jina berdetak kencang saat kedua manik tajam Taehyung menatapnya.
Jina melirik pecahan piring tersebut dan berusaha menyingkirkannya cepat.Untung saja ia mengenakan sarung tangan karet.
“maafkan aku…maafkan aku, aku tidak sengaja” ucapnya panik.
Taehyung menatap takut pada pecahan-pecahan piring itu.Ia memundurkan langkahnya lalu menjatuhkan dirinya seperti ketakutan.
‘Eun Jina, apa yang kau lakukan? Kau sudah membuatnya takut’ rutuknya dalam hati.
Sambil membersihkan serpihan piring itu mata Jina terus melirik pergerakan Taehyung dengan hati-hati.
“akkhhh” Jina memekik ketika jari kakinya tak sengaja menginjak potongan piring itu.
Darah segar mengalir dari salah satu jari kaki Jina.
Taehyung membulatkan kedua matanya.
Ia gemetar hebat sekarang.
“darah” gumam Taehyung.Raut wajahnya begitu panik.
“Kau mau kemana Taehyung-siii…” teriak Jina pada Taehyung yang tiba-tiba berlari meninggalkan dapur.Jina khawatir jika Taehyung berbuat sesuatu.
Dengan kaki yang masih terluka, Jina mencari Taehyung.
Ia menahan rasa sakit perih itu sembari memanggil nama Taehyung.
“sial, kenapa aku bisa terluka begini, Taehyung-siii dimana kau?” Jina berbelok kesebuah ruang kamar di samping kamar Taehyung.Pintu itu tampak berusaja dibuka.
“Tae…hyung-ssi?” pekik Jina saat ia melihat sosok itu sudah menggenggam pecahan cermin yang familiar dimatanya.
Pecahan cermin milik Nara.
Di kamar itu entah mengapa begitu penuh dengan barang-barang milik kekasihnya yang sudah meninggal.Jujur, Jina baru mengetahui ada kamar semacam itu di apartemen Taehyung.
Gadis itu mencoba meraih tangan Taehyung yang menodongkan pecahan cermin itu padanya.Ia merutuki kenapa piring itu terjatuh, akhirnya Taehyung menjadi terpancing untuk mencari cermin itu.
Dan tebakannya benar.Taehyung melepaskan kaus panjangnya dan membuangnya ke lantai kamar.Ia menatap Jina dengan mata berkilat marah.
Crat.
Satu luka goresan memanjang itu berhasil mendarat di lengan kiri Taehyung.Cairan merah pekat itu mengalir dari luka akibat goresan cermin itu.
Namja itu melukai dirinya lagi.
Jina mendekat dan ingin sekali merebut pecahan yang sudah ternodai darah segar Taehyung.
“kumohon hentikanlah, berikan benda itu padaku … ne ?” pinta Jina selembut mungkin.
Taehyung menggeleng cepat.
“tidak, aku ingin menjemput Nara sekarang juga, kau jangan menghalangiku !” Taehyung membentaknya .
Jina menggeleng.
Duk
“aku mengerti, tapi letakkan benda itu dilantai.Aku mohon” Jina berlutut di depan Taehyung.
Sungguh ia juga tidak menyadari gerakannya yang sedang memohon.Jina hanya tidak ingin Taehyung bunuh diri.
“jangan sekarang” Jina berhasil memegang lengan tangan Taehyung.
Ia memberanikan diri untuk itu.Taehyung yang kaget dengan perlakuan Jina mundur satu langkah.
Airmata itu membasahi wajah tampannya.
“aku akan mengobati lukamu” Jina menunjuk luka memanjang di lengan Taehyung.
Namja itu tampak kebingungan dan gemetar.
“biarkan aku mengobatimu” Jina meraih lengan itu dan segera mengambil kotak obat yang sudah disiapkan perawat.
Dengan telaten ia membersihkan luka itu dengan antiseptic.Sedangkan Taehyung, ia hanya menatap Jina dengan pandangan kosong.
Raut wajah tampan itu tampak sedih.
“sudah, aku menutupnya dengan perban” Jina tersenyum.
Greb
“aku takut” cicit Taehyung seketika memeluk tubuh Jina.
Gadis itu membulatkan kedua matanya kaget.

TBC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

When BTS Member Sick pt.2 Jeon Jungkook

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! GENRE      :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 2.Jeon Jungkook “ maknae , tolong ambilkan air minum dilantai bawah” teriak manajer hyung. Kali ini mereka sedang berkumpul diruang latihan.Semuanya tampak kelelahan dan mandi keringat.Jungkook bergegas menuruni anak tangga dan mengambil botol air mineral permintaaan manajer hyung. “ah berat juga ternyata” gumamnya sambil mengangkat kardus air mineral itu kedalam lift .Jungkook terlalu lelah untuk menaiki tangga dengan membawa beban.

My 4D Doctor pt.1

Main cast    : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi OC             : BTS member Genre          : Romance/AU/Slight comedy Rate            : T to M Length         : Chaptered Disclaimer   : Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri. Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! . .    Prologue 10 Tahun Silam “Taehyung-ah !... Taetae-ya !.... cepat kemari, tangan Jimin terluka ! dia berdarah !!” teriak seorang remaja laki-laki 12 tahun di depan sebuah jendela besar kamar milik Taehyung. Anak itu berteriak ketakutan s...

When BTS Member Sick pt.1 Park Jimin

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! Genre         :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 1.Park Jimin (Chimchim) Hari ini,   namja yang dikenal dengan tubuh atletisnya itu masih tertidur diranjangnya yang nyaman.Ia tak menyadari bahwa semua member sudah bersiap untuk berangkat menjalani schedule pagi itu.Dimulai dengan pengambilan gambar disebuah toko brand tas ternama lalu menuju ke luar kota untuk fansigning .Mungkin kegiatan mereka baru akan berakhir nanti malam.Jimin menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.Mata sipit itu terbelalak ketika melihat jam wekernya sudah menunjukkan angka 8 lebih.Cepat-cepat ia beranjak dari tempat tidurnya, tetapi… BRAKKKK BUGH ...