Author :
Kaizza24
Main cast :
Kim Taehyung, Eun Ji Na
OC :
Find it yourself
Genre :
Tragedy/AU/Romance/Hurt/Slight Psycho
Disclaimer :
FF ini murni hasil pikiran author dan sama sekali tidak
mengambil contoh plot yang ada di FF lain.Karya ini jauh dari kata plagiat atau
copy-cat.Hargai karya author dan selamat menikmati.
Don’t be silent reader and give it a lot love.
RnR jusseyo
.
.
.
“ahh Tuhan memang mendengarkan doaku, aku ingin membelinya
tapi uang tabunganku masih kurang, dan tadaaaa hari ini aku malah menemukan
benda bagus ini tergeletak di jalan”
Ia mulai mencoba memotret dirinya dan berpose lucu.Gadis itu
tampak sangat senang dan dalam hatinya, ia juga mengatakan tidak akan
meminjamkan benda itu pada siapapun.
“Eun Ji Na !!!, kenapa kau daritadi bermalasan saja, bantu
keponakanmu membersihkan kebun, ayah akan kembali 2 jam lagi, kau mengerti !”
Gadis bernama Eun Jina itu menghentakkan kakinya
kesal.Mengapa tiap kali ia punya waktu senggang, ia harus pergi membantu
keponakannya yang nakal bernama Jimin membersihkan kebun stroberi milik
keluarga mereka.
“neeee appaa, aku mengertiii” Jina memasukkan ponsel milik
Taehyung kedalam sakunya dan bergegas turun.
Di kebun stroberi.
Jimin sudah menunggu untuk menanam bibit baru yang ia ambil
dari gudang.Mata sipit miliknya melihat Jina bersembunyi di sudut gudang lalu
mengeluarkan ponsel dan mulai berfoto lagi.Jimin mendengus kesal karena sudah 1
jam ia menanam bibit buah stroberi itu sendirian, Jina tidak menepati janjinya
untuk membantu.
“apa yang kau lakukan disini?” Jimin menendang kecil ujung
sepatu Jina.
Gadis itu mendongak dan melempar cengiran khasnya pada
Jimin.
“ayolah kak, kau kan sudah berjanji untuk membantuku,
sebentar lagi ahjussi akan pulang, kau lihat itu, masih banyak bibit yang belum
ditanam” rengek Jimin sambil menyeret lengan Jina.
“iya iya, tapi lepaskan tanganmu, dasar anak ayam !” Jimin
tak terima jika Jina mengejeknya ‘anak ayam’.Ia berlari mengejar Jina yang
sudah meninggalkannya.
“anak ayam yang cerewet, tangkap aku kalau kau bisa hahaha”
Jina sangat suka menggoda Jimin, karena keponakan semata wayangnya itu mudah
sekali marah dan jangan lupakan wajah imut yang pandai mengerucutkan bibirnya.Jina akan mencubiti
pipi gembulnya dan tidak berhenti tertawa.
Park Jimin, keponakan Jina baru 2 bulan ditinggalkan ayahnya
yang bekerja di Seoul sebagai supir taksi.Ayah Jimin meninggal dalam kecelakaan
tragis 2 bulan yang lalu.Dan semenjak hari itu, ia ikut bersama pamannya untuk
bekerja di perkebunan.
Paman Jimin adalah ayah Jina.
Jina suka sekali dengan kehadiran Jimin dirumahnya,
setidaknya ia punya teman untuk bercerita dan bermain.Gadis berusia 20 tahun
itu sangat menyayangi Jimin seperti adiknya sendiri.
“Ya Jimin-nie, aku punya rahasia, tapi kau jangan
memberitahu ayah dan ibu” Jina mengacungkan kelingkingnya untuk membuat
perjanjian.
Jimin tersenyum memamerkan eye-smile nya.”janji”
“sssst, aku tak sengaja menemukan benda ini kemarin siang,
tergeletak begitu saja dijalanan.Apa kau ingin berfoto bersama?”
Jimin mengangguk setuju.Mereka berdua berpose sangat akrab
dan salah satu foto itu menunjukkan Jimin mencium pipi Jina dengan gemas.
“jangan dihapus noona, aku suka foto itu hehe” Jina mengelus
lembut surai hitam Jimin dan mengangguk.Gadis itu menyadari keponakannya sangat
kesepian semenjak ayahnya meninggal.
Ia memeluk Jimin erat-erat.
“kau harus menurut padaku Jimin-ie” Jimin yang berusia 17
tahun itu mengangguk dipelukan Jina.
.
.
“dimana ponselku?, seharusnya ada disekitar sini” Taehyung
menyesal sudah melemparkan ponselnya keluar jendela.Ia baru sadar bahwa didalam
ponselnya, ia menyimpan banyak foto kenangan bersama Nara.Dan ia tidak boleh
kehilangan yang itu juga, sebuah video pendek Nara pada Taehyung saat natal
tahun lalu.Nara mengucapkan selamat natal dan berkata :
“aku sangat
mencintaimu, Taehyung-ah, aku akan memilihmu sebagai pasanganku yang abadi
seperti hari natal yang akan selalu datang setiap tahun, sarangahaeyo”.
Bugh
Taehyung putus asa dan marah karena tak dapat menemukan
ponselnya.Ia menjatuhkan tubuhnya ke tanah dan mulai teringat kembali semua
kenangan bersama Nara.Rentetan memori itu berputar cepat dalam kepalanya.
“aaahhhgg”
Namja itu menjambak rambutnya kesal.
.
.
Eun Jina- gadis berwajah manis itu tengah mengutak-atik isi ponsel
milik Taehyung.Ia menggeser tombol yang ada dan mulai membuka sebuah folder
penyimpanan foto.
Foto pertama yang muncul adalah foto sebuah pantai yang
indah.Sampai foto keenam, temanya masih pantai hanya saja diambil dari angle berbeda.Foto selanjutnya membuat
Jina terkejut.Sosok Kim Taehyung itu sedang berpose sambil mengenakan sunglasses warna biru.
Tersenyum tampan.
Deg
Jina agak berdebar memandangi foto Taehyung.
Namun beberapa saat kemudian ia sadar.Bahwa sepertinya
dirinya pernah bertemu dengan seseorang yang sangat mirip di foto itu.
Tepatnya 3 hari yang lalu.
“kenapa namja ini sangat mirip dengan tetangga baru itu,
hanya saja wajah ini sangat ceria, sedangkan dia …uhh sangat mengerikan” Jina
masih bingung.
Gadis itu mulai melamun.
Ingatan tentang beberapa hari yang lalu tiba-tiba sangat
mengganggunya.
.
.
Jimin sedang sibuk menyemprot bunga anggrek yang barusaja
mekar.Tangan itu juga telaten menyingkirkan daun yang sudah kering menggunakan
gunting.
“permisi”
Jimin terkejut dengan suara berat dibelakangnya.
“ada yang bisa saya bantu?” tanya Jimin ragu-ragu.Ia melihat
tampilan sosok didepannya itu cukup membuatnya gemetar.
Wajah yang tirus.
Lengan yang penuh luka.
Jangan lupakan tatapan tajam dari manik kelam itu.Aroma amis
dari darah yang mulai mengering itu menusuk hidung Jimin.
“apa kau pernah menemukan sebuah ponsel di dekat sini?”
Deg
Jimin teringat beberapa hari yang lalu Jina menemukan sebuah
ponsel mewah di jalan menuju perkebunan.Mungkin saja itu milik namja yang
tengah bertanya padanya.
“mungkin kau bisa bertemu dengan kakakku, Jina, sebentar
akan kupanggilkan dia” Jimin berlari untuk memanggil Jina didalam gudang
penyimpanan bibit.
Taehyung- namja itu terdiam.Matanya mengedarkan pandangan kesekitar
bunga-bunga anggrek ungu dan kuning itu.Mereka semua sangat indah dan
cantik.Namun Taehyung justru kembali mengingat almarhum kekasihnya, Nara.Gadis
itu sangat menyukai bunga dan Taehyung sering membelikannya bunga yang cantik
untuk ditanam.Termasuk anggrek ungu dan kuning.
Ia membuang nafasnya berat.
Kenyataan bahwa sosok kekasih yang sangat ia cintai itu
sudah meninggal, membuatnya tersiksa.
“apakah anda yang tinggal dirumah itu?” Taehyung menoleh ke
asal suara.
Jina menghampirinya dengan membawa satu pot kecil bibit buah
stroberi.
Taehyung mengangguk.
“hmm aku menemukan ini di jalan” dikeluarkannnya benda pipih
itu dari saku celananya.
Taehyung merebut cepat benda miliknya dan segera memeriksa
apakah isi datanya masih sama.
Jina mendecih pelan.
‘bagaimana bisa ada
orang kasar seperti dia?’ batin Jina kesal.
Raut wajah Taehyung berubah lega karena semua foto
kenangannya bersama Nara masih utuh.
“terima kasih, ini memang milikku” Jina memutar bola matanya
malas.
“aku memang ingin mengembalikannya padamu, tapi ..”
Jina belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tapi sosok itu
sudah berjalan cepat menjauh dari Jina dan Jimin yang masih terheran.
“ckckck, baru kali ini aku bertemu dengan orang macam dia,
dingin sekali” Jina mendesis lalu melangkah meninggalkan Jimin.
Jimin masih menatap Taehyung yang tak lama kemudian memasuki
pagar rumahnya dan terdengar bunyi pintu yang ditutup.
“orang itu aneh sekali” gumamnya lirih.
.
.
Taehyung melirik kalender duduk di nakas tempat tidurnya.
Hari ini sudah 40 hari semenjak kepergian Nara.Kekasihnya.
Kini raut wajah yang sebetulnya sangat tampan itu berangsur
tirus dan pucat.Tak ada secuil senyuman yang terukir di bibirnya.
Namja itu melangkahkan kedua kakinya menuju pusara
itu.Dengan perlahan ia menjatuhkan dirinya didekat makam kekasihnya dan memutar
video peninggalan Nara akhir tahun lalu saat Natal.
“aku sangat
mencintaimu, Taehyung-ah, aku akan memilihmu sebagai pasanganku yang abadi
seperti hari natal yang akan selalu datang setiap tahun, sarangahaeyo”.
Nada ceria itu terus berputar berulang kali hingga tetesan
air mata namja berambut kelam itu jatuh.
Merembes ke tanah kering disekitar kakinya.
Srak
Kim Taehyung sebenarnya adalah tipikal namja yang humoris
dan bersemangat.Namun kejadian tragis itu sudah merenggut senyum dan
tawanya.Hidupnya kosong dan ia tak tahu harus melangkah kemana.
Setiap waktu, ia selalu mengingat rasa sakit karena
kehilangan Nara.Dan satu-satunya yang ia lakukan adalah berkunjung ke pusara
kekasihnya dan merutuki dirinya sendiri.
“maafkan aku, aku tidak sanggup menjagamu…”
Ia mengeluarkan bungkusan kain hitam itu.Diambilnya sebuah
pecahan cermin milik Nara dan ia berniat untuk melukai dirinya lagi.
Taehyung merasa tidak mampu untuk hidup sementara orang yang
ia cintai sudah bersemayam dialam yang berbeda.
Mentalnya sudah terjatuh dalam jurang depresi paling dalam.
Apa yang ia rasakan hanya rasa sakit dan rasa bersalah yang
amat besar.Hingga perasaan itu merobek hati kecilnya.
“aku akan membantumu meringankan rasa sakit itu”
Crat.
Darah segar mengucur pelan menuju ujung jemari panjang
itu.Taehyung mengulanginya lagi.
“rasa sakit ini tidak sebanding dengan apa yang kau alami
saat itu”
Crat
Luka menganga itu terbuka kembali.Luka yang seharusnya sudah
mulai pulih itu kembali mengeluarkan cairan berwarna merah pekat.
Aroma amis dari darah namja itu mendominasi udara
sekitarnya.
Taehyung melukai tubuhnya lebih banyak hari ini.
Seseorang yang berdiri dibalik semak itu memekik keras.
“AAAARRG, APA YANG KAU LAKUKAN??”
Taehyung menoleh mencari sumber suara.
Sosok berambut sebahu itu berjalan terhuyung karena terkejut
dengan tingkah aneh Taehyung.Ia ketakutan.
Kim Taehyung mencoba berdiri walaupun kepalanya sudah pening
dan pandangannya mulai kabur karena ia mengeluarkan banyak sekali darah.
Eun Ji Na melangkah mundur ketika sosok tampan itu
mendekatinya.Dalam benak gadis itu ia sangat takut namun ia juga merasa kasihan
di waktu yang bersamaan.
‘orang ini…sangat mengerikan’ batin Jina panik.
Taehyung melempar tatapan tajam pada gadis itu dan semakin
mendekatinya.Ia mencengkeram sebuah pecahan cermin yang sudah berlumuran
darahnya sendiri.Ia todongkan benda itu di wajah Jina.
“kau lihat? Apa ini?”
Jina menggeleng cepat.Ingin rasanya ia lari dari hadapan
Taehyung saat itu juga, namun kedua kakinya seolah terkunci.
“aaa..apa yang kau lakukan…disini?”
Taehyung menyingsingkan lengan kaus panjangnya dan
memperlihatkan luka-luka mengerikan itu pada Jina.
“ya Tuhaannn…..kau ini sebenarnya apa????”Jina menutup
mulutnya dan kedua kakinya mulai gemetar hebat.Segala pikiran buruk menutupi
otaknya.
‘aku tidak mau mati sekarang’ batinnya panik.
“apa kau takut?” ejek Taehyung.Kedua manik tajam itu semakin
berkilat menakutkan.
Jina membeku saat jemari berlumuran darah segar itu
menyentuh dagunya.
Amis.
Taehyung mengusapkan sebagian darah yang membasahi jemarinya
pada pipi Jina.Senyuman itu bukanlah senyuman kepuasan, namun Kim Taehyung
mengulas senyum tipis itu sembari menitikkan airmatanya.
Tangisan pilu dan menyakitkan.
“apa kau takut mati?”
Jina menggigiti bibir bawahnya dan menepis jemari ramping
itu menjauh dari pipinya.
TBC
Komentar
Posting Komentar