Author : Kaizza24
Title : The Broken Mirror
Main cast : Kim Taehyung, Eun Ji Na
OC : Find it yourself
Genre : Tragedy/AU/Romance/Hurt/Slight Psycho
Disclaimer :
FF ini murni hasil pikiran author dan sama sekali tidak mengambil contoh plot yang ada di FF lain.Karya ini jauh dari kata plagiat atau copy-cat.Hargai karya author dan selamat menikmati.
Don’t be silent reader and give it a lot love.
RnR jusseyo
.
.
.
Bayangan kenangan pahit itu masih sama.Masih menyelimuti sisi hidup namja bernama Kim Taehyung.
“Kepergiannya meninggalkan bekas luka yang sangat dalam.
Hingga madu pun akan terasa pahit jika melewati kerongkonganku.
Masih sangat sulit diterima.
Dan pecahan cermin ini akan selalu mengingatkanku akan rasa sakit yang kau terima.”
36 hari yang lalu.
Peristiwa yang membuat hati dan seluruh hidupnya hancur.
Gadis bernama Song Na Ra itu.Gadis yang sangat Taehyung cintai, kembali pada pangkuan Tuhan.Dalam kecelakaan yang tak akan pernah Taehyung lupakan seumur hidupnya.
Tak ada senyum yang menghiasi.
Semuanya gelap dan menyiksa batin.
Rangkaian potongan memori indah yang pernah ia ciptakan bersama Na Ra, hanya sebuah sejarah yang tak akan pernah terulang.Tiada kata yang bisa menjelaskan bentuk rupa hati Taehyung saat ini.
Hari-harinya sangat penuh dengan airmata.
Namja itu menghabiskan waktunya untuk memandangi secarik foto Na Ra yang ia pajang dimeja kamarnya.Matanya hanya fokus pada benda terbuat dari kertas itu puluhan hari sejak Na Ra meninggal.
Kematian Na Ra, Taehyung selalu berpikir itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.Jika saja hari itu ia tidak memaksanya untuk ikut perjalanan mereka ke Macau, mungkin saja ia masih bisa memeluk Na Ra dengan bahagia hari ini.
Flashback
Akhir bulan April, Taehyung sudah merencanakan bersama Na Ra untuk melakukan traveling ke Macau dalam rangka kado anniversary hubungan mereka yang ketiga tahun.Rencana manis itu sudah sedemikian mereka susun dan saat hari keberangkatan itu tiba, Na Ra, jatuh sakit.Gadis itu sakit karena terlalu lelah menyiapkan perjalanan mereka.Hari itu
Taehyung mendapat telepon dari kekasihnya perihal dirinya yang sakit, namun Na Ra hanya memberitahu bahwa ia sedikit flu dan mungkin akan terlambat menuju bandara.Sedangkan Taehyung yang hampir sampai di bandara, menghentikan laju mobilnya dan menepikannya.Jadwal penerbangan mereka tinggal satu setengah jam lagi.Dan waktu itu tidak cukup jika harus menunggu kekasihnya sampai di bandara.Jelas mereka akan ketinggalan pesawat.
“jadi bagaimana? Apa kau akan membiarkan aku berangkat sendiri?”
“aku akan menyusul sebentar lagi, tunggulah”
“tapi Nara, kita akan telat, pesawatnya akan berangkat tidak lama lagi”
“aku tahu, jadi tunggu aku disana sebentar lagi, aku akan cepat”
Tut tut tut.
Panggilan itu terputus sepihak.
Taehyung kecewa mendengar Na Ra berbicara dengan suara seraknya di ponsel.Wajah tampan itu murung dan bersandar pada badan mobilnya, ia menghela nafasnya dalam-dalam.Ia hanya kesal mengapa Nara baru menghubunginya dan memberitahukan kalau ia terserang flu.Mengapa tidak kemarin saja.
Di tempat lain.Na Ra sedang terbaring lemas dirumah sakit.Dokter yang memeriksanya mengatakan ia menderita gejala sesak nafas.Dan mau tidak mau Na Ra harus mendapatkan treatment khusus sebelum pulang.
Gadis itu berulang kali melihat jam tangannya.Ia sangat mencemaskan Taehyung.
“dokter, apakah prosesnya memakan waktu lama, aku akan segera berangkat ke Macau 1 jam lagi” Na Ra semakin khawatir saat kekasihnya itu tidak membalas pesannya.
Kling
‘aku akan pulang, lupakan saja perjalanan ke Macau kita’ airmata Nara terjatuh membaca isi pesan dari Taehyung.
Deg
Gadis itu menundukkan kepalanya yang berat dan detik berikutnya semua alat yang terpasang ditubuhnya, ia lepaskan paksa.Ia bergegas turun dari ranjang dan memakai sepatunya asal.
Na Ra berlari menuju pintu keluar rumah sakit.Ponsel itu menempel di telinganya sembari pandangannya mencari dimana pemberhentian taksi terdekat.
Taehyung tidak menjawab telepon Na Ra.
Gadis itu berurai airmata dan semakin mempercepat laju kedua kakinya yang mulai lemas.Dadanya sangat sesak dan ia mencengkeramnya sekedar untuk membantu menahan rasa sakit yang datang.
“Taehyung-ah, angkat teleponnya, jebal” gumamnya putus asa.
Ia terus berlari sekuat tenaganya dan berhasil mendapatkan sebuah taksi.Taehyung masih belum menjawab panggilannya.Ia cemas jika Taehyung kecewa dan tidak akan menemuinya lagi karena hari ini.
“ahjussi, bisakah anda lebih cepat, aku sangat terburu-buru”
Na Ra mengirim banyak pesan untuk Taehyung agar kekasihnya itu tidak marah.Ia juga menyumpahi mengapa tubuhnya bisa jatuh sakit ketika hari yang mereka inginkan tiba.Rencana itu semakin mendekati kata gagal.
“Taehyung-ah, aku dalam perjalanan ke bandara sekarang, tunggu aku disana ne, kita bisa memesan tiket untuk penerbangan selanjutnya, tidak usah ke Macau, kita bisa memilih pulau Jeju atau kemana saja asal kau tidak pulang, jebal” tangisannya mulai pecah disela-sela pesan suara yang ia kirim pada Taehyung.Ponsel Taehyung tidak dapat menerima panggilan.
Dada Nara amat sesak dan nyeri.Ia menepuk-nepuknya seolah mengusir rasa sakit itu pergi.
Namun, tiba-tiba.
BRRUAAGGGH PRAAANNGGG DUAAAGGGHHHH
Taksi itu menghantam mobil van yang melaju kencang kearah berlawanan.Kecelakaan hebat itu tak bisa dihindari oleh supir taksi.
Kaca taksi itu remuk dan hancur berkeping-keping.
Nara, gadis itu masih sedikit bernafas.Seluruh tubuhnya terluka parah karena pecahan kaca mobil yang menancap menembus kulit tubuhnya.Ia menyadari barusaja terjadi kecelakaan hebat menimpanya.Perlahan ia memejamkan kedua matanya.Rasa sakit ditubuhnya tidak seberapa jika harus dibandingkan ia akan kehilangan Taehyung.Ia masih menggenggam ponselnya kuat.Yang bisa ia gerakkan hanya bola matanya saja saat ini.Semua anggota tubuhnya penuh luka mengangga.Mengalirkan darah segar tanpa ampun.
“Tae..hyung..ah, mian..h..ae”darah segar mengalir dari mulutnya.Ia terbatuk.
Pelan tapi pasti, tubuhnya mulai mati rasa.Namun ia masih ingin bertemu
Taehyung, untuk terakhir kalinya.Nara paham ia tidak akan bertahan hidup lebih dari setengah jam dengan kondisinya yang sangat mengenaskan.Separuh tubuhnya terjepit pintu taksi dan samar-samar ia mendengar banyak sirene mobil polisi datang.
Belum ada seseorang yang menyadari bahwa ia masih sekarat –setidaknya.
Nara tersenyum kecil.Sangat kecil.
“Tae…hyung.ah…saranghae..yo”
Semuanya gelap.
Dingin.
Dan bibir pucat pasi itu berhenti gemetar.
Darah pekat terus mengalir dari dalam mulut dan lubang hidung Nara.
Kedua mata itu terpejam untuk selamanya.
Song Nara, baru berusia 22 tahun.Gadis cantik itu sangat mencintai Taehyung selama 3 tahun terakhir.Dan impian mereka untuk berlibur berdua di Macau, luput sudah.Waktu hidup Nara di dunia sudah berakhir.
Tuhan memanggilnya untuk kembali pada pangkuanNya.
Tes
Tes
Tes
Tetesan air hujan yang turun setelah kecelakaan itu terjadi, seolah mengantar kepergian Nara dengan tangisan dari langit.
.
.
Taehyung berdiri di depan jenazah Nara.Tuhan sudah menghukumnya dengan sangat berat kali ini.Lutut itu membentur jalanan dengan keras.Ia menangkup wajah berlumuran darah dibawahnya.Dipeluknya Nara yang sudah tak bernyawa itu erat-erat.
“KEMBALIKAN DIA TUHAN, JANGAN AMBIL DIA SECEPAT INI, AAAAARRRGH”
Namja itu berteriak pilu.
Ia bersikeras menggoyangkan tubuh kekasihnya dan berharap Tuhan mengabulkan teriakannya.
Taehyung menyesali semuanya.Terlebih keegoisannya beberapa jam yang lalu.
Mimpinya untuk pergi bersama Nara sudah digantikan dengan duka mendalam yang merobek hatinya.Otaknya terasa lumpuh dan ia tak dapat berkata apapun dengan tubuh penuh luka itu dalam pelukannya.
Sampai seumur hidupnya, Nara hanya mencintai sosok tampan itu.
Dan Taehyung, seumur hidupnya mengenal Nara, ia selalu egois dan keras kepala.
Flashback end
.
.
.
Rumah mewah itu sudah kosong ditinggalkan pemiliknya pergi.Tepat setelah kecelakaan itu, Taehyung pindah kesebuah rumah kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota Seoul.Ia memilih sebuah tempat tinggal yang letaknya berdekatan dengan pemakaman Nara.
Namja berhidung bangir itu duduk dan membawakan seikat bunga lili putih untuk Nara yang bersemayam di pusara itu.
“rasanya aku mau mati” gumamnya sembari menaruh bunga itu diatas gundukan tanah berbentuk bukit kecil didepannya.
Tubuhnya terjatuh ke tanah.
Diam-diam ia membawa sebuah bungkusan dan membukanya dengan wajah pucat berurai airmata.
Sebuah cermin yang sebelumnya adalah milik Nara.Cermin berbingkai ukiran bentuk hati itu ia genggam dan hanya dengan satu pukulan, ia berhasil memecahkannya.
Taehyung melepaskan jaket dan kemeja panjang yang ia kenakan.Meninggalkan kaus hitam pendek itu menempel ditubuh bagian atasnya.
Udara dingin menyeruak, menusuk kedalam tulang rusuknya.
Tapi ia tidak pedulikan itu.
Crat
Pecahan cermin itu ia goreskan pada lengan tangannya sendiri.Wajah itu sangat putus asa dan seolah mengkesampingkan rasa perih yang timbul,
Taehyung mengulanginya lagi dan kali ini darah segar menetes cepat membasahi celana jeans-nya.
Ia tahu ini perbuatan yang salah.Tapi Taehyung, ia tidak dapat mengukur sebanyak apa ia sudah mengecewakan Nara hingga akhirnya maut yang membuat jarak antara mereka.
Ia memaki dirinya sendiri dan mengulangi goresan pecahan cermin itu ke lengan kanannya.
Luka panjang itu mengeluarkan darah.Taehyung sangat membenci kenyataan bahwa dirinya masih hidup dan tanpa luka sedikitpun.Sedangkan ia masih dapat melihat dalam ingatannya bagaimana Nara meninggal dengan luka mengerikan disekujur tubuhnya.
“kau pasti sangat kesakitan, disana hiks”
Setelah ia puas melukai dirinya sendiri, Taehyung membiarkan tubuhnya menghempas rumput kering disekitar pusara itu.Ia menatap tajam langit mendung diatas sana dan mengadu pada Tuhan.
“Kalau masih mungkin, bangunkan dia Tuhan, aku tidak pernah mengira semuanya begini, aku tidak sanggup lagi “
Airmatanya menetes cepat.Turun ke tanah dan meresap kesana tanpa membekas lagi.
.
.
Sudah seminggu lamanya Taehyung pindah kerumah barunya.Udaranya sejuk dan memang lebih dingin, tetapi ia suka.
Selain itu ia bisa puas memandangi pusara Nara hanya dari balkon rumahnya dilantai 2.
Bukit kecil yang dihiasi karangan bunga yang mulai mengering itu adalah pemandangan yang paling ingin ia lihat setiap ia membuka kedua matanya.Tak peduli itu siang dan malam, ia akan pergi menemani Nara disamping makam bahkan tak jarang hingga ia tertidur.
“akh” Taehyung meringis saat menyadari kedua lengannya terluka cukup serius akibat goresan pecahan cermin milik Nara kemarin.
Ia mengelus pelan dan berharap luka itu cepat mengering, agar ia dapat menggoreskannya kembali dan akan tercipta luka lagi sampai ia merasa semua kesalahannya pada kematian Nara berangsur memudar.
Kepalanya pening saat ia membuka tirai gorden kamarnya.Kedua manik cokelat itu memicing, ia tidak suka cahaya matahari menusuk penglihatannya.
Sret
Ia menutup lagi gorden itu secara kasar.
“seharusnya aku tidak begini” gumamnya lirih.Walaupun kadang ia menyadari bahwa langkahnya untuk menyesali kematian Nara semakin jauh dan ia terperosok kedalam ruang gelap yang mengisi hatinya.Tapi
Taehyung tetap akan teringat betapa menyakitkannya kehilangan Nara.Dan ingatan itu akan membuat hatinya mati rasa.
Tok
Tok
Tok
Taehyung membuyarkan semua lamunanya tentang hari itu.
Ia mendengar suara ketukan dari pintu rumahnya dilantai bawah.Taehyung menengok kecil dari jendela untuk melihat siapa yang datang.
Ia berjalan menuruni tangga dan sampai didepan pintu.
Tok
Tok
Tok
“apa ada orang didalam?” suara seorang gadis menyapa pendengaran Taehyung.
Kriet
“halo, saya tetangga sebelah, ngg bisakah aku meminta bantuanmu?” gadis yang rambutnya hanya sebahu itu tampak terkena lumpur dan memakai satu sisi sepatu.
Taehyung tidak mengatakan apa-apa.Ia terlalu malas untuk berbicara pada orang lain.
Blam
Pintu tertutup keras dan meninggalkan kerutan didahi gadis itu.Ia sangat heran melihat tingkah laku tetangga barunya yang menurutnya sangat sombong.
“tsk, apa sulitnya membantuku sedikit, dasar pria muda yang payah”gadis itu pergi meninggalkan halaman rumah Taehyung dan menggerutu karena sepatunya masuk kedalam lumpur dan ia harus berjalan berjingkat agar tidak terkena batu menuju rumahnya.
“ngg ngomong-ngomong, tadi kulihat pria muda itu tangannya mengeluarkan darah, penampilannya juga mengerikan hii”
“apa jangan-jangan dia itu seorang pembunuh yang melarikan diri kesini? menakutkan” setelah berbicara sendiri, gadis itu akhirnya menghilang di tikungan.
.
.
Drrrt drrrrt
Ponsel Taehyung bergetar untuk yang ketujuh kalinya.Ia menatapnya malas dan enggan menjawab panggilan dari sang ibu.
Merasa terganggu, ia melempar ponselnya keluar jendela dan benda itu tak sengaja terjatuh tepat dihadapan seseorang yang melewati depan rumahnya.
Tuk
Gadis itu membulatkan kedua matanya heran.Ia melihat ke kanan dan kiri, mencari seseorang yang mungkin sudah menjatuhkannya.Ia memungutnya dan membersihkan penutup ponselnya dari debu.Seperti benda berharga miliknya, sosok berambut sebahu itu diam-diam membawa pulang ponsel milik Taehyung dalam dekapannya.
TBC
Komentar
Posting Komentar