Author
: Kaizza24
Main cast : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi
OC : BTS member
Genre : Romance/AU/Slight comedy
Rate : T to M
Length : chaptered
Main cast : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi
OC : BTS member
Genre : Romance/AU/Slight comedy
Rate : T to M
Length : chaptered
Disclaimer
:
Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.
Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.
Don’t
be silent reader, RnR jusseyoo !
.
.
.
.
.
“ah
ne ssaem… ini… untukmu” Taehyung mendongak heran melihat sebuah kotak berukuran
box tempat jam tangan dengan pita biru itu mendarat di mejanya.
“apa
ini?” tanyanya.
“itu
hadiah ulang tahun untuk Kim sonsaengnim, walaupun sedikit terlambat, saengil
chukkae” jawabnya malu-malu.
Dokter
Lee memang masih sebagai junior dibanding Taehyung.Namun
Taehyung selalu bersikap menghormati kepada semua rekan sesama dokter.
Taehyung selalu bersikap menghormati kepada semua rekan sesama dokter.
Ia
mengangguk paham.
“oh
terima kasih untuk ini, tidak usah repot-repot seharusnya” dokter Lee tersenyum
senang.Kado darinya diterima.
“kalau
begitu aku permisi ssaem”
“baiklah”
Taehyung mengernyit memandang kotak itu.Namun ia tak segera membukanya karena
ia mendapat telepon dari ruang emergency.Ia berlari menuruni tangga dan sampai
disalah satu pasien korban tabrak lari sedang mengerang kesakitan karena luka
di bagian perutnya.
Taehyung
bergegas memeriksa luka itu dan berusaha menghentikan perdarahannya.
“tekan
temporal artery dan facial artery-nya” ucap Taehyung pada seorang perawat yang
membantunya.Gerakan menekan titik-titik tertentu itu membantu mengurangi aliran
darah pada luka.
Taehyung
sudah melakukannya dengan baik, namun alat pendeteksi detak jantung itu menunjukkan
kondisi pasien melemah.Pasien itu harus cepat ditangani dan dilakukan operasi
pembedahan.
“perawat
Park tolong siapkan ruang operasi sekarang “pinta Taehyung seraya memberikan
tindakan medis kepada pasien dengan cekatan.
Namja
itu berlari menuju ruang operasi dan menyalakan mesin alat anestesi yang akan
dipasangakan pada tubuh pasien agar lebih aman saat dilakukan pembedahan.
Dari
jauh seseorang sedang memandang kesigapan dokter tampan itu dengan senyum tipis
terukir diwajah cantiknya.
‘ahh
aku merindukan dia’ batin dokter berambut pendek itu sambil tersenyum.Ia masih
berdiri diantara koridor menuju ruangannya.
“apa
yang dia lihat?” gumam gadis berambut gelap itu tak sengaja mendapati dokter
Lee yang intens menatap kekasihnya dari jauh.
Hatinya
bergejolak tak enak.
.
.
“apa kau lelah?” tanya Taehyung pada Rimi.Saat ini mereka berdua sedang berjalan santai untuk menikmati udara sore hari.Lumayan untuk melepaskan rasa penat seharian dirumah sakit.
.
.
“apa kau lelah?” tanya Taehyung pada Rimi.Saat ini mereka berdua sedang berjalan santai untuk menikmati udara sore hari.Lumayan untuk melepaskan rasa penat seharian dirumah sakit.
Rimi
mengangguk kecil.Sebenarnya ia ingin sekali bertanya siapa dokter berambut
pendek yang menatap Taehyung tadi.Namun ia urungkan karena hal seperti itu
terdengar kekanakan sekali menurutnya.
“apa
yang kau pikirkan hm,?” Taehyung menyentuh kedua pundak Rimi.
Angin menyapu lembut rambut gelap itu.
Angin menyapu lembut rambut gelap itu.
“tidak
ada ssaem, hanya sedikit mengantuk hehe” ucap Rimi sekenanya.Namun ia dapat
melihat raut wajah Taehyung tak percaya.
“bagaimana
kalau kita minum kopi saja?”
Taehyung
tersenyum dan menggenggam jemari Rimi menuju kafe favorit mereka.
Tiba-tiba
seseorang mendatangi meja mereka dengan tanpa sungkan duduk disamping
Taehyung.Sontak membuat Rimi merasa canggung dan tidak nyaman.
“oh
dokter Lee, bersama siapa?” tanya Taehyung sekedar formalitas saja.
Ia
menatap sekilas wajah Rimi yang berangsur agak redup.
“kebetulan
aku melihat Kim sonsaengnim di pintu keluar, dan aku juga membutuhkan secangkir
latte.. sepertinya” Taehyung tersenyum kecil dan memanggil seorang pelayan
untuk dokter Lee memesan.
“selamat
malam Lee sonsaengnim” sapa Rimi membungkukkan badannya.Bagaimanpun juga ia
sebagai seorang perawat harus memberikan sapaan yang sopan.
Wanita
muda itu menoleh seolah baru menyadari ada Rimi disitu.
“ah
ne, hmm kalau boleh tahu siapa ini, Kim sonsaengnim?”Rimi semakin canggung dan
tidak percaya diri dengan keberadaan dokter Lee disitu.
“namanya
Hwang Rimi, kenalkan Rimi-ya, ini dokter Lee.Dia dari bagian spesialis anak,
divisi pediatric” Taehyung tersenyum.
“senang
berjumpa dengan anda dokter Lee, mohon bimbingannya” ucap Rimi agak kaku.
Wajah
dokter Lee berubah ketika mendengar kata ‘mohon bimbingannya’ dari Rimi.
“apakah
Rimi-ssi bekerja di rumah sakit?, wah kebetulan sekali ya” ucapnya terkekeh
kecil.
Taehyung
menjelaskan jika Rimi bekerja sebagai perawat baru di rumah sakit.Tidak ada
yang salah dengan itu, namun entah mengapa tatapan dokter Lee terasa mencemooh
menurut Rimi.
“wahh
kalau begitu kau beruntung sekali Rimi-ssi, sangat jarang terjadi Kim sonsaeng
bisa sedekat ini dengan para perawat” Rimi mulai tidak suka dengan nada bicara
dokter kulit itu.Sekali-sekali ia meneguk kopinya banyak-banyak karena udara
disekitarnya mendadak pengap.
Taehyung
memang seorang yang banyak dikagumi karena kecerdasannya.Termasuk dokter Lee,
ia adalah salah satu dari banyak dokter muda yang menyukai Taehyung.Namun namja
pemilik mata tajam itu hanya bersikap biasa.
Rimi
mulai berpikir luas tentang itu.
“benarkah?”
gumamnya lalu menyeruput cappuccino nya yang tinggal sedikit.
Taehyung
melihat sikap Rimi mulai tidak nyaman.Ia berusaha menjaga agar pembicaraan
mereka tidak semakin jauh membahas betapa dekat hubungan antara dokter sekelas
Taehyung dengan seorang perawat yang bahkan masih magang.
“bagaimana
dengan acara pertunanganmu dokter Lee? Kudengar dari dokter Shin anda akan
melangsungkan acara itu segera setelah kembali dari Swiss?” pertanyaan Taehyung
seolah menohok dokter Lee.
Suasana
menjadi semakin kikuk.
Hening.
Hening.
Hanya
bertatap pandangan penuh tanya antara mereka bertiga.
“hm
itu, rencana sebelumnya memang begitu, tapi, aku tidak berpikir untuk
melanjutkan hubungan itu, kurasa” Taehyung mengangguk paham.
“ah
begitu, sebelumnya kupikir itu adalah kabar baik, ternyata seperti itu
akhirnya” ucap Taehyung yang sejujurnya terkejut dengan perkataan dokter Lee
yang membatalkan acara pertunangannya.
Rimi
hanya ikut menyimak saja.Ia belum terlalu mengetahui seluk beluk para dokter
dirumah sakit.
.
.
.
Minggu ini seperti undangan yang diterima oleh Taehyung, ia akan menghadiri meeting di aula rumah sakit.Ia sudah berada diruangannya menunggu rekan yang lain.Perlahan ia memainkan bolpoin berwarna hitam metalik itu ditangannya.Ia tersenyum ketika membayangkan Rimi memberikan kado dimalam ulang tahunnya hampir 1 bulan yang lalu.
.
.
.
Minggu ini seperti undangan yang diterima oleh Taehyung, ia akan menghadiri meeting di aula rumah sakit.Ia sudah berada diruangannya menunggu rekan yang lain.Perlahan ia memainkan bolpoin berwarna hitam metalik itu ditangannya.Ia tersenyum ketika membayangkan Rimi memberikan kado dimalam ulang tahunnya hampir 1 bulan yang lalu.
Taehyung
ingat doter Lee memberikan sesuatu padanya sebagai hadiah ulang tahun.Dibukanya
laci itu.
“ini
barang mahal, kenapa dia membuang uangnya seperti itu?” gumamnya heran.Taehyung
memasukkannya lagi kedalam laci karena ia mendengar suara langkah seseorang.
Tuk
Ia
meletakkan bolpoin itu di mejanya.Bersamaan dengan itu ada seseorang yang
memasuki ruangan Taehyung membawa sebuah map dan dokumen lain ditangannya.
Ya.Bisa
ditebak, itu adalah dokter Lee.
“Kim
sonsaengnim, mari kita menuju aula, acara akan segera dimulai” ucapnya.
Taehyung
hendak memasukkan bolpoin pemberian Rimi kedalam saku namun bolpoin itu justru
terjatuh.
“ah
biar kuambilkan, aha, sepertinya ini bolpoin baru, benar kan ssaem?”
Taehyung
mengambil bolpoin itu segera dan mengatakan itu tidak ada urusannya dengan
dokter Lee.
Wanita
muda itu merasa gemas dengan tingkah Taehyung.
Sedangkan,
mari kita lihat apa yang sedang dipikirkan Rimi dari balik tangga.Ia menatap
keakraban Taehyung bersama dokter Lee.Perlahan ia menunduk lesu.Didalam
otaknya, ia mulai berpikiran bahwa ia tidak sederajat dengan Taehyung untuk
disandingkan sebagai kekasih.
“aku
hanya seorang perawat biasa” gumamnya lirih.Nada yang terdengar putus asa itu
menyudahi pandangan Rimi pada kekasihnya bersama dokter Lee yang berjalan
menuju aula rumah sakit.
“hei,
kau kenapa Rimi-ya?, kelihatannya suram sekali?” goda perawat Heesun.Sejauh ini
hanya perawat senior bernama Jung Heesun-lah yang dekat dengan Rimi.
“tidak
ada apa-apa sunbaenim” ucapnya sambil lalu.
Perawat
Heesun mengernyitkan dahinya.Sikap Rimi mengundang banyak tanya di pikiran
wanita berusia 38 tahun itu.
“dasar
anak muda” gumamnya.
.
.
Kegiatan Rimi semakin banyak seiring dengan menjelang berakhirnya masa magangnya.Sudah hampir 1 bulan ia resmi menjalin hubungan dengan Taehyung.Semenjak meeting itu, kekasihnya juga menjadi lebih sibuk.
.
.
Kegiatan Rimi semakin banyak seiring dengan menjelang berakhirnya masa magangnya.Sudah hampir 1 bulan ia resmi menjalin hubungan dengan Taehyung.Semenjak meeting itu, kekasihnya juga menjadi lebih sibuk.
Gadis
dengan rambut dikuncir rendah itu melamun di meja resepsionis rumah
sakit.Beberapa waktu lalu ia mengecek ponselnya dan sudah 2 hari ini Taehyung
tidak menelepon dirinya.Hanya beberapa sms yang mengingatkannya supaya makan
teratur dan tidur nyenyak.
Itu semua membosankan ketika Rimi justru melihat kekasihnya itu semakin akrab dan sering bertemu dengan dokter Lee.
Itu semua membosankan ketika Rimi justru melihat kekasihnya itu semakin akrab dan sering bertemu dengan dokter Lee.
Sebetulnya
itu wajar karena mereka adalah rekan sesama dokter.
Tapi
itu mengganggu.
Hatinya
mulai dongkol karena hal itu.
“hei
sayang” bisik seseorang membuyarkan lamunan Rimi seketika.
Blush
Kalau
ia tak salah mendengar, tadi ia memanggilnya ‘sayang’.
Wajah
Rimi sudah merona dan jantungnya berdebar hebat menatap Taehyung yang sedang
tersenyum sangat manis dengan rambut berwarna cokelat gelapnya.Ia sangat
tampan.
“ahh
kim sonsaengnim, ehm ada yang bisa saya bantu?” Rimi berusaha bersikap
profesional.
Ada
banyak perawat disekitarnya.Ia berdoa agar mereka tidak mendengar sapaan intim
dari dokter tampan itu.
“tolong
berikan saya laporan pasien Hong Do San di ruang ICU” pintanya ramah.Perawat
lain mulai menyikut siku Rimi dan menyuruhnya cepat memberikan apa yang
Taehyung minta.
“ini
ssaem” ucapnya malu-malu.Taehyung sempat membuat wink pada Rimi kalau ia tak
salah melihatnya.
“terima
kasih, perawat Hwang” ucapnya meninggalkan meja resepsionis dengan senyum
menawan itu.
“kau
lihat, hyaa, senyumannya sangat menawan ya” bisik-bisik mulai ramai diantara
perawat-perawat itu.Hanya Rimi yang terdiam, ia masih merona mengingat suara
berat itu memanggilnya seperti itu.
“beruntung
sekali jika kita bisa menjadi pacarnya, wahh” perawat Heesun mulai
bersuara.Senior Rimi yang satu itu memang belum menikah diusianya yang hampir
menginjak angka 40.
Rimi
menggeleng lucu.
.
.
.
From. My 4D Doctor
Apa kau marah hm?
.
.
.
From. My 4D Doctor
Apa kau marah hm?
Rimi
mengulang tiga kata isi dari pesan singkat Taehyung.Kalau boleh jujur, ia
memang marah karena Taehyung tidak berusaha melarang dokter Lee untuk meminjam
bolpoin pemberiannya itu.Tadi siang ia mendapati bolpoin milik kekasihnya
dipakai oleh dokter Lee menandatangani dokumen milik pasien.Tidak hanya itu,
Rimi juga melihat dokter Lee berlama-lama memakainya, seolah tidak mau
mengembalikannya.
Gadis
itu berjalan kesana kemari didalam kamar.
Drrt
drrt drrrt
Taehyung
meneleponnya.Dengan sedikit kesal ia menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
“hmm
ada apa ssaem?” tanyanya datar.
“kenapa
tidak membalas pesanku, apa soal bolpoin itu?”suara Taehyung menyapa telinga
Rimi.
Suara
dengan nada lembut ini selalu membuat Rimi berdebar, entahlah.
“aniyeo
ssaem, aku barusaja dari kamar mandi” Rimi mencari alasan yang logis.
“kenapa
kau berbohong hm?” Rimi seketika panik dan melihat sekitar kamarnya,
jangan-jangan Taehyung sedang mengintipnya.
“da..darimana
kau tahu, ssaem?, ah maksudku aku tidak begitu, ahhh sudahlah”
Tut
tut tut
Rimi
kehilangan semua kata-katanya.Ia tak memang tak dapat membohongi Taehyung.Ia
akan selalu tahu jika dirinya berbohong.
“aishhh,
menyebalkan” umpatnya lalu melempar ponselnya ke ranjang.
Sementara
itu di sebuah apartemen, seorang dokter muda itu terkekeh pelan mendengar
kekasihnya cemburu.
“seperti
gadis SMA, hikhik” Taehyung tertawa sendiri dibalkon kamarnya.
“apa yang kau tertawakan hyung !” teriak Jungkook, sang adik.
Ia menggeleng aneh.
.
.
“minggu depan kalian semua akan menjalani ujian untuk menentukan apakah kalian bisa diterima bergabung di rumah sakit ini atau tidak, bagi yang diterima, pengumumannya akan diumumkan melalui e-mail masing-masing, jelas?”ucap Taehyung menjelaskan perihal uji kompetensi yang akan dilakukan minggu depan.
Rimi
dan keenam temannya mendesah lesu.Mereka berpikir memang tak mudah untuk bisa
bekerja di rumah sakit sebesar ini.Pasti membutuhkan banyak pengorbanan.
“saya
berharap kalian semua bisa diterima dengan baik, dan saya sendiri akan
membelikan makanan enak bagi peraih nilai tertinggi” semua mata membulat karena
ucapan Taehyung.
Setidaknya
itu memberikan dorongan semangat yang lebih besar untuk Rimi dkk.
“benarkah
ssaem?” tanya seorang teman Rimi tak percaya.
Taehyung mengangguk pasti.Matanya berbinar melihat semangat para perawat magang didepannya.Terutama pada sosok manis Rimi.
Taehyung mengangguk pasti.Matanya berbinar melihat semangat para perawat magang didepannya.Terutama pada sosok manis Rimi.
“terima
kasih Kim sonsaengnim !”mereka kompak mengucapkannya karena merasa excited.
Namja
itu keluar dari ruangan perawat menuju ruangan kerjanya.
Ada
sebuah amplop disana.
Sret
Taehyung
membuka amplop itu dan mulai membaca isi surat itu dalam hati.
Betapa
kagetnya ia karena isi surat itu adalah dari dokter Lee yang mengatakan bolpoin
milik Taehyung tak sengaja ia hilangkan dijalan.Sontak kalimat itu membuat
Taehyung geram.
Komentar
Posting Komentar