Author
: Kaizza24
Main cast : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi
OC : Jeon jungkook, Jimin, Hoseok, Lee Hana
Genre : Romance/AU/Slight comedy
Rate : T to M
Length : Chaptered
Main cast : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi
OC : Jeon jungkook, Jimin, Hoseok, Lee Hana
Genre : Romance/AU/Slight comedy
Rate : T to M
Length : Chaptered
Disclaimer
:
Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.
Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.
Don’t
be silent reader, RnR jusseyoo !
“kenapa
kau menangis, hm?” Rimi memeluk namja tampan itu erat-erat.
Senyum bahagia tercetak jelas di wajah Taehyung.
Senyum bahagia tercetak jelas di wajah Taehyung.
“Kim
sonsaengnim, hiks, aku...aku juga sangat menyukaimu hiks hiks” tangisan itu
rupanya bentuk kebahagiaan Rimi yang sangat besar.Ia memeluk tubuh Taehyung
seolah ia tak ingin kehilangannya.
This
is miracle , inilah keajaiban.
“sudah
kubilang jangan memanggilku begitu, sayang” Taehyung merapikan poni Rimi yang
berantakan karena pelukannya tadi.
“sa..yang?”
Rimi hanya tak mampu melukiskan betapa bahagianya ia sekarang ini.
“ayolah,
kita sudah berciuman tadi, jadi tak bolehkah aku memanggilmu begitu hmm?”
Taehyung mencubit pipi Rimi gemas.Ia menggoda Rimi dengan menggigit sudut
bibirnya sexy.
Blush
Rimi
merona sekali lagi mendengar panggilan dari Taehyung itu.Ia mengipaskan bantal
kecil di wajahnya.Ia merasa wajahnya sangat panas.
“hahhaha”
tawa Taehyung pecah melihat reaksi Rimi yang lucu.
.
.
.
“ya Jungkook-ah, jangan lupa kau bawakan Taehyung-ie hyung beberapa kimchi dan daging” sahut sang ibu yang sedang berganti baju dikamar beliau.
.
.
.
“ya Jungkook-ah, jangan lupa kau bawakan Taehyung-ie hyung beberapa kimchi dan daging” sahut sang ibu yang sedang berganti baju dikamar beliau.
Jungkook
hanya berdehem kecil yang tidak bisa didengar ibunya.Ia berjalan malas menuju
dapur dan mengambil botol air mineral.
“ahh
segar” gumamnya menggeliat.Manik kelam itu terkejut ketika melihat berbagai
masakan buatan ibunya sudah tersaji di meja dan tinggal memasukkan kedalam
wadah berbentuk kotak bersusun tersebut.
“whoa
enak sekali aromanya, ck eomma pilih kasih, hyung dibuatkan kalbi sebanyak ini,
kalau semuanya dihabiskannya …. dia bisa-bisa cacingan nanti..Masa seorang
dokter cacingan?, kan tidak elit kekeke..ups” ocehnya lalu menyunggingkan smirk
andalannya.
Ia
mengambil mangkuk dan piring dari lemari kaca dibelakangnya dan mulai mencicipi
semua makanan yang masih hangat itu.
“Jeon
Jungkook?” tegur sang ibu yang sudah bersiap dengan membawa baju hangat
beliau.Jungkook tersedak karena kaget.
“eomma,
benar-benar mirip dengan hyung, selalu mengagetkan aku ishh” ucapnya sambil
masih mengunyah potongan daging terakhir di mangkuknya dengan tergesa.
Nyonya
Lee menggeleng dan menyuruh putra keduanya itu segera bersiap karena hari sudah
semakin siang.
“chakkamanyeo,
kenapa eomma membawa banyak sekali baju?, seperti orang pindah saja?” Jungkook
mengamati tas besar milik ibunya itu dengan mata melebar.
“eomma
ingin menginap di apartemen hyung beberapa hari, masa kau tidak ingat, 2 hari
lagi Taehyung berulang tahun” jawab beliau tenang.Jari-jari yang masih lentik
itu menata rapi semua makanan yang sudah ia masak untuk Taehyung.
1
jam setelah perjalanan mereka berdua akhirnya turun di depan apartemen milik
Taehyung.
Gedung
berlantai 20 itu begitu megah dan berkelas bagi setiap orang yang
melihatnya.Tak terkecuali nyonya Lee sendiri.Ia mengingat sudah lama sekali
tidak menginap dan menghabiskan waktu berharga bersama kedua putranya.
“ayo
Jungkook-ah bantu ibu membawa ini” Jungkook meminta ibunya tak usah membawa
satu barang pun dan membiarkan dirinya yang membawanya.
Belum
sampai di pintu lift, mereka dikejutkan oleh seseorang yang memakai setelan
pakaian olahraga dan menenteng botol air mineral.
Tap
tap tap
“oemma,
Jungkook-ah !, kenapa tak menelepon? Aku bisa menjemput kalian, ah oemma” namja
dengan surai cokelat muda itu membantu membawakan beberapa barang milik nyonya
Lee.Ia tampak merasa bersalah sekaligus senang karena ibu dan adiknya datang
untuk menginap.
“apa
hyung sedang cuti?” tanya Jungkook ketika mereka sudah berada di ruangan
Taehyung.
Taehyung
mengangguk dan mengelap keringat di pelipisnya.”iya, 1 minggu”
“Taehyung-ah,
kenapa ruanganmu sama sekali tidak berubah?, seharusnya kau menggunakan gorden
berwarna hijau agar lebih segar” sang ibu sudah berkomentar saat mengamati
ruangan yang didominasi warna hitam dan cokelat itu.Sofa empuk bermotif kulit
macan itu juga masih setia menemani putra tertuanya itu.
Taehyung
tersenyum lucu.
“ah
biarkan saja oemma, lagipula hanya kalian yang datang kemari, mereka (orang
lain) tidak berkomentar apa-apa” ucap Taehyung sekenanya.Sebetulnya ia hanya
malas mengganti interior rumahnya yang selalu sama sejak 3 tahun terakhir.
“selera
hyung itu terlalu monoton, ah payah” sahut Jungkook sambil mengikuti arah
pandangan ibunya yang kini memeriksa kondisi kamar Taehyung.
“apa
ini hyung?” tanya Jungkook saat ia tiba-tiba melihat sebuah syal cantik
berwarna merah muda itu tergeletak di lantai.Jungkook mengernyit heran karena
syal itu jelas selera seorang gadis.Walaupun kakaknya itu punya sifat aneh,
tapi jika Taehyung menyukai syai model seperti itu, itu adalah skandal.
Taehyung
membulatkan kedua matanya lucu.Ia tak ingat menyimpan syal milik kekasihnya
Rimi kemarin sore.
‘Rimi
pasti lupa memakai syal-nya’ batin Taehyung.
“ah
itu syal yang cantik” nyonya Lee menoleh melihat apa yang Jungkook pegang.
“lupakan
saja, itu tidak penting” Taehyung malas menceritakan mengapa syal merah muda
itu bisa ada dirumahnya.
“Jungkook-ah,
jangan ganggu hyungmu seperti itu, pikirkan saja syal ini sebagai tanda kalau
hyungmu ini sudah memiliki kemajuan, ahh apa mungkin kencan yang manis?”
Taehyung tersedak saat mencicipi kimchi dari sang ibu.
Wajahnya
sudah merona mendengar kalimat yang disampaikan beliau.
“daebak,
kalau begini aku jadi bangga padamu hyung, apa jangan-jangan hyung sudah hmmm”
Jungkook memajukan bibirnya lucu, lalu nyonya Lee memukul punggung Jungkook pelan.
Mereka
pun tertawa.
“berpikir
sesuka kalian saja” gumam Taehyung yang lebih memilih untuk mengenyangkan
perutnya dengan masakan lezat ibunya.Sekali-kali ia melirik tingkah Jungkook
dan Ibunya yang membuatnya mendesis kesal.
.
.
Tok tok tok
.
.
Tok tok tok
Jungkook
yang kebetulan sedang menonton televisi itu berlari untuk membukanya.Dengan
kantong makan ringan ditangannya ia membuka pintu itu.
“ahh
noona, kau datang?” Jungkook menyilakan Rimi untuk masuk dan tak usah
sungkan-sungkan.
“jangan
berisik Jungkook-ah, apa hyungmu masih tidur?” Rimi meminta Jungkook untuk
tidak berisik karena ia datang untuk merencanakan kejutan ulang tahun Taehyung.
“ahhh
ne ne, sepertinya hyung melupakan kalau besok hari ulang tahunnya.Taehyung-ie
hyung masih tidur dikamarnya, dia tidak tidur semalam karena mengobrol bersama
oemma” cengiran khas Jungkook sangat lucu.
Rimi
mengangguk sambil tersenyum kecil mendengar ucapan Jungkook.
“hmm
Jungkook-ah” Jungkook menoleh sambil terus mengunyah makanan ringannya.
“karena
Taehyung-ssi belum bangun, bagaimana kalau kau temani noona belanja dan
membelikan kado untuknya?” Jungkook berbinar ketika mendengar kata
‘belanja’.Dari kecil ia senang sekali menemani sang ibu berbelanja ke
supermarket dan Jungkook selalu memilihkan bahan makanan yang bagus dan enak.
“aku
tunggu diluar ya”
Jungkook
mengangguk semangat.Ia berjingkat ketika melewati kamar Taehyung karena takut
kakaknya terbangun.Sang oemma yang kebetulan sedang pergi ke rumah bibi didekat
apartemen itu juga belum pulang.Jungkook mengganti bajunya dengan kaus panjang
warna biru dan celana jeans hitam dan tidak lupa ia mengenakan jaket
hoodie-nya.
“aku
sudah siap” ucap Jungkook saat sudah keluar dari rumah.Ia mengatakan agar
rencana kejutan untuk Taehyung berjalan sukses.Mereka berdua tampak bersemangat
sekali.
“Jungkook
kelihatan lebih berpengalaman daripada aku, kakaknya sendiri hm” gumam
seseorang yang sejujurnya sudah menguping pembicaraan antara Jungkook dan Rimi
dari balik pintu kamarnya.
Taehyung
tersenyum tipis dan mengacak rambutnya yang masih berantakan itu.Ia mendengar
Jungkook yang berbicara pelan ketika Rimi datang.Ia hanya ingin kejutan ulang
tahunnya memang menyenangkan sejauh ini.
Namja
tampan itu duduk di ranjangnya sambil melamun.Taehyung tersenyum idiot
memikirkan hubungannya dengan Rimi yang sudah seperti cerita didalam drama
percintaan.Di usianya yang menginjak angka 30 tahun itu baru kali ini ia
menjalin hubungan sedekat ini dengan seorang gadis.Sebelumnya, ia terlalu sibuk
dengan pekerjaannya sebagai dokter.
Gadis
berlesung pipit itu sudah mencuri hatinya sejak beberapa bulan lalu.Saat ia
bertemu Rimi dirumah sakit.Hari pertama Rimi magang.
“ahh
michigetda” gumamnya lalu terkekeh kecil.
Rambut
cokelat muda itu diusaknya perlahan dan melangkah keluar kamarnya sambil
melamunkan kejadian ketika ia mencium Rimi dirumahnya 2 minggu yang lalu.
Semuanya masih seperti mimpi saja.
Semuanya masih seperti mimpi saja.
“eomma
?” panggil Taehyung berjalan ke dapur.Disana sepi tak ada nyonya Lee.
Taehyung
mencari sesuatu dan matanya mendapati sebuah post-it yang ditempel di pintu kulkas.Tulisan
tangan itu milik ibunya.
“Taehyung-ah,
ibu pergi mengunjungi bibi Jung di dekat sini, jika kau sudah bangun makan saja
masakan yang sudah ibu siapkan jangan lupa menyuruh Jungkook sarapan sebelum ia
pergi” Taehyung membaca tulisan rapi itu lalu membuka penutup saji dimeja
makan.
Aroma
masakan ibunya memang membangkitkan selera makan.
Sambil memakan sarapannya, Taehyung diam-diam menelepon Rimi.Ia hanya penasaran apa yang sedang dilakukan kekasihnya bersama sang adik tercintanya, Jungkook.Perlahan ia menempelkan ponselnya ke telinga.
Sambil memakan sarapannya, Taehyung diam-diam menelepon Rimi.Ia hanya penasaran apa yang sedang dilakukan kekasihnya bersama sang adik tercintanya, Jungkook.Perlahan ia menempelkan ponselnya ke telinga.
“kau
ada dimana hm?” tanya Taehyung menggigit potongan daging sapinya.
“..”
“apa
kau sedang diluar sayang?, kenapa disitu ramai?” goda Taehyung menahan tawanya.
“..”
“ah begitu, aku sedang sendirian di apartemen, aku belum mandi dan sekarang memakan sarapanku karena sangat lapar, Jungkook sepertinya pergi keluar” nada kalimat Taehyung dibuat-buat seolah dia memang tidak tahu rencana mereka berdua.Ia terkekeh pelan mendengar Rimi agak gugup menjawab pertanyaan sederhananya.
“ah begitu, aku sedang sendirian di apartemen, aku belum mandi dan sekarang memakan sarapanku karena sangat lapar, Jungkook sepertinya pergi keluar” nada kalimat Taehyung dibuat-buat seolah dia memang tidak tahu rencana mereka berdua.Ia terkekeh pelan mendengar Rimi agak gugup menjawab pertanyaan sederhananya.
“oh
ya, bisakah aku minta tolong jika kau melewati supermarket, belikan aku madu
dan oatmeal kesukaanku, iya, yang itu.Ya sudah kau lanjutkan saja kegiatanmu,
hati-hati sayang” Taehyung tertawa setelah menutup teleponnya.Ia membayangkan
bagaimana wajah Rimi yang panik karena ia tadi sempat menyebutkan supermarket.
.
.
Sementara itu di sebuah pusat perbelanjaan,
.
.
Sementara itu di sebuah pusat perbelanjaan,
“Yak
Jungkook-ah, Taehyung oppa, sepertinya dia tahu kita berada dimana, barusaja ia
meminta untuk dibelikan madu dan oatmeal kesukaannya, ahh” Jungkook terlihat
berpikir.
“begini
saja noona, aku akan menelepon Jimin hyung supaya membantuku membawa semua ini
dan noona temui saja hyung di apartemen, serahkan semuanya padaku” Jungkook
tampak sedang mencoba bersikap heroik didepan calon kakak iparnya.Rimi meringis
menatap wajah lucu Jungkook, ia mengacungkan jempolnya.
“apa
kau tidak apa-apa?” tanya Rimi khawatir.
“ahh
sudahlah noona tenang saja, Jimin hyung akan kuminta juga mengantarkan aku
membeli kue ulang tahunnya nanti, ck hyung pasti menginginkan noona disana”
nada terakhir Jungkook terdengar meledek.
Rimi entah mengapa kedua pipinya memanas.
Rimi entah mengapa kedua pipinya memanas.
“nanti
kalau kau kesulitan telepon saja aku” ucap Rimi seraya meninggalkan Jungkook
mendorong troli penuh itu.
.
.
Ting Tong
.
.
Ting Tong
Bel
apartemen Taehyung berbunyi.Namja yang sedang menikmati masa cutinya dengan
tidur di ruang tengah itu terkejut dan berusaha melebarkan matanya yang
mengantuk.Taehyung memang seorang tukang tidur jika tak ada kesibukan
berarti.Tadi pagi seusai ia sarapan, ia sempat mengerjakan laporan medisnya di
ruang kerja dan ia keluar dari sana dengan mata mengantuk--lagi.
Sudut
bibir kissable itu terangkat beberapa senti.Menyunggingkan senyumnya yang
menawan.Ia menarik gagang pintu apartemennya.
“wah
kau mengejutkan aku” Taehyung menguap kecil lalu menyuruh Rimi masuk.
Jantung Rimi mulai berdegub ketika melihat namja di depannya menggeliat dan membuat kaus panjang yang dipakainya sedikit tersingkap.Memperlihatkan perut dengan abs cokelat itu dengan sombong dimata Rimi.Ia meneguk salivanya.
Jantung Rimi mulai berdegub ketika melihat namja di depannya menggeliat dan membuat kaus panjang yang dipakainya sedikit tersingkap.Memperlihatkan perut dengan abs cokelat itu dengan sombong dimata Rimi.Ia meneguk salivanya.
“duduklah”
pinta Taehyung yang masih dengan wajah bantalnya.
“ini
pesananmu” Rimi menaruh kantung belanja berisi madu dan oat meal yang Taehyung
minta.Namja itu mengangguk.
Rimi
menyamankan sekaligus mencoba menenangkan detak jantungnya yang mulai tak
karuan karena ia sedang ditatap dalam-dalam oleh kekasihnya.Manik cokelat tajam
Taehyung tampak berbinar dan senyum tipis itu membuat bulu kuduk Rimi meremang
mendadak.
Entah
mengapa Taehyung memiliki banyak sekali cara untuk membuatnya jatuh cinta.Salah
satunya adalah dengan menatap Rimi sambil menyunggingkan senyum tipis menawan
itu.Itu sudah cukup memantik kembang api di dalam kepalanya untuk meletup.
‘berhentilah
bersikap begitu ssaem’ batin Rimi
“tadi
kau pasti sibuk sekali ya menemani temanmu belanja?” Taehyung mulai memancing
Rimi.Ia merasa gemas dengan rencana kekasihnya itu.
Rimi
beringsut dan mencari pandangan lain selain manik elang dihadapannya saat
ini.Ia tak tahan untuk menatapnya.Lagipula mau tak mau ia harus membahas
kebohongannya pada Taehyung soal pergi berbelanja tadi, ia mengatakan di
telepon kalau sedang menemani salah satu temannya.Rahasia jika ia tadi bersama
Jungkook tidak boleh terbongkar.Ia bisa malu setengah mati nanti.
“ahh
iya, temanku itu orang yang ribut sekali” jawabnya enteng.
Taehyung
mengangguk.Seolah memang tak terjadi apa-apa ia meminta Rimi membantunya
mengerjakan laporan medis pasien yang Senin depan sudah harus selesai.Karena
terhitung hari ini jatah liburnya tinggal 3 hari lagi.Ia ingin akhir pekan yang
leluasa dan berencana mengajak nyonya Lee, Jungkook dan tentu saja Rimi pergi
jalan-jalan.
Sudah lama rasanya ia terakhir kali bersenang-senang seperti itu semenjak Taehyung sibuk menyelesaikan studi spesialisnya.
Sudah lama rasanya ia terakhir kali bersenang-senang seperti itu semenjak Taehyung sibuk menyelesaikan studi spesialisnya.
“sayang…”
panggil Taehyung dengan nada selembut mungkin.
Rimi yang belum terbiasa dengan panggilan intim itu menoleh dan mendapati wajah Taehyung yang lelah.
Rimi yang belum terbiasa dengan panggilan intim itu menoleh dan mendapati wajah Taehyung yang lelah.
“ada
apa?” jawabnya kikuk.
“pundakku
pegal sekali, hmm bisakah kau memijatnya … um?” pinta namja tampan itu sambil
membuat ekspresi kelelahan.
Rimi
bingung dan merasakan hidung bangir itu menyentuh pipi kirinya.Hanya sekedar
mengecup saja.Namun perlakuan itu membuat gadis berambut hitam legam itu
tercekat.
“dimana
… yang pegal?” tanyanya lirih.
Taehyung
membelakangi Rimi dan menekan pundaknya yang memang pegal itu.Rimi perlahan
menaruh telapak tangannya disana dan terdiam.Ia merasakan suhu hangat
kekasihnya itu.Rimi ingin sekali berteriak karena jantungnya yang kalap.
“disitu,
mungkin aku terlalu lama mengerjakan semua ini sejak kemarin malam hahhh”
ucapnya dengan sekali-kali ia sedikit meringis karena pijatan Rimi membantunya
rileks.
“pasti
kau sangat lelah ya ssaem?” Rimi masih sering memanggil Taehyung seperti itu
karena ia menghormati profesi kekasihnya.Ia hanya senang memanggilnya
begitu.Taehyung mengernyit.Ia tampak kurang setuju dengan cara Rimi
menyapanya.Terlalu formal di pendengarannya.
“bukankah
aku sudah mengatakannya, jangan memanggilku begitu kalau kita tidak sedang
dirumah sakit, obrolan ini jadi terasa canggung”pinta Taehyung menghadap Rimi.
Dilihatnya
wajah merona itu baik-baik.
Telapak
tangan Taehyung meraba pipi bersemu itu lembut.Karena sentuhan itu Rimi semakin
menunduk.Ia sangat gugup jika dihadapkan-lagi- dengan manik tajam itu.
“lihat
aku sayang, kenapa kau menunduk hm?” Taehyung merapikan rambut kekasihnya itu
iseng.Ia hanya merasa lucu dengan adegan yang kerap kali muncul di dalam drama
romantis.Diam-diam ia menirunya.
“aku
hanya merasa malu, ssaem, engg maksudku… “ Rimi mencoba menaikkan wajahnya
melihat Taehyung.
Chup~
Bibir
Taehyung melumat lembut bibir tipis Rimi.Kedua tangan itu menangkup pipi Rimi
agar ciuman itu semakin dalam.Rimi perlahan merasakan salah satu tangan
Taehyung memeluk punggungnya dan merambat naik ke tengkuknya.Mengisyaratkan
agar tubuh mereka semakin dekat.Taehyung menekan tengkuk Rimi pelan.Gerakan
melumat itu sungguh membuat keduanya terbuai.
Persetan
dengan debaran jantung mereka.Rimi memberanikan dirinya entah karena apa, ia
melingkarkan tangannya dipinggang kekasihnya itu erat.Taehyung sempat
meliriknya lalu tersenyum.
“hmm
sangat manis” gumam Taehyung seraya mengecap bibir Rimi yang sudah basah dengan
lidahnya.Rimi bergidik.Ia tak tahu dimana ia harus meletakkan semua
kosakatanya.Yang ada hanya rasa berdebar yang sangat dalam menerobos dinding
hatinya.
Taehyung
melonggarkan tekanan di tengkuk Rimi.Ia menyesap pelan aroma manis bunga
dipadukan dengan buah peach yang segar diperpotongan leher gadis itu.Ia
menjilat kecil hingga ujung lidahnya menyentuh cuping telinga Rimi yang kini
hanya sanggup memejamkan kedua matanya.
‘hentikan
ssaem’ batinnya serasa mau meledak.
“ahh
suasana seperti ini, aku jadi ingin cepat-cepat menikah” gumamnya sambil
menempelkan dahinya ke dahi Rimi.Hembusan nafas beraroma apel mint itu memacu
hormon dalam tubuh Rimi supaya lebih cepat bereaksi.Ia tak dapat bernafas
dengan baik.
“sayang,
maafkan aku sudah seperti ini, aku benar-benar diluar kendali” ucapnya merasa
sedikit bersalah.Bagaimanapun juga ia masih menghormati Rimi yang juga salah
satu perawat dibawah binaannya.
“aniyeo,
ssaem ah hm maaf” Rimi bingung harus memanggil Taehyung apa.Ia merasa sudah
sangat istimewa karena menjalin hubungan seintim ini dengan sosok Taehyung yang
jelas-jelas banyak diinginkan wanita.
“panggil
aku oppa saja, bukankah kedengarannya manis?” tawarnya sambil membuat ekspresi
imut.
Rimi tersenyum.
“oppa
?, itu jauh lebih baik sepertinya,” ucap Rimi terkekeh kecil.
“sekarang
peluk oppa, sayang” Taehyung melebarkan tangannya dan meminta Rimi
memeluknya.Pelukan itu sangat hangat dan nyaman bagi mereka berdua.Sehingga
karena itu, baik Rimi dan Taehyung tak menyadari jika sang adik sudah berdiri
dibelakang mereka sejak beberapa menit yang lalu.
“ekhem
ekhem, uhuk uhuk”
Taehyung
memutar bola matanya cepat.
Ya,
itu dia Jungkook dengan tiga buah kantung plastik besar berisi belanjaan sedang
berdiri melipat kedua tangan didadanya, persis seperti seorang ayah yang
menangkap basah putranya bermesraan.
“Ya
Jungkook-ah, kemana saja kau?, dan itu semua untuk apa?” Jungkook mendengus
kesal melihat tingkah kakaknya yang menjadi aneh karena kehadirannya yang
memang tiba-tiba.Jungkook sempat melihat adegan dimana Taehyung dan Rimi
menempelkan dahi mereka.
Ah,
adegan itu benar-benar membuat Jungkook gerah.Yang benar saja, ia masih 17
tahun dan menyelami keintiman hubungan kakaknya itu sungguh kejadian yang
mengejutkan.
‘ugh
mereka ini pasangan pervert’ batin Jungkook
“ya
ya, sudahlah jangan dipikirkan soal aku memergokimu hyung, tapi bantu aku
mengangkat ini semua, ini berat sekali” Jungkook memijat lengannya yang
pegal.Dalam hati Rimi menebak kemanakah Jimin yang tadi diminta Jungkook untuk
membantunya?.Ia hanya bisa mengirimkan isyarat pada Jungkook agar rencana malam
nanti tidak gagal.
“kenapa
kau belanja banyak sekali” gumam Taehyung heran.
.
.
.
Pukul 23 lewat 5 menit.
.
.
.
Pukul 23 lewat 5 menit.
Jungkook
tak hentinya mengirimi Jimin sms supaya ia tak melupakan untuk mengirim kue
ulang tahun Taehyung sebentar lagi.Tadi sore Rimi berpamitan pulang karena ia
harus bertugas jaga pada shift kedua di rumah sakit.Menurut Jungkook, Taehyung
sama sekali tak mencurigainya dan ia seharian bersantai dan kadang-kadang
mendengarkan musik.Kelihatannya ingatan kakaknya itu sudah bermasalah.Padahal
lewat tengah malam nanti Taehyung akan genap berusia 30 tahun.
“Jungkook-ah,
kenapa eomma lama sekali? Sejak tadi pagi sudah pergi kerumah bibi Jung?” tanya
Taehyung yang membuat adiknya kaget dan tak sengaja menjatuhkan ponsel
ditangannya.
“ah
hyung !, kenapa hobimu membuatku kaget?” umpatnya kesal.
Taehyung
memutar matanya malas.
“bukankah
eomma juga sudah bilang kalau mau berlama-lama menghabiskan waktu bersama bibi
Jung?, mereka kan kawan lama hyung, jadi wajar saja kan?”
Taehyung
melamun.Ucapan adiknya benar.
Jungkook
yang menyadarinya berdecih pelan dan melanjutkan mengetik sms yang kali ini
ditujukan untuk Hoseok.
Jungkook
sebenarnya sudah menyiapkan kejutan ini sejak 1 minggu yang lalu.Ia bersama
Jimin dan Hoseok membeli kado dan desain kue ulang tahun yang cocok untuk
Taehyung.
Namun
ketika ia tak sengaja bertemu dengan calon kakak iparnya tersebut, ia sedang
memilih jam tangan yang cocok untuk Taehyung.Apa boleh buat, ia membocorkan
rencana kejutan itu pada Rimi.Dengan syarat Rimi tidak akan membuat Taehyung
mencurigai mereka.
Jimin dan Hoseok, mereka berdua sedang berada di dalam mobil dengan semua perlengkapan kejutan.Tak lama kemudian, Rimi menelepon Jungkook untuk mengatakan bahwa dirinya tak bisa datang karena sebuah tugas mendadak dirumah sakit.
Jimin dan Hoseok, mereka berdua sedang berada di dalam mobil dengan semua perlengkapan kejutan.Tak lama kemudian, Rimi menelepon Jungkook untuk mengatakan bahwa dirinya tak bisa datang karena sebuah tugas mendadak dirumah sakit.
“kau
tidak berbohong kan noona?, masa noona tidak bisa datang? Semuanya sudah siap
…” rengek Jungkook dikamarnya.
“..”
“kau
harus datang noona, walaupun sebentar, hyung pasti senang” entah apa yang
dikatakan Rimi, yang jelas wajah Jungkook sekarang murung dan tampak bingung.Ia
memberitahu Jimin dan Hoseok untuk tetap didalam mobil hingga jam 12 tepat.
Masih
tersisa 20 menit.
Taehyung
yang sudah sedari tadi masuk ke kamar, kemungkinan dia sudah terlelap.Jungkook
berjingkat lagi melewati kamar Taehyung.Lalu menemui kedua sahabat kakaknya itu
tak jauh dari halaman gedung apartemen.
“hyung,
bagaimana ini, Rimi noona barusaja menelepon kalau tak bisa ikut, aahh, aku
kecewa” Jungkook merasa kesal karena menyiapkan semuanya semenjak tadi pagi.Ia
kecewa karena orang yang paling istimewa dihari ulang tahun Taehyung tak bisa
datang.
“apa
kau yakin Kook?” tanya Jimin.
Hoseok
mengangguk seolah ikut menanyakan hal tersebut sambil memegangi kotak besar
tempat kue ulang tahun Taehyung.
“entahlah,
tapi aku bingung, aku juga menelepon eomma tapi tak diangkat” Jimin tampak
berpikir lalu tersenyum.
“ada
ide?” tanya Jungkook berharap.
Mereka
bertiga membawa masuk semua hadiah dan kue tart kedalam apartemen
Taehyung.Dengan sangat hati-hati mereka agar tidak membuat keributan.Takut
Taehyung terbangun.
“letakkan
saja disitu hyung”pinta Jungkook pada Hoseok.Namja berambut sedikit merah itu
menyeka keringat di pelipisnya karena lelah.
“Ya
jungkook-ah, ini sudah hampir jam 12 malam” bisik Jimin yang menyadari jam
kotak didapur itu menunjukkan angka dua belas kurang 15 menit.
Jungkook
berpikir keras dan barusaja mendapat telepon dari sang ibu untuk menjemputnya
dirumah bibi Jung.Hoseok menawarkan diri dan disetujui oleh namja bergigi
kelinci itu.
“kita
siapkan saja sekarang Kook, aku membawa banyak kembang api di mobil, ambillah
dan aku akan membereskan disini”.
Jungkook
sedikit terhibur karena perkataan Jimin yang menyiapkan kembang api.Ia bergegas
turun dan menuju mobil milik Jimin.
Krieet
Pintu
kamar Taehyung terbuka.Sang pemilik kamar itu mengucek kedua matanya dan menuju
dapur.Jimin membulatkan matanya dan cepat-cepat ia menyembunyikan dirinya
dibawah meja makan.
“kenapa
sepi sekali, kemana Jungkook ?” gumam Taehyung lalu menguap.
Namja
tampan itu mendudukkan dirinya di kursi ruang makan dan menatap jam dinding
kotak itu dengan mata mengantuk.Ia mengerjap pelan.
“masih
tengah malam rupanya, ngomong-ngomong, kenapa Rimi tidak menghubungiku dari
tadi sore?, apa dia sangat sibuk bertugas?, hmm seharusnya dia sudah pulang
kan?” Taehyung mulai berbicara sendiri.Sementara di bawahnya, Jimin yang
kakinya mulai kesemutan itu tak dapat duduk tenang.
Tut
tut tut
Taehyung
mencoba menelepon kekasihnya.
“kenapa
tak diangkat?” gumamnya lalu terdengar bunyi ‘tuk’ pelan, ponsel milik Taehyung
mengetuk meja.
“ahh
mengantuk sekali” beberapa detik kemudian suasana kembali hening.
Jimin
yakin Taehyung pasti tertidur sekarang.Ia melihat tubuh Taehyung membungkuk dan
meletakkan kepalanya dimeja.
‘syukurlah
ia tidur’ batin Jimin lega.
Ia
segera melakukan aksinya.Tak ada yang tahu rencana Jimin yang satu itu.Namja
bertubuh atletis itu mengambil lakban hitam yang sudah ia siapkan dan mengikat
tubuh temannya pada kursi.Ia sudah hapal kebiasaan Taehyung yang selalu
terlelap walaupun ia diganggu.
Jimin menahan tawanya ketika Taehyung yang sama sekali tak bergerak itu sudah mirip dengan tawanan penjahat.Wajah mengantuknya sangat lucu.
Jimin menahan tawanya ketika Taehyung yang sama sekali tak bergerak itu sudah mirip dengan tawanan penjahat.Wajah mengantuknya sangat lucu.
Drrrt
drrrrt
Ponsel
Jimin bergetar.Rupanya Rimi meneleponnya.
“ya
Rimi-ssi, apa benar kau tidak datang?, aku sudah melakukan tugasku, Jungkook
sedang menyiapkan kembang apinya, kau ini bagaimana sih?” bisik Jimin mengomel.
“…”
“benarkah?
ya sudah cepat kemari” pinta Jimin senang.
Ternyata
Rimi sedang berada dirumah bibi Jung bersama nyonya Lee menyiapkan banyak
sekali makanan enak.Gadis berlesung pipit itu memang merahasiakannya dari
Jungkook.
Ia
ingin mengejutkan Taehyung dengan cara itu.
Setelah
dirasa siap.Rimi dan nyonya Lee menuju apartemen.Karena jarak mereka dekat,
jadi cukup dengan berjalan kaki.Hoseok yang bertugas menjemput nyonya Lee tadi
ikut membawakan banyak kotak makanan.
Raut
wajah ketiganya begitu senang terutama Rimi.
Mereka bertiga memasuki dapur dan diikuti oleh Jungkook yang selesai memasang kembang api di halaman.Jungkook berbinar ketika mengetahui ternyata ibunya menyiapkan begitu banyak makanan lezat.Dan ia juga terkejut ketika melihat Rimi juga ikut.
Mereka bertiga memasuki dapur dan diikuti oleh Jungkook yang selesai memasang kembang api di halaman.Jungkook berbinar ketika mengetahui ternyata ibunya menyiapkan begitu banyak makanan lezat.Dan ia juga terkejut ketika melihat Rimi juga ikut.
“ahh
noona membohongiku, katanya tidak ikut?” ledek Jungkook kesal.Gadis yang kali
ini rambutnya dikuncir itu tersenyum lucu.
Brak
Kedua
mata Taehyung terbuka karena terkejut ada seseorang menjatuhkan benda
kelantai.Betapa kagetnya ia mendapati tubuhnya susah digerakkan karena ulah
Jimin tadi.
Lampu
dapur itu tiba-tiba menyala dan menampakkan semua orang yang berdiri disekitar
Taehyung sudah siap dengan kue ulang tahun dan makanan-makanan enak itu.Ia
sangat tidak menyangka rencana adiknya seperti ini.Jujur saja ia hanya menebak
Jungkook pasti bekerja sama dengan kekasihnya untuk melemparinya tepung atau
dengan telur ketika tengah malam.Tapi semua bayangan itu hilang ketika kedua
manik tajam itu memandangi suasana dapurnya yang ramai dan kue tart berhiaskan
angka 30 itu sangat indah.
“saengil
chukka hamnida, saengil chukka hamnida, saranghaneun Taehyung-ie, saengil
chukka hamnida !!!!!”” serentak mereka semua menyangikan lagu selamat ulang
tahun untuk Taehyung.
Namja dengan hidung bangir itu terharu melihat kebersamaan antara keluarga dan para sahabatnya, dan tentu saja sang kekasih yang ikut merencanakan semuanya.
Namja dengan hidung bangir itu terharu melihat kebersamaan antara keluarga dan para sahabatnya, dan tentu saja sang kekasih yang ikut merencanakan semuanya.
“Park
Jimin, lepaskan lakban ini, aku tidak bisa bergerak” pinta Taehyung lucu.Ia
berusaha melepaskannya tapi sangat susah.
Akhirnya membuat semua orang yang ada didapur itu tertawa.Taehyung menyerah dan terpaksa mendekatkan dirinya ke meja untuk meniup lilin.Yang sebelum itu ia memanjatkan doa untuk masa depannya nanti.
Akhirnya membuat semua orang yang ada didapur itu tertawa.Taehyung menyerah dan terpaksa mendekatkan dirinya ke meja untuk meniup lilin.Yang sebelum itu ia memanjatkan doa untuk masa depannya nanti.
“ayo
tiup lilinnya Taehyung-ah” pinta sang ibu bahagia melihat putra tertuanya itu
semakin dewasa.
Fiuuuhh
Taehyung
meniup kedua lilin itu lalu meminta disuapi potongan kue ulang tahunnya.Namja
yang sudah genap berusia 30 tahun itu masih mencoba melepaskan ikatan
lakban.Perlahan ia menatap wajah Rimi dan kekasihnya itu malah tertawa.
“lepaskan
aku, kenapa aku seperti tawanan saja?” Taehyung memasang wajah datarnya karena
Jimin dan Hoseok tak berhenti tertawa.
“sudahlah
lepaskan Taehyung, kasihan dia” ucap nyonya Lee.
Setelah
Jimin berhasil melepaskan ikatan itu, Taehyung memukulinya hingga Jimin
tersungkur kelantai.Tentu saja pukulan itu tidak kencang, ia hanya kesal karena
ulang sahabatnya itu sangat konyol.
“ahh
ampun Taehyung-ah, hahaha iya aku minta maaf” Jimin mengerang karena Taehyung
menggelitikkinya.Kelemahan Jimin yang sudah ia hapal dari kecil.
“karena
semuanya sudah berkumpul, mari kita makan” ajak Taehyung semangat, ia juga
lapar karena lupa untuk makan malam.
“kau
pasti tidak menyangka kan hyung?” Jungkook mulai bersuara ketika acara makan
sudah selesai.Taehyung merangkul adiknya di teras rumah.Ia melihat Jimin
menyalakan kembang api bersama Hoseok.
“gomapta
Jungkook-ah”
“sebenarnya
rencanaku tidak begini hyung, aku juga salah satu yang dikerjai oleh Rimi noona
dan eomma” Taehyung menatap gadis yang sangat ia cintai itu dari jauh.Rimi
sedang mengobrol dengan nyonya Lee diruang tamu.Mereka berdua sangat akrab.
Dada
Taehyung menghangat.
“hari
ini benar-benar keterlaluan semua, hahaha” ucap Taehyung diselingi tawa bersama
Jungkook.
“ssaem”
panggil Rimi malu.Ia menatap sebentar Jungkook dan tersenyum.Jungkook mengerti,
ia berpindah menemani Jimin dan Hoseok di atap gedung apartemen.Kembang apinya
sangat indah dan meletup-letup memijarkan cahaya warna warni.
“duduklah”
pinta Taehyung menepuk kursi disampingnya.
Taehyung tersenyum melihat wajah cantik kekasihnya dari dekat.
Taehyung tersenyum melihat wajah cantik kekasihnya dari dekat.
“kembang
apinya bagus sekali” gumam Rimi mendongak melihat kembang api yang disulut
Jungkook.
“hm”
Taehyung berdehem kecil mengiyakan.
Rimi menoleh melihat wajah Taehyung yang tampak bahagia.Perlahan Rimi mengeluarkan sebuah kotak hadiah dari dalam tasnya.
Rimi menoleh melihat wajah Taehyung yang tampak bahagia.Perlahan Rimi mengeluarkan sebuah kotak hadiah dari dalam tasnya.
“ini
hadiah untukmu , selamat ulang tahun Kim sonsaengnim” ucap Rimi senang.Ia
menyodorkan kado darinya pada Taehyung.
Namja
itu tersenyum gemas dan penasaran apa kado dari Rimi.
Ia
membukanya dan tampak menyukai kado itu.Sebuah bolpoin yang sangat elegan itu
membuat Taehyung tersenyum.
“terima
kasih sayang, kau tahu aku sangat menyukai bolpoin, dan ini bagus sekali” ucap
Taehyung memeluk Rimi.
Deg
Rimi
yang mulai gugup itu melepaskan pelukan kekasihnya dan berusaha tenang.
“syukurlah
kalau kau suka” Rimi menunduk malu.
Chuup
Bibir
Rimi mengecup pipi kanan Taehyung dan membuatnya merona.
“saranghae”
ucapnya lirih.Taehyung tersenyum kecil dan mengangguk.
“kalau
kau mencium pipi kananku, kau harus mencium pipi kiriku juga” pinta Taehyung
iseng.
Rimi
semakin merona dan memukul pelan lengan Taehyung.
“kiss
me”
Taehyung
mendekatkan pipinya untuk dicium.Namun Rimi masih terdiam dan gugup.Ia menatap
wajah tampan itu lekat-lekat.Jantungnya berdegub kencang.
Chup
Taehyung
terbelalak karena Rimi justru mencium bibirnya.Namja itu tersenyum dan menarik
Rimi untuk memperdalam ciuman mereka.
Lidah Taehyung sudah menyusuri setiap detail bibir kekasihnya.Ia melumat lembut dan terkadang menghisapnya.Rimi yang mulai kesulitan bernafas itu menunduk untuk menyudahi ciuman yang mulai berubah panas.
Lidah Taehyung sudah menyusuri setiap detail bibir kekasihnya.Ia melumat lembut dan terkadang menghisapnya.Rimi yang mulai kesulitan bernafas itu menunduk untuk menyudahi ciuman yang mulai berubah panas.
Taehyung
terkekeh kecil.
“kenapa
wajahmu merah uhm, apa kau masih malu padaku?” goda Taehyung mencubit hidung
Rimi.
“wajahmu
juga merah ssaem” jawab Rimi pelan.Taehyung tertawa dan memeluk kekasihnya itu
erat-erat.
.
.
Kesibukan mulai kembali seperti rutinitas sehari-hari.Taehyung melangkahkan kedua kakinya menuju ruang kerjanya dilantai 2.Beberapa hari mengambil cuti setidaknya membuat ia kembali segar dan lebih bersemangat.
.
.
Kesibukan mulai kembali seperti rutinitas sehari-hari.Taehyung melangkahkan kedua kakinya menuju ruang kerjanya dilantai 2.Beberapa hari mengambil cuti setidaknya membuat ia kembali segar dan lebih bersemangat.
“selamat
pagi Kim sonsaengnim “ sapa seorang perawat magang salah satu teman
Rimi.Taehyung mengangguk dan dengan wajah santai memasuki ruangannya.
Tok
tok tok
Taehyung
agak kaget dengan suara ketukan di pintunya.Ia barusaja memakai jas putih itu
dan sambil berpikir siapa yang sepagi ini mencarinya.
“apa
aku boleh masuk, Kim sonsaengnim?” tanya seorang dokter muda berambut pendek
itu pelan.
Gerak-geriknya
seolah berusaha terlihat cantik didepan Taehyung.Sedangkan Taehyung, ia hanya
menatap perawat itu dengan wajah pokerface nya.Taehyung sangat mengenali siapa
dokter ini.Dia adalah salah satu rekan sesama dokter dirumah sakit.
Dokter
bernama lengkap Lee Hana itu seorang dokter spesialis anak.Tentu saja wajahnya
cantik dan terawat.Namun, Taehyung tidak pernah merasa tertarik lebih jauh dari
sekedar mengakui keahliannya saja.Dan memang, kenyataannya dokter Hana menyukai
sosok tampan Taehyung sejak lama.Sekembalinya ia dari Swiss minggu lalu, hari
ini Taehyung baru ingat ia bekerja kembali di Samsung Medical Center.
“ada
yang bisa kubantu, ah dokter Lee bagaimana perjalananmu dari Swiss?” perawat
ber-name tag Lee Hana itu menyodorkan beberapa map pasien yang harus melakukan
operasi untuk diperiksa Taehyung.
“melelahkan,
aku ingin menyampaikan minggu ini Presdir ingin mengadakan meeting untuk semua
dokter spesialis mengenai hasil studi di Swiss beberapa bulan terakhir,
kudengar pihak mereka ingin bekerja sama dengan Samsung Medical Center”
Srek
Taehyung
membuka cover map itu tanpa melihat dokter Lee yang intens memandanginya dengan
senyum yang aneh.
“ada
yang ingin kau sampaikan lagi?” pinta Taehyung yang merasa tidak nyaman jika
dipandangi seperti itu.
“ah
ne… ini… untukmu” Taehyung mendongak heran melihat sebuah kotak berukuran box
tempat jam tangan dengan pita biru itu mendarat di mejanya.
TBC
Komentar
Posting Komentar