Langsung ke konten utama

My 4D Doctor pt.7




Author : Kaizza24
Main cast : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi
OC : Jeon jungkook, Jimin, Hoseok, Lee Hana
Genre : Romance/AU/Slight comedy
Rate : T to M
Length : Chaptered
Disclaimer :
Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.
Don’t be silent reader, RnR jusseyoo !


“kenapa kau menangis, hm?” Rimi memeluk namja tampan itu erat-erat.
Senyum bahagia tercetak jelas di wajah Taehyung.
“Kim sonsaengnim, hiks, aku...aku juga sangat menyukaimu hiks hiks” tangisan itu rupanya bentuk kebahagiaan Rimi yang sangat besar.Ia memeluk tubuh Taehyung seolah ia tak ingin kehilangannya.
This is miracle , inilah keajaiban.

“sudah kubilang jangan memanggilku begitu, sayang” Taehyung merapikan poni Rimi yang berantakan karena pelukannya tadi.
“sa..yang?” Rimi hanya tak mampu melukiskan betapa bahagianya ia sekarang ini.
“ayolah, kita sudah berciuman tadi, jadi tak bolehkah aku memanggilmu begitu hmm?” Taehyung mencubit pipi Rimi gemas.Ia menggoda Rimi dengan menggigit sudut bibirnya sexy.
Blush
Rimi merona sekali lagi mendengar panggilan dari Taehyung itu.Ia mengipaskan bantal kecil di wajahnya.Ia merasa wajahnya sangat panas.
“hahhaha” tawa Taehyung pecah melihat reaksi Rimi yang lucu.
.
.
.
“ya Jungkook-ah, jangan lupa kau bawakan Taehyung-ie hyung beberapa kimchi dan daging” sahut sang ibu yang sedang berganti baju dikamar beliau.
Jungkook hanya berdehem kecil yang tidak bisa didengar ibunya.Ia berjalan malas menuju dapur dan mengambil botol air mineral.
“ahh segar” gumamnya menggeliat.Manik kelam itu terkejut ketika melihat berbagai masakan buatan ibunya sudah tersaji di meja dan tinggal memasukkan kedalam wadah berbentuk kotak bersusun tersebut.
“whoa enak sekali aromanya, ck eomma pilih kasih, hyung dibuatkan kalbi sebanyak ini, kalau semuanya dihabiskannya …. dia bisa-bisa cacingan nanti..Masa seorang dokter cacingan?, kan tidak elit kekeke..ups” ocehnya lalu menyunggingkan smirk andalannya.
Ia mengambil mangkuk dan piring dari lemari kaca dibelakangnya dan mulai mencicipi semua makanan yang masih hangat itu.
“Jeon Jungkook?” tegur sang ibu yang sudah bersiap dengan membawa baju hangat beliau.Jungkook tersedak karena kaget.
“eomma, benar-benar mirip dengan hyung, selalu mengagetkan aku ishh” ucapnya sambil masih mengunyah potongan daging terakhir di mangkuknya dengan tergesa.
Nyonya Lee menggeleng dan menyuruh putra keduanya itu segera bersiap karena hari sudah semakin siang.
“chakkamanyeo, kenapa eomma membawa banyak sekali baju?, seperti orang pindah saja?” Jungkook mengamati tas besar milik ibunya itu dengan mata melebar.
“eomma ingin menginap di apartemen hyung beberapa hari, masa kau tidak ingat, 2 hari lagi Taehyung berulang tahun” jawab beliau tenang.Jari-jari yang masih lentik itu menata rapi semua makanan yang sudah ia masak untuk Taehyung.
1 jam setelah perjalanan mereka berdua akhirnya turun di depan apartemen milik Taehyung.
Gedung berlantai 20 itu begitu megah dan berkelas bagi setiap orang yang melihatnya.Tak terkecuali nyonya Lee sendiri.Ia mengingat sudah lama sekali tidak menginap dan menghabiskan waktu berharga bersama kedua putranya.
“ayo Jungkook-ah bantu ibu membawa ini” Jungkook meminta ibunya tak usah membawa satu barang pun dan membiarkan dirinya yang membawanya.
Belum sampai di pintu lift, mereka dikejutkan oleh seseorang yang memakai setelan pakaian olahraga dan menenteng botol air mineral.
Tap tap tap
“oemma, Jungkook-ah !, kenapa tak menelepon? Aku bisa menjemput kalian, ah oemma” namja dengan surai cokelat muda itu membantu membawakan beberapa barang milik nyonya Lee.Ia tampak merasa bersalah sekaligus senang karena ibu dan adiknya datang untuk menginap.
“apa hyung sedang cuti?” tanya Jungkook ketika mereka sudah berada di ruangan Taehyung.
Taehyung mengangguk dan mengelap keringat di pelipisnya.”iya, 1 minggu”
“Taehyung-ah, kenapa ruanganmu sama sekali tidak berubah?, seharusnya kau menggunakan gorden berwarna hijau agar lebih segar” sang ibu sudah berkomentar saat mengamati ruangan yang didominasi warna hitam dan cokelat itu.Sofa empuk bermotif kulit macan itu juga masih setia menemani putra tertuanya itu.
Taehyung tersenyum lucu.
“ah biarkan saja oemma, lagipula hanya kalian yang datang kemari, mereka (orang lain) tidak berkomentar apa-apa” ucap Taehyung sekenanya.Sebetulnya ia hanya malas mengganti interior rumahnya yang selalu sama sejak 3 tahun terakhir.
“selera hyung itu terlalu monoton, ah payah” sahut Jungkook sambil mengikuti arah pandangan ibunya yang kini memeriksa kondisi kamar Taehyung.
“apa ini hyung?” tanya Jungkook saat ia tiba-tiba melihat sebuah syal cantik berwarna merah muda itu tergeletak di lantai.Jungkook mengernyit heran karena syal itu jelas selera seorang gadis.Walaupun kakaknya itu punya sifat aneh, tapi jika Taehyung menyukai syai model seperti itu, itu adalah skandal.
Taehyung membulatkan kedua matanya lucu.Ia tak ingat menyimpan syal milik kekasihnya Rimi kemarin sore.
‘Rimi pasti lupa memakai syal-nya’ batin Taehyung.
“ah itu syal yang cantik” nyonya Lee menoleh melihat apa yang Jungkook pegang.
“lupakan saja, itu tidak penting” Taehyung malas menceritakan mengapa syal merah muda itu bisa ada dirumahnya.
“Jungkook-ah, jangan ganggu hyungmu seperti itu, pikirkan saja syal ini sebagai tanda kalau hyungmu ini sudah memiliki kemajuan, ahh apa mungkin kencan yang manis?” Taehyung tersedak saat mencicipi kimchi dari sang ibu.
Wajahnya sudah merona mendengar kalimat yang disampaikan beliau.
“daebak, kalau begini aku jadi bangga padamu hyung, apa jangan-jangan hyung sudah hmmm” Jungkook memajukan bibirnya lucu, lalu nyonya Lee memukul punggung Jungkook pelan.
Mereka pun tertawa.
“berpikir sesuka kalian saja” gumam Taehyung yang lebih memilih untuk mengenyangkan perutnya dengan masakan lezat ibunya.Sekali-kali ia melirik tingkah Jungkook dan Ibunya yang membuatnya mendesis kesal.
.
.
Tok tok tok
Jungkook yang kebetulan sedang menonton televisi itu berlari untuk membukanya.Dengan kantong makan ringan ditangannya ia membuka pintu itu.
“ahh noona, kau datang?” Jungkook menyilakan Rimi untuk masuk dan tak usah sungkan-sungkan.
“jangan berisik Jungkook-ah, apa hyungmu masih tidur?” Rimi meminta Jungkook untuk tidak berisik karena ia datang untuk merencanakan kejutan ulang tahun Taehyung.
“ahhh ne ne, sepertinya hyung melupakan kalau besok hari ulang tahunnya.Taehyung-ie hyung masih tidur dikamarnya, dia tidak tidur semalam karena mengobrol bersama oemma” cengiran khas Jungkook sangat lucu.
Rimi mengangguk sambil tersenyum kecil mendengar ucapan Jungkook.
“hmm Jungkook-ah” Jungkook menoleh sambil terus mengunyah makanan ringannya.
“karena Taehyung-ssi belum bangun, bagaimana kalau kau temani noona belanja dan membelikan kado untuknya?” Jungkook berbinar ketika mendengar kata ‘belanja’.Dari kecil ia senang sekali menemani sang ibu berbelanja ke supermarket dan Jungkook selalu memilihkan bahan makanan yang bagus dan enak.
“aku tunggu diluar ya”
Jungkook mengangguk semangat.Ia berjingkat ketika melewati kamar Taehyung karena takut kakaknya terbangun.Sang oemma yang kebetulan sedang pergi ke rumah bibi didekat apartemen itu juga belum pulang.Jungkook mengganti bajunya dengan kaus panjang warna biru dan celana jeans hitam dan tidak lupa ia mengenakan jaket hoodie-nya.
“aku sudah siap” ucap Jungkook saat sudah keluar dari rumah.Ia mengatakan agar rencana kejutan untuk Taehyung berjalan sukses.Mereka berdua tampak bersemangat sekali.
“Jungkook kelihatan lebih berpengalaman daripada aku, kakaknya sendiri hm” gumam seseorang yang sejujurnya sudah menguping pembicaraan antara Jungkook dan Rimi dari balik pintu kamarnya.
Taehyung tersenyum tipis dan mengacak rambutnya yang masih berantakan itu.Ia mendengar Jungkook yang berbicara pelan ketika Rimi datang.Ia hanya ingin kejutan ulang tahunnya memang menyenangkan sejauh ini.
Namja tampan itu duduk di ranjangnya sambil melamun.Taehyung tersenyum idiot memikirkan hubungannya dengan Rimi yang sudah seperti cerita didalam drama percintaan.Di usianya yang menginjak angka 30 tahun itu baru kali ini ia menjalin hubungan sedekat ini dengan seorang gadis.Sebelumnya, ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter.
Gadis berlesung pipit itu sudah mencuri hatinya sejak beberapa bulan lalu.Saat ia bertemu Rimi dirumah sakit.Hari pertama Rimi magang.
“ahh michigetda” gumamnya lalu terkekeh kecil.
Rambut cokelat muda itu diusaknya perlahan dan melangkah keluar kamarnya sambil melamunkan kejadian ketika ia mencium Rimi dirumahnya 2 minggu yang lalu.
Semuanya masih seperti mimpi saja.
“eomma ?” panggil Taehyung berjalan ke dapur.Disana sepi tak ada nyonya Lee.
Taehyung mencari sesuatu dan matanya mendapati sebuah post-it yang ditempel di pintu kulkas.Tulisan tangan itu milik ibunya.
“Taehyung-ah, ibu pergi mengunjungi bibi Jung di dekat sini, jika kau sudah bangun makan saja masakan yang sudah ibu siapkan jangan lupa menyuruh Jungkook sarapan sebelum ia pergi” Taehyung membaca tulisan rapi itu lalu membuka penutup saji dimeja makan.
Aroma masakan ibunya memang membangkitkan selera makan.
Sambil memakan sarapannya, Taehyung diam-diam menelepon Rimi.Ia hanya penasaran apa yang sedang dilakukan kekasihnya bersama sang adik tercintanya, Jungkook.Perlahan ia menempelkan ponselnya ke telinga.
“kau ada dimana hm?” tanya Taehyung menggigit potongan daging sapinya.
“..”
“apa kau sedang diluar sayang?, kenapa disitu ramai?” goda Taehyung menahan tawanya.
“..”
“ah begitu, aku sedang sendirian di apartemen, aku belum mandi dan sekarang memakan sarapanku karena sangat lapar, Jungkook sepertinya pergi keluar” nada kalimat Taehyung dibuat-buat seolah dia memang tidak tahu rencana mereka berdua.Ia terkekeh pelan mendengar Rimi agak gugup menjawab pertanyaan sederhananya.
“oh ya, bisakah aku minta tolong jika kau melewati supermarket, belikan aku madu dan oatmeal kesukaanku, iya, yang itu.Ya sudah kau lanjutkan saja kegiatanmu, hati-hati sayang” Taehyung tertawa setelah menutup teleponnya.Ia membayangkan bagaimana wajah Rimi yang panik karena ia tadi sempat menyebutkan supermarket.
.
.
Sementara itu di sebuah pusat perbelanjaan,
“Yak Jungkook-ah, Taehyung oppa, sepertinya dia tahu kita berada dimana, barusaja ia meminta untuk dibelikan madu dan oatmeal kesukaannya, ahh” Jungkook terlihat berpikir.
“begini saja noona, aku akan menelepon Jimin hyung supaya membantuku membawa semua ini dan noona temui saja hyung di apartemen, serahkan semuanya padaku” Jungkook tampak sedang mencoba bersikap heroik didepan calon kakak iparnya.Rimi meringis menatap wajah lucu Jungkook, ia mengacungkan jempolnya.
“apa kau tidak apa-apa?” tanya Rimi khawatir.
“ahh sudahlah noona tenang saja, Jimin hyung akan kuminta juga mengantarkan aku membeli kue ulang tahunnya nanti, ck hyung pasti menginginkan noona disana” nada terakhir Jungkook terdengar meledek.
Rimi entah mengapa kedua pipinya memanas.
“nanti kalau kau kesulitan telepon saja aku” ucap Rimi seraya meninggalkan Jungkook mendorong troli penuh itu.
.
.
Ting Tong
Bel apartemen Taehyung berbunyi.Namja yang sedang menikmati masa cutinya dengan tidur di ruang tengah itu terkejut dan berusaha melebarkan matanya yang mengantuk.Taehyung memang seorang tukang tidur jika tak ada kesibukan berarti.Tadi pagi seusai ia sarapan, ia sempat mengerjakan laporan medisnya di ruang kerja dan ia keluar dari sana dengan mata mengantuk--lagi.
Sudut bibir kissable itu terangkat beberapa senti.Menyunggingkan senyumnya yang menawan.Ia menarik gagang pintu apartemennya.
“wah kau mengejutkan aku” Taehyung menguap kecil lalu menyuruh Rimi masuk.
Jantung Rimi mulai berdegub ketika melihat namja di depannya menggeliat dan membuat kaus panjang yang dipakainya sedikit tersingkap.Memperlihatkan perut dengan abs cokelat itu dengan sombong dimata Rimi.Ia meneguk salivanya.
“duduklah” pinta Taehyung yang masih dengan wajah bantalnya.
“ini pesananmu” Rimi menaruh kantung belanja berisi madu dan oat meal yang Taehyung minta.Namja itu mengangguk.
Rimi menyamankan sekaligus mencoba menenangkan detak jantungnya yang mulai tak karuan karena ia sedang ditatap dalam-dalam oleh kekasihnya.Manik cokelat tajam Taehyung tampak berbinar dan senyum tipis itu membuat bulu kuduk Rimi meremang mendadak.
Entah mengapa Taehyung memiliki banyak sekali cara untuk membuatnya jatuh cinta.Salah satunya adalah dengan menatap Rimi sambil menyunggingkan senyum tipis menawan itu.Itu sudah cukup memantik kembang api di dalam kepalanya untuk meletup.
‘berhentilah bersikap begitu ssaem’ batin Rimi
“tadi kau pasti sibuk sekali ya menemani temanmu belanja?” Taehyung mulai memancing Rimi.Ia merasa gemas dengan rencana kekasihnya itu.
Rimi beringsut dan mencari pandangan lain selain manik elang dihadapannya saat ini.Ia tak tahan untuk menatapnya.Lagipula mau tak mau ia harus membahas kebohongannya pada Taehyung soal pergi berbelanja tadi, ia mengatakan di telepon kalau sedang menemani salah satu temannya.Rahasia jika ia tadi bersama Jungkook tidak boleh terbongkar.Ia bisa malu setengah mati nanti.
“ahh iya, temanku itu orang yang ribut sekali” jawabnya enteng.
Taehyung mengangguk.Seolah memang tak terjadi apa-apa ia meminta Rimi membantunya mengerjakan laporan medis pasien yang Senin depan sudah harus selesai.Karena terhitung hari ini jatah liburnya tinggal 3 hari lagi.Ia ingin akhir pekan yang leluasa dan berencana mengajak nyonya Lee, Jungkook dan tentu saja Rimi pergi jalan-jalan.
Sudah lama rasanya ia terakhir kali bersenang-senang seperti itu semenjak Taehyung sibuk menyelesaikan studi spesialisnya.
“sayang…” panggil Taehyung dengan nada selembut mungkin.
Rimi yang belum terbiasa dengan panggilan intim itu menoleh dan mendapati wajah Taehyung yang lelah.
“ada apa?” jawabnya kikuk.
“pundakku pegal sekali, hmm bisakah kau memijatnya … um?” pinta namja tampan itu sambil membuat ekspresi kelelahan.
Rimi bingung dan merasakan hidung bangir itu menyentuh pipi kirinya.Hanya sekedar mengecup saja.Namun perlakuan itu membuat gadis berambut hitam legam itu tercekat.
“dimana … yang pegal?” tanyanya lirih.
Taehyung membelakangi Rimi dan menekan pundaknya yang memang pegal itu.Rimi perlahan menaruh telapak tangannya disana dan terdiam.Ia merasakan suhu hangat kekasihnya itu.Rimi ingin sekali berteriak karena jantungnya yang kalap.
“disitu, mungkin aku terlalu lama mengerjakan semua ini sejak kemarin malam hahhh” ucapnya dengan sekali-kali ia sedikit meringis karena pijatan Rimi membantunya rileks.
“pasti kau sangat lelah ya ssaem?” Rimi masih sering memanggil Taehyung seperti itu karena ia menghormati profesi kekasihnya.Ia hanya senang memanggilnya begitu.Taehyung mengernyit.Ia tampak kurang setuju dengan cara Rimi menyapanya.Terlalu formal di pendengarannya.
“bukankah aku sudah mengatakannya, jangan memanggilku begitu kalau kita tidak sedang dirumah sakit, obrolan ini jadi terasa canggung”pinta Taehyung menghadap Rimi.
Dilihatnya wajah merona itu baik-baik.
Telapak tangan Taehyung meraba pipi bersemu itu lembut.Karena sentuhan itu Rimi semakin menunduk.Ia sangat gugup jika dihadapkan-lagi- dengan manik tajam itu.
“lihat aku sayang, kenapa kau menunduk hm?” Taehyung merapikan rambut kekasihnya itu iseng.Ia hanya merasa lucu dengan adegan yang kerap kali muncul di dalam drama romantis.Diam-diam ia menirunya.
“aku hanya merasa malu, ssaem, engg maksudku… “ Rimi mencoba menaikkan wajahnya melihat Taehyung.
Chup~
Bibir Taehyung melumat lembut bibir tipis Rimi.Kedua tangan itu menangkup pipi Rimi agar ciuman itu semakin dalam.Rimi perlahan merasakan salah satu tangan Taehyung memeluk punggungnya dan merambat naik ke tengkuknya.Mengisyaratkan agar tubuh mereka semakin dekat.Taehyung menekan tengkuk Rimi pelan.Gerakan melumat itu sungguh membuat keduanya terbuai.
Persetan dengan debaran jantung mereka.Rimi memberanikan dirinya entah karena apa, ia melingkarkan tangannya dipinggang kekasihnya itu erat.Taehyung sempat meliriknya lalu tersenyum.
“hmm sangat manis” gumam Taehyung seraya mengecap bibir Rimi yang sudah basah dengan lidahnya.Rimi bergidik.Ia tak tahu dimana ia harus meletakkan semua kosakatanya.Yang ada hanya rasa berdebar yang sangat dalam menerobos dinding hatinya.
Taehyung melonggarkan tekanan di tengkuk Rimi.Ia menyesap pelan aroma manis bunga dipadukan dengan buah peach yang segar diperpotongan leher gadis itu.Ia menjilat kecil hingga ujung lidahnya menyentuh cuping telinga Rimi yang kini hanya sanggup memejamkan kedua matanya.
‘hentikan ssaem’ batinnya serasa mau meledak.
“ahh suasana seperti ini, aku jadi ingin cepat-cepat menikah” gumamnya sambil menempelkan dahinya ke dahi Rimi.Hembusan nafas beraroma apel mint itu memacu hormon dalam tubuh Rimi supaya lebih cepat bereaksi.Ia tak dapat bernafas dengan baik.
“sayang, maafkan aku sudah seperti ini, aku benar-benar diluar kendali” ucapnya merasa sedikit bersalah.Bagaimanapun juga ia masih menghormati Rimi yang juga salah satu perawat dibawah binaannya.
“aniyeo, ssaem ah hm maaf” Rimi bingung harus memanggil Taehyung apa.Ia merasa sudah sangat istimewa karena menjalin hubungan seintim ini dengan sosok Taehyung yang jelas-jelas banyak diinginkan wanita.
“panggil aku oppa saja, bukankah kedengarannya manis?” tawarnya sambil membuat ekspresi imut.

Rimi tersenyum.
“oppa ?, itu jauh lebih baik sepertinya,” ucap Rimi terkekeh kecil.
“sekarang peluk oppa, sayang” Taehyung melebarkan tangannya dan meminta Rimi memeluknya.Pelukan itu sangat hangat dan nyaman bagi mereka berdua.Sehingga karena itu, baik Rimi dan Taehyung tak menyadari jika sang adik sudah berdiri dibelakang mereka sejak beberapa menit yang lalu.
“ekhem ekhem, uhuk uhuk”
Taehyung memutar bola matanya cepat.
Ya, itu dia Jungkook dengan tiga buah kantung plastik besar berisi belanjaan sedang berdiri melipat kedua tangan didadanya, persis seperti seorang ayah yang menangkap basah putranya bermesraan.
“Ya Jungkook-ah, kemana saja kau?, dan itu semua untuk apa?” Jungkook mendengus kesal melihat tingkah kakaknya yang menjadi aneh karena kehadirannya yang memang tiba-tiba.Jungkook sempat melihat adegan dimana Taehyung dan Rimi menempelkan dahi mereka.
Ah, adegan itu benar-benar membuat Jungkook gerah.Yang benar saja, ia masih 17 tahun dan menyelami keintiman hubungan kakaknya itu sungguh kejadian yang mengejutkan.
‘ugh mereka ini pasangan pervert’ batin Jungkook
“ya ya, sudahlah jangan dipikirkan soal aku memergokimu hyung, tapi bantu aku mengangkat ini semua, ini berat sekali” Jungkook memijat lengannya yang pegal.Dalam hati Rimi menebak kemanakah Jimin yang tadi diminta Jungkook untuk membantunya?.Ia hanya bisa mengirimkan isyarat pada Jungkook agar rencana malam nanti tidak gagal.
“kenapa kau belanja banyak sekali” gumam Taehyung heran.
.
.
.
Pukul 23 lewat 5 menit.
Jungkook tak hentinya mengirimi Jimin sms supaya ia tak melupakan untuk mengirim kue ulang tahun Taehyung sebentar lagi.Tadi sore Rimi berpamitan pulang karena ia harus bertugas jaga pada shift kedua di rumah sakit.Menurut Jungkook, Taehyung sama sekali tak mencurigainya dan ia seharian bersantai dan kadang-kadang mendengarkan musik.Kelihatannya ingatan kakaknya itu sudah bermasalah.Padahal lewat tengah malam nanti Taehyung akan genap berusia 30 tahun.
“Jungkook-ah, kenapa eomma lama sekali? Sejak tadi pagi sudah pergi kerumah bibi Jung?” tanya Taehyung yang membuat adiknya kaget dan tak sengaja menjatuhkan ponsel ditangannya.
“ah hyung !, kenapa hobimu membuatku kaget?” umpatnya kesal.
Taehyung memutar matanya malas.
“bukankah eomma juga sudah bilang kalau mau berlama-lama menghabiskan waktu bersama bibi Jung?, mereka kan kawan lama hyung, jadi wajar saja kan?”
Taehyung melamun.Ucapan adiknya benar.
Jungkook yang menyadarinya berdecih pelan dan melanjutkan mengetik sms yang kali ini ditujukan untuk Hoseok.
Jungkook sebenarnya sudah menyiapkan kejutan ini sejak 1 minggu yang lalu.Ia bersama Jimin dan Hoseok membeli kado dan desain kue ulang tahun yang cocok untuk Taehyung.
Namun ketika ia tak sengaja bertemu dengan calon kakak iparnya tersebut, ia sedang memilih jam tangan yang cocok untuk Taehyung.Apa boleh buat, ia membocorkan rencana kejutan itu pada Rimi.Dengan syarat Rimi tidak akan membuat Taehyung mencurigai mereka.
Jimin dan Hoseok, mereka berdua sedang berada di dalam mobil dengan semua perlengkapan kejutan.Tak lama kemudian, Rimi menelepon Jungkook untuk mengatakan bahwa dirinya tak bisa datang karena sebuah tugas mendadak dirumah sakit.
“kau tidak berbohong kan noona?, masa noona tidak bisa datang? Semuanya sudah siap …” rengek Jungkook dikamarnya.
“..”
“kau harus datang noona, walaupun sebentar, hyung pasti senang” entah apa yang dikatakan Rimi, yang jelas wajah Jungkook sekarang murung dan tampak bingung.Ia memberitahu Jimin dan Hoseok untuk tetap didalam mobil hingga jam 12 tepat.
Masih tersisa 20 menit.
Taehyung yang sudah sedari tadi masuk ke kamar, kemungkinan dia sudah terlelap.Jungkook berjingkat lagi melewati kamar Taehyung.Lalu menemui kedua sahabat kakaknya itu tak jauh dari halaman gedung apartemen.
“hyung, bagaimana ini, Rimi noona barusaja menelepon kalau tak bisa ikut, aahh, aku kecewa” Jungkook merasa kesal karena menyiapkan semuanya semenjak tadi pagi.Ia kecewa karena orang yang paling istimewa dihari ulang tahun Taehyung tak bisa datang.
“apa kau yakin Kook?” tanya Jimin.
Hoseok mengangguk seolah ikut menanyakan hal tersebut sambil memegangi kotak besar tempat kue ulang tahun Taehyung.
“entahlah, tapi aku bingung, aku juga menelepon eomma tapi tak diangkat” Jimin tampak berpikir lalu tersenyum.
“ada ide?” tanya Jungkook berharap.
Mereka bertiga membawa masuk semua hadiah dan kue tart kedalam apartemen Taehyung.Dengan sangat hati-hati mereka agar tidak membuat keributan.Takut Taehyung terbangun.
“letakkan saja disitu hyung”pinta Jungkook pada Hoseok.Namja berambut sedikit merah itu menyeka keringat di pelipisnya karena lelah.
“Ya jungkook-ah, ini sudah hampir jam 12 malam” bisik Jimin yang menyadari jam kotak didapur itu menunjukkan angka dua belas kurang 15 menit.
Jungkook berpikir keras dan barusaja mendapat telepon dari sang ibu untuk menjemputnya dirumah bibi Jung.Hoseok menawarkan diri dan disetujui oleh namja bergigi kelinci itu.
“kita siapkan saja sekarang Kook, aku membawa banyak kembang api di mobil, ambillah dan aku akan membereskan disini”.
Jungkook sedikit terhibur karena perkataan Jimin yang menyiapkan kembang api.Ia bergegas turun dan menuju mobil milik Jimin.
Krieet
Pintu kamar Taehyung terbuka.Sang pemilik kamar itu mengucek kedua matanya dan menuju dapur.Jimin membulatkan matanya dan cepat-cepat ia menyembunyikan dirinya dibawah meja makan.
“kenapa sepi sekali, kemana Jungkook ?” gumam Taehyung lalu menguap.
Namja tampan itu mendudukkan dirinya di kursi ruang makan dan menatap jam dinding kotak itu dengan mata mengantuk.Ia mengerjap pelan.
“masih tengah malam rupanya, ngomong-ngomong, kenapa Rimi tidak menghubungiku dari tadi sore?, apa dia sangat sibuk bertugas?, hmm seharusnya dia sudah pulang kan?” Taehyung mulai berbicara sendiri.Sementara di bawahnya, Jimin yang kakinya mulai kesemutan itu tak dapat duduk tenang.
Tut tut tut
Taehyung mencoba menelepon kekasihnya.
“kenapa tak diangkat?” gumamnya lalu terdengar bunyi ‘tuk’ pelan, ponsel milik Taehyung mengetuk meja.
“ahh mengantuk sekali” beberapa detik kemudian suasana kembali hening.
Jimin yakin Taehyung pasti tertidur sekarang.Ia melihat tubuh Taehyung membungkuk dan meletakkan kepalanya dimeja.
‘syukurlah ia tidur’ batin Jimin lega.
Ia segera melakukan aksinya.Tak ada yang tahu rencana Jimin yang satu itu.Namja bertubuh atletis itu mengambil lakban hitam yang sudah ia siapkan dan mengikat tubuh temannya pada kursi.Ia sudah hapal kebiasaan Taehyung yang selalu terlelap walaupun ia diganggu.
Jimin menahan tawanya ketika Taehyung yang sama sekali tak bergerak itu sudah mirip dengan tawanan penjahat.Wajah mengantuknya sangat lucu.
Drrrt drrrrt
Ponsel Jimin bergetar.Rupanya Rimi meneleponnya.
“ya Rimi-ssi, apa benar kau tidak datang?, aku sudah melakukan tugasku, Jungkook sedang menyiapkan kembang apinya, kau ini bagaimana sih?” bisik Jimin mengomel.
“…”
“benarkah? ya sudah cepat kemari” pinta Jimin senang.
Ternyata Rimi sedang berada dirumah bibi Jung bersama nyonya Lee menyiapkan banyak sekali makanan enak.Gadis berlesung pipit itu memang merahasiakannya dari Jungkook.
Ia ingin mengejutkan Taehyung dengan cara itu.
Setelah dirasa siap.Rimi dan nyonya Lee menuju apartemen.Karena jarak mereka dekat, jadi cukup dengan berjalan kaki.Hoseok yang bertugas menjemput nyonya Lee tadi ikut membawakan banyak kotak makanan.
Raut wajah ketiganya begitu senang terutama Rimi.
Mereka bertiga memasuki dapur dan diikuti oleh Jungkook yang selesai memasang kembang api di halaman.Jungkook berbinar ketika mengetahui ternyata ibunya menyiapkan begitu banyak makanan lezat.Dan ia juga terkejut ketika melihat Rimi juga ikut.
“ahh noona membohongiku, katanya tidak ikut?” ledek Jungkook kesal.Gadis yang kali ini rambutnya dikuncir itu tersenyum lucu.
Brak
Kedua mata Taehyung terbuka karena terkejut ada seseorang menjatuhkan benda kelantai.Betapa kagetnya ia mendapati tubuhnya susah digerakkan karena ulah Jimin tadi.
Lampu dapur itu tiba-tiba menyala dan menampakkan semua orang yang berdiri disekitar Taehyung sudah siap dengan kue ulang tahun dan makanan-makanan enak itu.Ia sangat tidak menyangka rencana adiknya seperti ini.Jujur saja ia hanya menebak Jungkook pasti bekerja sama dengan kekasihnya untuk melemparinya tepung atau dengan telur ketika tengah malam.Tapi semua bayangan itu hilang ketika kedua manik tajam itu memandangi suasana dapurnya yang ramai dan kue tart berhiaskan angka 30 itu sangat indah.
“saengil chukka hamnida, saengil chukka hamnida, saranghaneun Taehyung-ie, saengil chukka hamnida !!!!!”” serentak mereka semua menyangikan lagu selamat ulang tahun untuk Taehyung.
Namja dengan hidung bangir itu terharu melihat kebersamaan antara keluarga dan para sahabatnya, dan tentu saja sang kekasih yang ikut merencanakan semuanya.
“Park Jimin, lepaskan lakban ini, aku tidak bisa bergerak” pinta Taehyung lucu.Ia berusaha melepaskannya tapi sangat susah.
Akhirnya membuat semua orang yang ada didapur itu tertawa.Taehyung menyerah dan terpaksa mendekatkan dirinya ke meja untuk meniup lilin.Yang sebelum itu ia memanjatkan doa untuk masa depannya nanti.
“ayo tiup lilinnya Taehyung-ah” pinta sang ibu bahagia melihat putra tertuanya itu semakin dewasa.
Fiuuuhh
Taehyung meniup kedua lilin itu lalu meminta disuapi potongan kue ulang tahunnya.Namja yang sudah genap berusia 30 tahun itu masih mencoba melepaskan ikatan lakban.Perlahan ia menatap wajah Rimi dan kekasihnya itu malah tertawa.
“lepaskan aku, kenapa aku seperti tawanan saja?” Taehyung memasang wajah datarnya karena Jimin dan Hoseok tak berhenti tertawa.
“sudahlah lepaskan Taehyung, kasihan dia” ucap nyonya Lee.
Setelah Jimin berhasil melepaskan ikatan itu, Taehyung memukulinya hingga Jimin tersungkur kelantai.Tentu saja pukulan itu tidak kencang, ia hanya kesal karena ulang sahabatnya itu sangat konyol.
“ahh ampun Taehyung-ah, hahaha iya aku minta maaf” Jimin mengerang karena Taehyung menggelitikkinya.Kelemahan Jimin yang sudah ia hapal dari kecil.
“karena semuanya sudah berkumpul, mari kita makan” ajak Taehyung semangat, ia juga lapar karena lupa untuk makan malam.
“kau pasti tidak menyangka kan hyung?” Jungkook mulai bersuara ketika acara makan sudah selesai.Taehyung merangkul adiknya di teras rumah.Ia melihat Jimin menyalakan kembang api bersama Hoseok.
“gomapta Jungkook-ah”
“sebenarnya rencanaku tidak begini hyung, aku juga salah satu yang dikerjai oleh Rimi noona dan eomma” Taehyung menatap gadis yang sangat ia cintai itu dari jauh.Rimi sedang mengobrol dengan nyonya Lee diruang tamu.Mereka berdua sangat akrab.
Dada Taehyung menghangat.
“hari ini benar-benar keterlaluan semua, hahaha” ucap Taehyung diselingi tawa bersama Jungkook.
“ssaem” panggil Rimi malu.Ia menatap sebentar Jungkook dan tersenyum.Jungkook mengerti, ia berpindah menemani Jimin dan Hoseok di atap gedung apartemen.Kembang apinya sangat indah dan meletup-letup memijarkan cahaya warna warni.
“duduklah” pinta Taehyung menepuk kursi disampingnya.
Taehyung tersenyum melihat wajah cantik kekasihnya dari dekat.
“kembang apinya bagus sekali” gumam Rimi mendongak melihat kembang api yang disulut Jungkook.
“hm” Taehyung berdehem kecil mengiyakan.
Rimi menoleh melihat wajah Taehyung yang tampak bahagia.Perlahan Rimi mengeluarkan sebuah kotak hadiah dari dalam tasnya.
“ini hadiah untukmu , selamat ulang tahun Kim sonsaengnim” ucap Rimi senang.Ia menyodorkan kado darinya pada Taehyung.
Namja itu tersenyum gemas dan penasaran apa kado dari Rimi.
Ia membukanya dan tampak menyukai kado itu.Sebuah bolpoin yang sangat elegan itu membuat Taehyung tersenyum.
“terima kasih sayang, kau tahu aku sangat menyukai bolpoin, dan ini bagus sekali” ucap Taehyung memeluk Rimi.
Deg
Rimi yang mulai gugup itu melepaskan pelukan kekasihnya dan berusaha tenang.
“syukurlah kalau kau suka” Rimi menunduk malu.
Chuup
Bibir Rimi mengecup pipi kanan Taehyung dan membuatnya merona.
“saranghae” ucapnya lirih.Taehyung tersenyum kecil dan mengangguk.
“kalau kau mencium pipi kananku, kau harus mencium pipi kiriku juga” pinta Taehyung iseng.
Rimi semakin merona dan memukul pelan lengan Taehyung.
“kiss me”
Taehyung mendekatkan pipinya untuk dicium.Namun Rimi masih terdiam dan gugup.Ia menatap wajah tampan itu lekat-lekat.Jantungnya berdegub kencang.
Chup
Taehyung terbelalak karena Rimi justru mencium bibirnya.Namja itu tersenyum dan menarik Rimi untuk memperdalam ciuman mereka.
Lidah Taehyung sudah menyusuri setiap detail bibir kekasihnya.Ia melumat lembut dan terkadang menghisapnya.Rimi yang mulai kesulitan bernafas itu menunduk untuk menyudahi ciuman yang mulai berubah panas.
Taehyung terkekeh kecil.
“kenapa wajahmu merah uhm, apa kau masih malu padaku?” goda Taehyung mencubit hidung Rimi.
“wajahmu juga merah ssaem” jawab Rimi pelan.Taehyung tertawa dan memeluk kekasihnya itu erat-erat.
.
.
Kesibukan mulai kembali seperti rutinitas sehari-hari.Taehyung melangkahkan kedua kakinya menuju ruang kerjanya dilantai 2.Beberapa hari mengambil cuti setidaknya membuat ia kembali segar dan lebih bersemangat.
“selamat pagi Kim sonsaengnim “ sapa seorang perawat magang salah satu teman Rimi.Taehyung mengangguk dan dengan wajah santai memasuki ruangannya.
Tok tok tok
Taehyung agak kaget dengan suara ketukan di pintunya.Ia barusaja memakai jas putih itu dan sambil berpikir siapa yang sepagi ini mencarinya.
“apa aku boleh masuk, Kim sonsaengnim?” tanya seorang dokter muda berambut pendek itu pelan.
Gerak-geriknya seolah berusaha terlihat cantik didepan Taehyung.Sedangkan Taehyung, ia hanya menatap perawat itu dengan wajah pokerface nya.Taehyung sangat mengenali siapa dokter ini.Dia adalah salah satu rekan sesama dokter dirumah sakit.
Dokter bernama lengkap Lee Hana itu seorang dokter spesialis anak.Tentu saja wajahnya cantik dan terawat.Namun, Taehyung tidak pernah merasa tertarik lebih jauh dari sekedar mengakui keahliannya saja.Dan memang, kenyataannya dokter Hana menyukai sosok tampan Taehyung sejak lama.Sekembalinya ia dari Swiss minggu lalu, hari ini Taehyung baru ingat ia bekerja kembali di Samsung Medical Center.
“ada yang bisa kubantu, ah dokter Lee bagaimana perjalananmu dari Swiss?” perawat ber-name tag Lee Hana itu menyodorkan beberapa map pasien yang harus melakukan operasi untuk diperiksa Taehyung.
“melelahkan, aku ingin menyampaikan minggu ini Presdir ingin mengadakan meeting untuk semua dokter spesialis mengenai hasil studi di Swiss beberapa bulan terakhir, kudengar pihak mereka ingin bekerja sama dengan Samsung Medical Center”
Srek
Taehyung membuka cover map itu tanpa melihat dokter Lee yang intens memandanginya dengan senyum yang aneh.
“ada yang ingin kau sampaikan lagi?” pinta Taehyung yang merasa tidak nyaman jika dipandangi seperti itu.
“ah ne… ini… untukmu” Taehyung mendongak heran melihat sebuah kotak berukuran box tempat jam tangan dengan pita biru itu mendarat di mejanya.
TBC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

When BTS Member Sick pt.2 Jeon Jungkook

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! GENRE      :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 2.Jeon Jungkook “ maknae , tolong ambilkan air minum dilantai bawah” teriak manajer hyung. Kali ini mereka sedang berkumpul diruang latihan.Semuanya tampak kelelahan dan mandi keringat.Jungkook bergegas menuruni anak tangga dan mengambil botol air mineral permintaaan manajer hyung. “ah berat juga ternyata” gumamnya sambil mengangkat kardus air mineral itu kedalam lift .Jungkook terlalu lelah untuk menaiki tangga dengan membawa beban.

My 4D Doctor pt.1

Main cast    : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi OC             : BTS member Genre          : Romance/AU/Slight comedy Rate            : T to M Length         : Chaptered Disclaimer   : Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri. Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! . .    Prologue 10 Tahun Silam “Taehyung-ah !... Taetae-ya !.... cepat kemari, tangan Jimin terluka ! dia berdarah !!” teriak seorang remaja laki-laki 12 tahun di depan sebuah jendela besar kamar milik Taehyung. Anak itu berteriak ketakutan s...

When BTS Member Sick pt.1 Park Jimin

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! Genre         :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 1.Park Jimin (Chimchim) Hari ini,   namja yang dikenal dengan tubuh atletisnya itu masih tertidur diranjangnya yang nyaman.Ia tak menyadari bahwa semua member sudah bersiap untuk berangkat menjalani schedule pagi itu.Dimulai dengan pengambilan gambar disebuah toko brand tas ternama lalu menuju ke luar kota untuk fansigning .Mungkin kegiatan mereka baru akan berakhir nanti malam.Jimin menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.Mata sipit itu terbelalak ketika melihat jam wekernya sudah menunjukkan angka 8 lebih.Cepat-cepat ia beranjak dari tempat tidurnya, tetapi… BRAKKKK BUGH ...