Helloo
Armydeul
Nggak kerasa ya udah the last chapter nih untuk sequel ini
Author ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk partisipasinya membaca, memberikan saran, kritik dan tanggapan yang bagus atas ff ini.
*ciee author normal
Nggak kerasa ya udah the last chapter nih untuk sequel ini
Author ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk partisipasinya membaca, memberikan saran, kritik dan tanggapan yang bagus atas ff ini.
*ciee author normal
But,
jangan sedih dulu.Karena setelah sequel ini selesai, author akan membawa FF
lain yang semoga lebih bagus dan lebih greget/?
oke
deh Armydeul yang yeppeo ;D
Let's gooo ....
Let's gooo ....
Author
: Kaizza24
Tittle : 4D’s Honeymoon
Main cast : Kim Taehyung, Hwang Rimi, Jeon Jungkook, Lee Hana
OC : Jimin, Hoseok
Genre : Romance/AU/Comedy/Marriage life
Rate : T to M
Length : chaptered
Tittle : 4D’s Honeymoon
Main cast : Kim Taehyung, Hwang Rimi, Jeon Jungkook, Lee Hana
OC : Jimin, Hoseok
Genre : Romance/AU/Comedy/Marriage life
Rate : T to M
Length : chaptered
Disclaimer
:
FF
ini asli tercipta dari pikiran author.Tidak ada plagiat maupun copy-cat.Kim
Taehyung sepenuhnya milik orangtua, neneknya dan PD-Nim/?.Author hanya meminjam
karakter dan ketampanannya saja grin emotikon
Don’t
be silent siders
RnR
jusseyooo …
Kim
Taehyung membulatkan kedua matanya tak percaya.Apa yang dikatakan Hoseok
barusaja seolah adalah hal sangat aneh.
“Kim
Shin Ae, Shin Ae…sepertinya aku pernah mendengar nama itu, tapi aku tidak
yakin” ucap Taehyung.
Hoseok
menggeleng gemas.Teman lamanya yang satu ini memang terkadang terlalu cuek
untuk memperhatikan orang-orang di sekelilingnya.Kebiasaan itu sudah dibawa
sejak mereka SMA.Itulah mengapa Taehyung tidak pernah menjalin hubungan sebelum
bersama Rimi, istrinya.
“aigoo,
kau ini tidak pernah berubah Tae” Hoseok meninju pelan lengan namja bermarga
Kim itu.
“Jimin-nie
mengatakan kalau ia mengenal Shin Ae sudah beberapa bulan yang lalu, aku saja
kaget waktu ia menggandeng tangan seorang gadis.Dan kupikir mungkin itu adalah
kekasihnya, kau tahu kan bagaimana Jimin-ie kalau sudah mendapat respon dari
gadis, seolah gadis itu sudah ada stempelnya ‘hanya milik Jimin’ ckck”
Taehyung
terkekeh mendengar penjelasan unik Hoseok.Menurutnya kenyataan bahwa sifat
Jimin yang possessive itu kurang sesuai dengan image nya yang lucu dan
imut.Usia mereka bertiga tak jauh berbeda, dan Jimin lebih tua beberapa bulan
dibanding Taehyung, namun siapa sangka dengan wajah cute begitu Park Jimin
sudah berusia 33 tahun?.
“kau
benar hyung” tawa renyah Taehyung membuat eye-smile lucu itu terlihat jelas.
“apa
kalian membicarakan temanku Shin Ae?” sahut Rimi yang datang sambil menyuguhkan
minuman untuk kedua tamu dan suaminya.
“apa
dia teman dekatmu?” tanya Hoseok cepat.
Rimi
menyamankan dirinya disamping Taehyung.Sekilas ia melirik Junghyun yang sedang
bermain puzzle bersama kedua putri cantik Hoseok.Hye Soo dan Soo Ra.Anak
laki-laki tampan itu mewarisi wajah ayahnya, hidungnya sangat mirip dengan
Taehyung.Begitu juga kedua matanya yang bermanik tajam.Hanya bentuk bibir dan
rambut yang mengikuti Rimi.Namun jika dilihat dari jarak yang dekat, Junghyun
sedikit mirip dengan Jungkook.
“Shin
Ae, dia adalah teman kuliahku dan memang benar kalau Jimin oppa mengenalnya
dariku.Apa dia tidak pernah cerita?” Rimi mengira baik Hoseok dan Taehyung
sudah mengetahuinya sejak awal.Namun perkiraannya salah.
Kedua
namja yang sudah berstatus sebagai seorang ayah itu melongo lucu.
“jadi, maksudmu Jimin-ie merahasiakan itu dari kami? Aku dan Taehyung?, kenapa?” Hoseok menggaruk pipinya kesal.Bagaimana bisa Jimin yang biasanya selalu menceritakan semua hal pada mereka itu berubah menjadi pria misterius?.Atau ini semua hanya trik untuk membuat kejutan?.Park Jimin adalah orang yang pandai membuat kejutan sejauh ini.
“jadi, maksudmu Jimin-ie merahasiakan itu dari kami? Aku dan Taehyung?, kenapa?” Hoseok menggaruk pipinya kesal.Bagaimana bisa Jimin yang biasanya selalu menceritakan semua hal pada mereka itu berubah menjadi pria misterius?.Atau ini semua hanya trik untuk membuat kejutan?.Park Jimin adalah orang yang pandai membuat kejutan sejauh ini.
“jangan-jangan
dia ingin mengejutkan kita Tae”
Pembicaraan
mengenai Jimin berbuntut panjang.Hingga Taehyung benar-benar merasa heran
karena Jimin justru menceritakannya pada Rimi.Suasana sore itu menjadi lebih
hangat karena Jimin.
.
.
.
Taman kota--- namja bermata sipit itu berjalan santai membawa kotak makanan yang ia beli beberapa menit yang lalu.Kotak makanan itu rupanya berisi kue-kue pastry yang beraroma lezat.Jimin, namja bertubuh atletis itu tersenyum saat mengingat janji kencannya bersama gadis yang sedang ia sukai.
.
.
.
Taman kota--- namja bermata sipit itu berjalan santai membawa kotak makanan yang ia beli beberapa menit yang lalu.Kotak makanan itu rupanya berisi kue-kue pastry yang beraroma lezat.Jimin, namja bertubuh atletis itu tersenyum saat mengingat janji kencannya bersama gadis yang sedang ia sukai.
Tuk
Kotak
itu diletakkannya diatas bangku, tepat disampingnya.
“hmm,
kenapa dia lama sekali?” gumamnya sembari menilik jam tangan digital yang ia
kenakan.
Udara
sore Minggu ini benar-benar berhembus bagus.Tidak terlalu dingin dan tidak
panas.
Sejuk
dan sangat nyaman.
“ahh
cuacanya sangat baik” gumamnya memandangi langit berwarna jingga.
Tap
“sudah
lama?”
Suara
manis itu akhirnya terdengar oleh telinga Jimin.Namja itu membuka matanya yang
sedari tadi hanya memejam menikmati laju angin.Ia tersenyum lalu menarik lengan
ramping didepannya dan memintanya duduk.
“kau
sedikit terlambat, kenapa?” Jimin melirik wajah gadis disampingnya dekat-dekat.
“aku
barusaja selesai dengan tugas piketku” jawabnya tersipu.
Gadis
yang diketahui bernama Kim Shin Ae itu menunduk malu.Ia selalu gugup didepan
Jimin.
“oke,
aku mengerti…hmm apa kau suka kue ini?” kotak kue itu terbuka.
Seketika
aroma buah nanas dan aroma keju bercampur.Hidung Shin Ae mendekat untuk
menghirup aroma dari kue didalam kotak.
“yaaa
kau terlalu dekat” sergah Jimin menarik tengkuk Shin Ae untuk menjauh dari kue
bawaaannya.
“ishh
aku kan hanya ingin mencium aromanya” bibir mungil itu mengerucut kesal.
Jimin
menelan ludahnya kasar.
“Shin
Ae-yaa….don’t do too much aegyo here” gumamnya pelan.Sehingga telinga Shin Ae
tidak sempat mendengarnya.
“ini
masih hangat, apa kau barusaja membelinya?” tanya gadis itu mengambil satu buah
dan memakannya.
Jimin
masih menatapnya dengan mulut sedikit terbuka.
“apa
kau lapar sekali, kukira kita harus makan nasi sebelum kau menghabiskan kue
ini” Jimin menutup kotak kue itu dan menarik tangan Shin Ae untuk beranjak dari
kursi kayu itu menuju tempat bernama restoran.
Sepanjang jalan Shin Ae menggerutu karena Jimin melarangnya memakan kue kesukaannya lebih banyak.Tugas piket dirumah sakit benar-benar melelahkan.Seharusnya Jimin menyuruhnya untuk menghabiskannya, bukan melarangnya.
Sepanjang jalan Shin Ae menggerutu karena Jimin melarangnya memakan kue kesukaannya lebih banyak.Tugas piket dirumah sakit benar-benar melelahkan.Seharusnya Jimin menyuruhnya untuk menghabiskannya, bukan melarangnya.
“nahh
kita sudah sampai”
Shin
Ae masih merasa kesal dengan perlakuan kekasihnya itu.Ia duduk diam sambil
membolak-balikkan buku menu itu tanpa ada niat untuk memesan makanan.
“yaa
kenapa kau tidak memesan menunya?”
Jimin
menyenggol pelan siku Shin Ae.
“aku
tiba-tiba tidak merasa lapar” jawabnya dingin.
Namun
justru senyuman manis itu terkembang di wajah Park Jimin.
“kenapa
kau tertawa?” sungutnya.
Jimin
hanya menggeleng gemas.
Shin
Ae, gadis yang bekerja di Samsung Medical Center sejak 2 tahun yang lalu itu
adalah orang yang Jimin sukai.Mereka tak sengaja bertemu ketika Jimin dan
Hoseok menemui Taehyung disana.Perawat yang dulu masih magang itu selalu
ketahuan menatap dirinya dari jauh.Dan sejak itu Jimin menjadi penasaran dan
bertanya pada Rimi jika mereka punya waktu.Hanya untuk membahas Shin Ae.
Dan
namja bermarga Park itu selalu terkekeh ketika mengingat bagaimana ia mengejar
Shin Ae tanpa banyak orang yang tahu, sekalipun itu Hoseok dan Taehyung.
“oppa,
kenapa kau menertawakanku?” Shin Ae membuang buku menu itu keatas meja.
“tidak
ada, aku hanya ingin tertawa, tidak boleh?” Jimin selalu menggoda Shin Ae
seperti itu.
Pada
akhirnya, Shin Ae akan kesal dan tidak ingin mengobrol dengan Jimin.Namun usaha
untuk tidak mengobrol itu akan buyar ketika Jimin memamerkan bakat aegyo nya
pada Shin Ae.
Pasangan
yang sangat lucu.
“pelayan,
aku pesan yang ini dua porsi dan untuk minumnya kurasa lemon tea saja” ucapnya
pada salah seorang waiter.
Tanpa
melihat wajah Shin Ae yang murung, Jimin mengamati ponselnya dan menggumamkan
beberapa nada lagu.
“Yaa
kenapa kau sekarang mengacuhkan aku?”
Shin
Ae membuang muka lalu mengambil ponselnya yang barusaja bergetar karena ada
pesan yang masuk.Ia menyambar benda itu lalu membuka satu pesan.
Deg
From.My
Chimie
Setelah beberapa menit nanti mungkin hal ini adalah perubahan besar dalam hidupmu.Jadi jangan menyalahkan aku jika ini terjadi begitu saja tanpa aku mengatakannya padamu.Jangan murung begitu, aku ingin hari terakhir kita bersama sebagai pasangan kekasih ini berlangsung ceria dan senyuman darimu.Sekali lagi jangan menyalahkan aku jika aku nanti mengatakan sesuatu yang tidak kau bayangkan sebelumnya.
Setelah beberapa menit nanti mungkin hal ini adalah perubahan besar dalam hidupmu.Jadi jangan menyalahkan aku jika ini terjadi begitu saja tanpa aku mengatakannya padamu.Jangan murung begitu, aku ingin hari terakhir kita bersama sebagai pasangan kekasih ini berlangsung ceria dan senyuman darimu.Sekali lagi jangan menyalahkan aku jika aku nanti mengatakan sesuatu yang tidak kau bayangkan sebelumnya.
Manik
hazel itu berair.
Sangat
tidak bisa ia mengerti mengapa kekasihnya mengiriminya pesan disaat mereka
bersama.Jarak mereka tidak lebih jauh dari 20 sentimeter.
Shin
Ae menatap wajah kekasihnya itu sedih.
“apa
yang kau maksud oppa?, perubahan apa itu?” tanyanya menahan tangis.
Namun Jimin hanya melempar senyum kecil dan menggeleng.
Namun Jimin hanya melempar senyum kecil dan menggeleng.
Kling
From.My
Chimie
Maafkan aku, tapi kau harus mau menerimanya.Kalau tidak, aku bisa hancur.
Maafkan aku, tapi kau harus mau menerimanya.Kalau tidak, aku bisa hancur.
Tes
Tes
Akhirnya
butiran bening itu terjatuh juga.Shin Ae merasa ini sebuah kesalahan.Ia tidak
menyangka Jimin meminta maaf dan menyuruhnya untuk bisa menerima.
“Oppa..apa
maksud semua ini?, apa kau akan hancur jika terus bersamaku?” suara serak itu
menandakan Shin Ae sudah menangis.
Tangisan
itu benar-benar menyiratkan rasa tidak rela jika ia harus berpisah dengan namja
yang ia cintai.Park Jimin, namja manis itu sudah menjadi sosok yang berharga
untuk Shin Ae.
Mana
mungkin hubungan mereka semudah ini berakhir?
Tap
Tap
Beberapa
orang pelayan menghampiri meja mereka dan menaruh pesanan
Jimin.Jimin menatap masakan didepannya dengan senyum kecil.
Jimin.Jimin menatap masakan didepannya dengan senyum kecil.
“OPPA?”
Jimin
tersedak karena Shin Ae berteriak cukup keras.Hingga ia hampir menelan potongan
daging itu bulat-bulat.
“kau
mengagetkan aku” ucap Jimin segera meneguk air putih didepannya.
“oppa,
kenapa kau begini padaku?, sebenarnya ada apa?” tanyanya pada Jimin
‘aku
tahu chagi, kau terlihat sangat tidak ingin kehilangan aku’ batin Jimin senang.
“aku…tidak
ingin kehilanganmu” cicit Shin Ae menundukkan kepalanya.
Pusing dan sesak.
Pusing dan sesak.
Rasa
itu mendominasi otak dan hatinya saat ini.Tak bisa dipercaya jika Jimin ingin
hubungan ini berakhir.
Hiks
Hiks
Gadis
itu menjatuhkan kepalanya di meja dan mulai terisak.
Jimin
medekatkan dirinya dan membelai rambut hitam kelam itu lembut.
“maafkan
aku”
Shin
Ae menggeleng cepat.Ia tidak ingin melihat wajah Jimin sekarang ini.
“aku
membencimu” ucapnya ditengah isakannya.
Jimin
tersenyum.Disuruhnya beberapa pelayan itu untuk membawa menu yang lebih dulu ia
pesan.Sebuah kue beraroma buah nanas dan keju itu terhidang didepan mereka
berdua.Ukuran kue itu cukup besar dan cukup untuk dibagi 10 orang.
Jimin
menyuruh pelayan itu pergi.
Shin
Ae terus menangis dan tidak ingin Jimin mengatakan hal-hal yang tak bisa ia
bayangkan.Shin Ae berpikir bahwa kekasihnya itu meminta hubungan mereka putus.
Namun.
“chagi-ya,
coba lihat itu” Shin Ae merasa terhenyak ketika Jimin masih memanggilnya dengan
sebutan sayang.
Hiks
Ditengah
isakan kecilnya, kedua mata Shin Ae membulat sempurna.Ia merasa terkejut sekali
lagi.Ditatapnya kue nanas keju kesukaannya itu lalu menatap Jimin.
“app…apaa
ini?” tanyany serak.
“aku
tadi mengirimu pesan kan, beberapa menit lagi ini akan membawa perubahan dalam
hidupmu…karena aku ingin mengucapkan satu permohonan besar padamu”
Deg
“permohonan,
oppa jangan membuatku bingung” pintanya kesal.
“dan
aku juga mengatakan jangan menyalahkanku jika aku akan mengatakan sesuatu yang
tidak pernah kau bayangkan…itu adalah aku ingin bertanya padamu..apakah kau mau
menjadi pengantinku?”
Deg
Deg
Semua
kalimat yang sudah ia kirimkan tadi.Jimin mengulanginya dengan nada yang
sungguh-sungguh.
“jadi
jangan menyalahkan aku jika aku mengatakannya tanpa memberitahumu…karena aku
ingin tahu apakah aku berarti bagimu”
Tes
Shin
Ae tidak dapat melukiskan betapa bahagianya ia sekarang.Hingga ia menangis
lebih kencang.
“hari
ini akan menjadi hari terakhir dimana kita menjadi sepasang kekasih….karena kau
akan menjadi istriku dan aku akan menjadi suamimu, kita bukan lagi pasangan
kekasih..tapi pasangan suami dan istri..kita adalah belahan jiwa yang saling
melengkapi”
Shin
Ae berhambur memeluk Jimi erat-erat.
“dan
kau harus menerimanya…untuk menjadi pengantinku..kalau tidak…aku bisa hancur”
Kalimat
terakhir Jimin membuat Shin Ae lemas.Tak pernah ia bayangkan jika kekasihnya
melamar dengan cara mengejutkan seperti ini.
“oppa….saranghaeyo..neomu
saranghaeyo hiks”
Jimin
membalas pelukan Shin Ae dan mencium kening gadis bermata bulat itu penuh
sayang.
“saranghae,
Kim Shin Ae” gumam Jimin ditengah pelukan mereka.
.
.
“mwoo??? Jimin hyung akan menikah bulan depan????” teriak Jungkook tak percaya.
.
.
“mwoo??? Jimin hyung akan menikah bulan depan????” teriak Jungkook tak percaya.
Hoseok
barusaja memberitahu lewat telepon.
Dan
sekarang Jungkook terheran heran karena kabar itu begitu mengejutkannya.
“hyung,
kau tidak bercanda kan !!?” Jungkook meninggikan nada bicaranya karena
terkejut.
“kenapa
aku bercanda Kook, aku sedang memegang undangan pernikahannya”
“benarkah,
hyung aku terkejut”
“kau
bukan satu-satunya yang begitu Kook”ucap Hoseok.
Jungkook—namja
yang saat ini sedang duduk di bangku kuliah semester 5 itu berlari menuju
apartemen kakaknya untuk memberitahu perihal pernikahan
Jimin.Sebetulnya ia sudah berada di area parkir gedung berlantai 20 itu.Namun langkahnya berhenti ketika mendapat telepon dari Hoseok tadi.
Jimin.Sebetulnya ia sudah berada di area parkir gedung berlantai 20 itu.Namun langkahnya berhenti ketika mendapat telepon dari Hoseok tadi.
Ting
tong
Tak
berapa lama kemudian sosok bernama Rimi itu muncul membukakan pintu.
“noona,
dimana hyung?” tanyanya tak sabar.
Rimi
mengernyitkan dahinya heran.
“kau
ini kenapa seperti tergesa-gesa begitu?” tanyanya ingin tahu.
Sementara
itu Taehyung yang setengah tertidur di sofa ruang tengah itu terkejut saat
Junghyun meneriakkan nama Jungkook.
“appaa..Jungkook
ahjussi disini” teriak bocah kecil itu menepuk-nepuk pipi ayahnya.
“ada
siapa Junghyun-ah? Hm?” tanyanya berusaha membuka matanya yang berat.
Junghyun
menunjuk kearah pamannya, Jungkook.
“Jungkook-ah
ada apa kau kemari?” Junghyun melompat kepangkuan Jungkook dan duduk nyaman
sambil bermain rubik milik ayahnya.
Jungkook
menatap bocah itu gemas.”aigoo, uri Junghyun-ah..siapa yang mengajarimu
memanggil ‘ahjussi’? aku ini hyung mu..hehehe”
“hyung?”
Junghyun memiringkan kepalanya lucu.
Taehyung
merapikan rambutnya dan duduk nyaman.
“Hoseok
hyung meneleponku dan mengatakan Jimin-ie hyung akan menikah bulan depan”
Taehyung
mengangguk pelan.
2
detik kemudian.
“mwo?,
menikah?...apa kau serius Kook?” ucapnya kaget.
Jungkook
mengangguk.
“tentu
saja, Hoseok hyung sudah menerima undangannya”
Ayah
Junghyun itu melongo.Ia tak percaya Jimin memberikan kejutan seperti ini
padanya.
“Park
Jimin, kau memang ahli membuat kejutan” gumam Taehyung lirih.
Sementara Junghyun menatap wajah ayah dan pamannya itu dengan mata membulat dan lucu.Seolah ingin mengucapkan ‘apa yang kalian bicarakan?’
.
.
“noona, kapan kau pulang?”
Sementara Junghyun menatap wajah ayah dan pamannya itu dengan mata membulat dan lucu.Seolah ingin mengucapkan ‘apa yang kalian bicarakan?’
.
.
“noona, kapan kau pulang?”
Tanya
Jungkook ditengah obrolan mereka menggunakan video call.
Dilihatnya
wajah cantik nan anggun itu sedang mengenakan kaus panjang putih dan mengikat
rambutnya yang sudah panjang dengan jepitan lucu.
“kenapa?”
Jungkook
mendengus kesal.”tentu saja aku merindukanmu…sangat”
Dokter
Lee tertawa.
Namun
jangan mengira Jungkook juga ikut tertawa, justru itu ia menekuk wajah tampan
itu.
“aku
akan segera menyelesaikan tugasku disini dan cepat pulang, ini sudah 2 bulan
kan?”
Dokter
spesialis anak itu tersenyum.
“baguslah
kalau begitu, karena ada hal yang harus kau lakukan untukku setelah kau pulang”
Wajah
tampan itu menyeringai.
“melakukan
apa?”
“aku
harus mau menjadi pasanganku di pernikahan Jimin hyung tanggal 4 nanti”
Dokter Lee tersipu.Tampak jelas dilayar laptop Jungkook bahwa wanita muda itu merona.
Dokter Lee tersipu.Tampak jelas dilayar laptop Jungkook bahwa wanita muda itu merona.
“Jimin-ie?,
ahh dia akhirnya menikah juga?”
Jungkook
mengangguk. “dan selanjutnya adalah kita”
Jungkook
tertawa terbahak.
.
.
“Park Jimiiinnnn, beraninya kau menikah tanpa memberitahu kami huh?”
Hoseok memasuki ruang mempelai pria.Disana Jimin sedang mematut wajahnya yang tampak manly dengan setelan tuxedo warna putih itu.
.
.
“Park Jimiiinnnn, beraninya kau menikah tanpa memberitahu kami huh?”
Hoseok memasuki ruang mempelai pria.Disana Jimin sedang mematut wajahnya yang tampak manly dengan setelan tuxedo warna putih itu.
“ahahaha…kalian
pasti terkejut kan?” namja bermata sipit itu merangkul kedua sahabatnya, Hoseok
dan Taehyung.
“ayolah,
aku melakukannya karena kalian masing-masing sudah menikah dan aku takut
merepotkan” Taehyung meninju pelan dada Jimin.
Mereka
tertawa.
“mana
Hye Soo dan Soo Ra, juga Junghyun-nie?” Jimin mengedarkan pandangannya untuk
mencari anak-anak dari kedua sahabat karibnya itu.
“ahh
mereka bersama ibunya di ruang mempelai wanita” jawab Taehyung bahagia.
“Jimin-ah
fighting” ucap kedua namja itu semangat.
Sementara
itu di tempat parkir gedung pernikahan Jimin.Namja jangkung itu keluar dari
mobilnya dan membetulkan letak jas hitamnya.Dengan style rambut seperti itu,
Jeon Jungkook sangat tampan.
“aish,
kenapa dia belum datang juga? Apa dia tidak akan datang?” gumamnya sambil
menduduki kap mobil depannya menunggu seseorang.
Drrt
ddrrrt ddrrrt
Ponsel
Jungkook berdering.
Sebuah
nama terpampang dilayar itu.
My
Beautiful Doctor
“ahh
sayang, kau dimana hm?” senyuman manis itu terulas.
Brrmmmm
brrmmm brrmmm
Jungkook
menoleh untuk melihat mobil siapa yang saat ini mendekat kearahnya.Dengan
ponsel masih menempel di telinga, ia sangat terkejut ketika mendapati pemilik
mobil itu adalah Dokter Lee.
Dengan
rambut panjangnya.Ia mengangkat ponselnya keatas.
“kau
mau mengerjaiku ya?”
Brak
Pintu
kemudi mobil itu terbuka.Sosok cantik itu mengenakan dress panjang yang anggun
berwarna salem.Jungkook menelan ludahnya ketika kekasihnya itu merangkulnya dan
mengatakan ia sangat merindukannya.
“ahh
baby…aku juga sangat merindukanmu”
.
.
“Jeon Jungkook, kapan kau tentukan hari pernikahanmu? Apa kau mau kubantu untuk mengerjai orang-orang disini?” gelak tawa Jimin meramaikan ruang santai gedung pernikahan itu.Dokter Lee menatap wajah Jungkook lalu tersenyum.
.
.
“Jeon Jungkook, kapan kau tentukan hari pernikahanmu? Apa kau mau kubantu untuk mengerjai orang-orang disini?” gelak tawa Jimin meramaikan ruang santai gedung pernikahan itu.Dokter Lee menatap wajah Jungkook lalu tersenyum.
“aku
ingin secepatnya, tapi kalau IPK ku kurang dari 3,95 maka tamatlah riwayatku”
ucapnya iseng.
Taehyung
menjitak kepala adiknya kesal.
“ah
appo hyung, aku akan menyelesaikan kuliahku dan menjadi dokter yang handal
seperti Kim sonsaengnim”
“hahahaha
kau lucu sekali Jung” ucap Hoseok terbahak.
Taehyung
mendecih pelan lalu ikut tertawa.
Sementara
dokter Lee hanya bisa tersipu dan beberapa kali menyentuh pipinya.
“ahjumma…Jungkook
ahjussi melihat foto ahjumma terus” Junghyun mengatakan hal ini sembari menarik
lengan kemeja Jungkook.
Mereka
semua tertawa keras.
“
bocah ini, mirip sekali hobimu membuatku kaget, sama seperti ayahmu” gerutu
Jungkook gemas.
.
.
.
END
.
.
.
END
Komentar
Posting Komentar