Langsung ke konten utama

4D's Honeymoon pt.6



Author : Kaizza24
Tittle : 4D’s Honeymoon
Main cast : Kim Taehyung, Hwang Rimi, Jeon Jungkook, Lee Hana
OC : Jimin, Hoseok
Genre : Romance/AU/Comedy/Marriage life
Rate : T to M
Length : chaptered
Disclaimer :
FF ini asli tercipta dari pikiran author.Tidak ada plagiat maupun copy-cat.Kim Taehyung sepenuhnya milik orangtua, neneknya dan PD-Nim/?.Author hanya meminjam karakter dan ketampanannya saja grin emotikon
Don’t be silent siders
RnR jusseyooo …


Detak jam dinding diruangan ICU itu bergerak menuju angka 2 dini hari.Kim Taehyung masih belum dapat memejamkan kedua kelopak matanya yang sudah sembab.Jemarinya masih menggenggam erat tangan istrinya sambil mengusapnya pelan.Beberapa kali Jungkook meminta untuk berganti tugas menjaga Rimi, tapi ditolaknya karena ia tak ingin meninggalkan istrinya sendirian tanpanya.Ia takut jika Rimi tersadar dan dia sedang tidak ada bersamanya.

Dokter Lee menemani ibunya Rimi yang begitu terpukul melihat putri satu-satunya sedang terbaring tak berdaya.Beliau menitikkan airmata ketika menceritakan bagaimana bahagianya Rimi saat ia hamil.Dokter Lee memberikan semangat karena Rimi pasti bisa bertahan sampai akhir.
“kau gadis yang sangat baik” gumam beliau pada dokter Lee.
Wanita muda itu tersipu.
“Rimi-ssi pasti tahu ada begitu banyak orang-orang yang mencintainya, terutama Kim sonsaengnim-eun, beliau sudah melakukan usaha apapun demi istrinya”
Sosok ibu yang sangat penyayang itu tersenyum kecil.Mungkin ucapan dokter Lee ada benarnya.Kim Taehyung adalah pria yang sangat bertanggung jawab.
“Rimi pernah mengatakan, Kim Taehyung-ie adalah pria yang selalu melindungi keluarganya, apalagi terhadap sosok ibu dan istrinya.Dia akan melakukan semua yang terbaik demi kebahagiaan keluarganya”
Dokter Lee tertegun.
“anda benar sekali bibi, walaupun kita hanya berteman, tapi Kim sonsaengnim selalu menghormati kita dan tidak pernah membedakan orang karena jabatannya”
Wanita paruh baya itu tersenyum lebih lebar.Ia tahu menantunya adalah orang yang paling tepat untuk putrinya.
.
.
“Jung, aku dengar Rimi dirawat di rumah sakit Beijing, apa itu benar?” tanya sosok namja manis bernama Park Jimin pada Jungkook.
Percakapan mereka berlangsung melalui ponsel.
“ne hyung, lebih tepatnya kemarin Rimi noona mengalami pendarahan dan harus dirawat disini untuk mendapatkan golongan darah yang cukup langka”
Sementara di sebuah taman.
Namja bernama Jimin itu sedang menempelkan benda persegi pipih itu ke telinga kirinya.
“lalu bagaimana kondisinya sekarang?” tanyanya cemas
“masih dirawat di ruang ICU, entahlah tapi noona sudah menerima donor itu kemarin, semoga saja dia dan bayinya selamat”
Wajah Jimin berubah murung dan sedih.Ia heran mengapa ada saja ujian yang ditujukan untuk seorang Kim Taehyung, sahabat karibnya.
“baiklah, semoga semuanya baik-baik saja Jung”
Jimin menghela nafas berat.Ia tak tega memberitahu pada Taehyung kalau Hoseok mengalami kecelakaan mobil tadi pagi.Salah satu sahabatnya yang lain itu mengalami nasib naas ketika pergi mengantar istrinya ke sebuah supermarket.Dan di perjalanan pulang, ia mengalami rem blong dan mobil yang mereka tumpangi terbalik.Hoseok belum sadarkan diri sampai Jimin menelepon Jungkook tadi.Sedangkan istri Hoseok, Cheon Minah hanya mengalami luka ringan.Mereka juga belum mengetahui perihal Rimi yang dirawat di Beijing.
Jimin bingung.Ia harus mengatakan apa.Bahkan bernafas normal saja terlalu sulit dilakukan ketika orang-orang yang kau sayangi mengalami musibah.Keduanya, Hoseok dan Kim Taehyung.
Namja bermata sipit itu menyandarkan punggungnya pada batang pohon besar.Ia merindukan masa-masa ketika mereka masih kanak-kanak dan ia ingat bagaimana Taehyung mengobati lukanya saat bermain pisau bersama HoseokTak ada banyak kekhawatiran besar antara mereka.
Jimin tidak menyangka bahwa kehidupan kedua sahabatnya setelah mereka menikah, mengalami banyak ujian.Sudut mata Jimin tampak berair dan kelihatan ingin menangis.
“Hoseok hyung, Taehyung-ah, semoga kalian selalu baik-baik saja”gumamnya sedih.
.
.
Hwang Rimi merasakan sentuhan-sentuhan lembut pada punggung tangannya.Ia masih memejamkan kedua matanya, namun kesadarannya sedikit demi sedikit mulai muncul.Rimi juga merasakan adanya pergerakan janin yang bersemayam didalam perutnya.Ia tersenyum sangat samar.Hanya ia yang dapat menggambarkan bentuk senyumannya.
Disampingnya, Taehyung tengah tertidur namun tidak terlelap karena jemarinya terus mengelus tangan istrinya.Seolah tak ingin kehilangan sesuatu yang sangat berharga ketika ia tertidur.
“Oppa” panggilnya lirih.
Dibukanya kedua kelopak mata yang berat itu.Rimi melihat suaminya menunduk dengan wajah sangat lelah dan kedua matanya yang sembab.
Hatinya mencelos.
Ia berusaha menggerakkan jemarinya untuk menyentuh wajah tampan itu.Namun tenaganya masih lemah untuk melakukannya.Rimi menurunkan jemarinya perlahan.Ia menggapai pundak Taehyung dan menepuknya pelan.
Namja itu tersentak dan menoleh kesegala arah.Dan seakan semua beban berat didadanya terangkat, ia dapat menyaksikan wajah cantik istrinya kembali tersenyum.
“sayang, sayang kau sudah siuman eoh?, Rimi-ya, aku sangat cemas” Taehyung tak hentinya memeluk Rimi sambil menghujani kening dan pipinya dengan kecupan hangat.
Ia sangat merindukan Rimi.
Wanita berambut coklat panjang itu mengelus pipi tirus suaminya.Sejak beberapa minggu terakhir ia mengamati pipi itu semakin kurus saja.Rimi sangat sedih ketika Taehyung selalu memperhatikan dirinya dan membiarkan dirinya sendiri memikirkan hal ini.Hal yang telah terjadi padanya.
Dalam hati Rimi masih bertanya mengapa dirinya bisa ada di rumah sakit.Dari huruf petunjuk di dinding ruang ICU itu, kemungkinan sekarang ia tidak berada di Korea.Tapi berada di luar negeri.
“apa kau merasakan sakit?” tanyanya sembari memeriksa detak nadi Rimi melalui pergelangan tangannya.
Ia mengulas sebuah senyum lega.
“detak nadimu sudah mulai normal, syukurlah” ucapnya bahagia.
“aku hanya merasa lemas, dan coba kau rasakan gerakan bayi kita semakin lincah dan aku dapat merasakannya” gumamnya pelan.
Taehyung menempelkan telapak tangannya diatas perut buncit itu.Ia tersenyum lagi.
“kau benar sayang, dia bergerak begitu lincah didalam.Pasti karena ibunya bersemangat” dicubitnya hidung Rimi pelan.
Rimi terkekeh kecil.
Beberapa menit kemudian dua orang dokter yang menangani Rimi memasuki ruangan steril itu dan mengatakan Rimi dapat dipindahkan ke ruang perawatan beberapa jam lagi.
“Dokter Kim, kondisi istri anda semakin baik dan menunjukkan kemajuan pesat, seperti keajaiban” dokter itu memuji Rim karena sudah memperjuangkan kandungannya.
“ah begitukah, saya sangat berterima kasih untuk kerja keras dokter-dokter yang sudah membantu istri saya untuk berjuang, saya kehilangan banyak harapan jika tanpa anda semua” Taehyung membungkukkan dirinya untuk memberi hormat.
.
.
6 bulan setelah Rimi berhasil memperjuangkan janin dalam kandungannya.Kini usia kehamilannya sudah dalam masa akhir menjelang kelahiran.Perutnya sudah berkali-kali lipat membuncit dan Rimi juga menjadi lebih gemuk.Mereka juga memilih untuk melahirkan anak mereka yang diketahui berjenis kelamin laki-laki itu di Beijing.Dokter yang menolong Rimi merekomendasikan untuk melahirkan secara Caesar karena pinggul Rimi terlalu sempit untuk dilewati bayinya yang cukup gemuk.Lebih dari itu kedua pasangan suami istri itu tampak bahagia.
Taehyung sedang duduk disebuah kursi taman di belakang rumah ibunya.Sudah beberapa hari ini mereka diminta untuk tinggal dirumah ibu
Taehyung karena mencemaskan kondisi Rimi yang sedang hamil tua.Taehyung menurutinya dan rasa kebahagiaan mereka semakin bertambah menjelang hari kelahiran anak pertama.
Diayunkannya kedua kaki itu dan sekali-sekali bibir itu menggumamkan nama anak laki-laki yang bagus.
“Kim Nam Hyung?, ah tidak sepertinya kurang cocok” gumamnya gemas.
“hmmm bagaimana kalau Kim Jung Hyun….Jung Hyun” ulangnya beberapa kali.
“aha, Kim Jung Hyun, aku suka nama itu” raut wajah tampan itu berubah bahagia dan menghampiri istrinya yang sedang sibuk melipat baju-baju perlengkapan kelahiran anak mereka.Taehyung memeluk tubuh Rimi dan mencium singkat bibirnya.
“sayang, aku sudah menyiapkan nama untuk anak kita” ucapnya riang.Dilihatnya senyum menghiasi wajah segar Rimi.
“siapa namanya?” Taehyung menarik kengan Rimi untuk duduk di kursi menghadapnya.
“Kim Jung Hyun, nama itu sangat bagus bukan?, Junghyun-ah haloo?, ahahaha” keduanya terlarut dalam kebahagiaan yang sebentar lagi semakin sempurna dengan kehadiran putra pertama mereka.
“apa kau sudah siap? Kita harus segera berangkat ke bandara agar tidak terlambat sayang” pintanya lembut.
Rimi memasukkan beberapa pakaian milik suaminya kedalam tas.Ia benar-benar masih merasa seperti mimpi.Menyukai namja didepannya, menikah dengannya dan sekarang ia sedang mengandung anak mereka.
“Tuhan, semoga keluarga kecil ini selalu bahagia selamanya”
Taehyung mengeratkan pelukannya dan menciumi rambut Rimi dari belakang.
“oh ya, apa kau sudah mendengar kabar bahagia dari Hoseok?” tanya Rimi pada suaminya.
Beberapa hari lalu, Jimin menelepon dan memberitahu Minah sedang mengandung anak keduanya bersama Hoseok.Kabar gembira itu tentunya sangat mereka tunggu karena sejak kecelakaan mobil yang Hoseok alami, namja murah senyum itu mengeluh karena anak pertamanya, Jung Hye Soo menginginkan seorang adik.Padahal usianya barusaja menginjak satu setengah tahun.
“wah kabar apa itu, rasanya aku belum mendengarnya?”
Rimi tertawa kecil.
“kau tahu, Minah istri Hoseok oppa sedang mengandung anak mereka yang kedua.Kudengar dari Jimin oppa kalau Jung Hye Soo ingin punya adik” Taehyung terkekeh lucu.
“sepertinya mereka sangat baik-baik saja sekarang” ucapnya ikut senang.
.
.
.
Rimi menggenggam erat jemari Taehyung saat memasuki ruang operasi.Taehyung meyakinkan bahwa ia dan tentu saja bayi mereka akan baik-baik saja.Rimi tampak sangat cemas dan ia berkeringat.
“sayang, aku akan mendampingimu didalam.Jadi kau jangan khawatir ya, semua dokter disini adalah yang terbaik” hiburnya.
Rimi mengangguk.
“baguslah, kau pasti bisa sayang, aku percaya padamu”
Chupp~
Bibir kissable Taehyung melumat kecil bibir istrinya untuk memberikan efek tenang menjelang operasi caesarnya.
“aku akan berusaha” ucap Rimi tersenyum.
.
.
.
Selama 1 jam lamanya Taehyung berjalan mondar mandir diruang tunggu.Jungkook bersama kekasihnya, dokter Lee juga ikut menunggui Rimi.Sementara kedua sosok ibu disana terlihat sangat cemas dan sekali-kali melihat lampu diatas ruang operasi Rimi.Lampu itu masih belum padam, pertanda proses operasinya belum selesai.
Keringat dingin sudah membasahi kerah kemeja milik namja bermanik tajam itu.Ia berulang kali menggembungkan kedua pipinya untuk mengusir rasa tertekan karena menyambut kelahiran putranya.
“Taehyung-ah, duduklah kau akan pusing jika berjalan seperti itu” pinta sang ibu mertua untuk menenangkan.
Namja itu hanya melempar senyumnya yang gugup.
“Kim sonsaengnim, duduklah, minum ini” ucap dokter Lee sembari menyodorkan segelas teh cammomile untuk membantu tenang.
“terima kasih, tapi aku tidak haus” ucapnya lalu melihat jam tangannya.
“Hyung, lampunya padam” tunjuk Jungkook pada lampu indicator bahwa operasi sudah selesai.
Cklek
Pintu berkaca buram itu terbuka dan menampakkan sosok dokter ahli bedah kandungan itu sambil melepaskan masker beliau.
“selamat dokter Kim, anak anda berjenis kelamin laki-laki, istri anda juga dalam keadaan stabil”
Seolah seseorang menyalakan kembang api di kepalanya.
Taehyung berteriak senang dan mengucapkan kata ‘appa’ dari mulutnya.Ia sangat senang dan memeluk adiknya untuk menyalurkan kebahagiaannya.
“jungkook-ah, hyung sekarang menjadi seorang ayah” ucapnya bahagia.
Namun kedua sosok ibu diantara mereka itu saling merangkul dan menitikkan airmata mereka.Keharuan ini sangat menyentuh hati.Mengingat betapa terjalnya jalan yang harus mereka tempuh demi melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat.
“aku sangat bahagia” ucap ibunya Rimi.
Kemudian nyonya Lee juga mengangguk, setuju dengan ucapan besannya.
“tentu saja, dan berita bagusnya Rimi tidak mengalami pendarahan seperti yang kita khawatirkan, rasanya sangat lega sekarang”
“eomma, aku mencintai kalian berdua” Taehyung memeluk ibunya dan mertuanya sekaligus.Tak dapat ia ukirkan bagaimana kebahagiaannya saat ini.
.
.
“Kim Jung Hyun, aku memberikan anakku nama itu eomma” jawab Taehyung senang sembari menggendong bayi laki-laki yang berbobot 3, 4 kilogram itu dalam dekapannya.
Nyonya Lee tersenyum senang.
“nama itu sangat cocok untuk putramu Taehyung-ah”
“dan….aku juga sudah memiliki nama untuk anak perempuan nanti, Kim Tae Hee hahahahaha”
Mereka menyatu dalam gelak tawa bahagia.
Rimi mengerucutkan bibirnya karena kurang setuju dengan nama Kim Tae Hee, setahunya itu adalah nama seorang model yang sangat cantik.
Tentu saja Kim Tae Hee sempat menjadi sosok wanita idamannya ketika mereka belum menikah.
“jangan nama itu, aku cemburu” rengek Rimi kesal.
“aigoo, sayangku, Junghyun-nie belum bisa merangkak, kita pikirkan itu 3 tahun lagi” Taehyung tertawa terbahak dan mendapat pukulan kecil dipunggungnya oleh Jungkook.
“yak, hyung kau harus memberikan jarak yang tepat diantara Junghyun dan Taehee” Jungkook tertawa lebar.
“hahahaha, kau ini lucu sekali Jung” sikut dokter Lee yang berdiri disampingnya.
“ahhhh kau membuatku iri hyung, kapan ya aku bisa punya bayi lucu seperti Junghyun manis?” ucapnya sambil mengelus pelan pipi tembab keponakannya.
“kalau nilai IPK kelulusan kuliahmu kurang dari 3, 95 maka aku tidak akan merestuimu untuk menikah”
Hening
Jungkook menatap wajah dokter Lee dengan pandangan cemas.
“hahaha, Jeon Jungkook !, aku hanya bercanda untuk itu”
Jungkook merangkul pundak sosok yang ia cintai itu dan tertawa senang.
“Jung, berhentilah bersikap begitu, aku malu” gumam dokter Lee kesal.
.
.
.
Dua tahun berikutnya, Jeon Jungkook sedang giat mempelajari tugas kuliahnya.Seperti yang ia impikan, namja tampan itu mengambil jurusan kedokteran seperti kakaknya.Dan Jungkook termasuk mahasiswa yang mendapat beasiswa karena kecerdasan yang ia miliki.
Kecerdasan itu seperti yang dimiliki oleh Kim Taehyung juga.
“aishhh kenapa aku tidak fokus?” gerutunya frustasi.
Namja itu mengusak rambutnya kesal, pasalnya ia sudah memusatkan pikirannya pada halaman ilmu anatomi tubuh manusia itu namun setelah beberapa detik, ia mulai memikirkan yang lain.
Itu sungguh mengganggu.
“Jung, selama beberapa bulan kedepan kau belajarlah yang rajin dan jangan melupakan tugas kuliahmu karena aku akan berada jauh darimu untuk menjadi relawan di Uzbekistan.Aku yakin kau bisa melewati ujian semester akhir bulan ini dengan baik, jangan lupa meneleponku kalau kau sudah tidak sibuk.Aku akan merindukanmu” kalimat perpisahan sementara itu terus terngiang ditelinga Jungkook.
Ia menggaruk kepalanya kasar.
“ahhhh wanita cantik ini membuatku gila” gumamnya sambil memandangi foto selca mereka berdua saat berlibur ke pantai bersama.Foto dirinya dan seorang dokter muda bernama Lee Hana sedang menempelkan pipi masing-masing dan melakukan wink lucu.
“aku sudah merindukanmu baby, aku akan berusaha lebih keras dan menjadi yang terbaik” ucapnya semangat.
Sedangkan namja yang sekarang selalu dipanggil ‘appa’ oleh Junghyun itu menengok sambil tersenyum kecil.Ia melihat adiknya kini menjadi seorang anak muda yang cerdas dan suka mengumbar kata-kata rayuan untuk dokter Lee.
“dasar Jeon Jungkook” gumam Taehyung lirih.
.
.
“aigoo masuklah Hoseok hyung, Minah-ssi dan juga Jung Hye Soo yang cantik, dan nama anak keduamu adalah…”
Hoseok meninju pelan lengan sahabatnya.
“Jung Soo Ra, dia juga sama cantiknya dengan Hye Soo kan?”
Taehyung mempersilakan Hoseok yang berkunjung bersama istri dan kedua anak perempuannya.Mereka berdua sangat lucu dan imut.
"oh ya, aku juga ingin mengabarkan sesuatu tentang Jimin-nie”
Taehyung menurunkan Junghyun yang berada di gendongannya untuk bermain bersama Hye Soo.
“Jimin-nie?” alis itu bertaut.
“ya, Jimin-nie sedang menjalin hubungan serius dengan salah seorang perawat di rumah sakit, kalau tidak salah nama perawat itu Kim Shin Ae, kudengar dia salah seorang teman lama Rimi”
.
.
.
TBC
.
Top of Form 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

When BTS Member Sick pt.2 Jeon Jungkook

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! GENRE      :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 2.Jeon Jungkook “ maknae , tolong ambilkan air minum dilantai bawah” teriak manajer hyung. Kali ini mereka sedang berkumpul diruang latihan.Semuanya tampak kelelahan dan mandi keringat.Jungkook bergegas menuruni anak tangga dan mengambil botol air mineral permintaaan manajer hyung. “ah berat juga ternyata” gumamnya sambil mengangkat kardus air mineral itu kedalam lift .Jungkook terlalu lelah untuk menaiki tangga dengan membawa beban.

My 4D Doctor pt.1

Main cast    : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi OC             : BTS member Genre          : Romance/AU/Slight comedy Rate            : T to M Length         : Chaptered Disclaimer   : Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri. Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! . .    Prologue 10 Tahun Silam “Taehyung-ah !... Taetae-ya !.... cepat kemari, tangan Jimin terluka ! dia berdarah !!” teriak seorang remaja laki-laki 12 tahun di depan sebuah jendela besar kamar milik Taehyung. Anak itu berteriak ketakutan s...

When BTS Member Sick pt.1 Park Jimin

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! Genre         :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 1.Park Jimin (Chimchim) Hari ini,   namja yang dikenal dengan tubuh atletisnya itu masih tertidur diranjangnya yang nyaman.Ia tak menyadari bahwa semua member sudah bersiap untuk berangkat menjalani schedule pagi itu.Dimulai dengan pengambilan gambar disebuah toko brand tas ternama lalu menuju ke luar kota untuk fansigning .Mungkin kegiatan mereka baru akan berakhir nanti malam.Jimin menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.Mata sipit itu terbelalak ketika melihat jam wekernya sudah menunjukkan angka 8 lebih.Cepat-cepat ia beranjak dari tempat tidurnya, tetapi… BRAKKKK BUGH ...