Author
: Kaizza24
Tittle : 4D’s Honeymoon
Main cast : Kim Taehyung, Hwang Rimi, Jeon Jungkook, Lee Hana
OC : Jimin, Hoseok
Genre : Romance/AU/Comedy/Marriage life
Rate : T to M
Length : chaptered
Tittle : 4D’s Honeymoon
Main cast : Kim Taehyung, Hwang Rimi, Jeon Jungkook, Lee Hana
OC : Jimin, Hoseok
Genre : Romance/AU/Comedy/Marriage life
Rate : T to M
Length : chaptered
Disclaimer
:
FF ini asli tercipta dari pikiran author.Tidak ada plagiat maupun copy-cat.Kim Taehyung sepenuhnya milik orangtua, neneknya dan PD-Nim/?.Author hanya meminjam karakter dan ketampanannya saja grin emotikon
FF ini asli tercipta dari pikiran author.Tidak ada plagiat maupun copy-cat.Kim Taehyung sepenuhnya milik orangtua, neneknya dan PD-Nim/?.Author hanya meminjam karakter dan ketampanannya saja grin emotikon
Don’t
be silent siders
RnR
jusseyooo …
‘Tuhan,
apa yang sedang kau uji dariku?’ batin namja tampan itu lesu.
.
.
Jeon Jungkook--- namja bersurai gelap itu sedang melamunkan sesuatu yang berkecamuk di kepalanya.Ada beberapa hal yang mengganggunya.Ia hirup oksigen disekitarnya dalam-dalam.Lalu dihembuskannya perlahan.Rambut lembut miliknya tersibak angin pagi hari yang mulai menghangat ketika matahari menampakkan diri.Sehingga manik Jungkook harus menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke retinanya.
Jungkook
mengingat apa yang dikatakan Jimin padanya beberapa hari yang lalu.Hari dimana
ia menemukan hadiah jam tangan mewah itu.Hadiah dari dokter Lee yang ditujukan
untuk kakaknya.Jungkook menemui Jimin setelah meninggalkan apartemen Taehyung
untuk menenangkan diri.Dan saat itu ia akui memang menangis saat Jimin menceritakan
bagaimana bisa ada hubungan antara dokter Lee dan kakaknya serta Hwang
Rimi.Namja berusia 18 tahun itu terlarut dalam perkataan Jimin.
“ternyata
banyak sekali yang aku tidak tahu, mungkin karena aku terlalu memperhatikan
hidupku sendiri jadi apa yang terjadi disekitarku, aku tak tahu” ucapnya
bermonolog.
“aku
sudah bersalah pada hyung, ahh rasanya tidak enak kalau tidak bertemu dengannya
sehari pun.Hyung, apa kau dirumah?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Ia
merogoh kantung celananya dan mengambil ponsel.
“ahh
kenapa tidak diangkat?” gerutunya kesal.
Jungkook
mengerucutkan bibirnya lucu.
‘kok
perasaanku tidak enak ya?’ batinnya dalam hati.
.
.
Hwang Rimi sedang mengatur beberapa pot bunga yang di bonsai di balkon apartemen.Wajahnya tampak riang dan perut itu mulai terlihat membuncit.Usia kandungannya sudah memasuki 3 bulan.Semenjak ia divonis hamil oleh dokter Cha, Rimi semakin rajin untuk menggiatkan dirinya mengurus rumah dan mengatur seisi apartemen agar ia terbiasa nantinya jika menjadi seorang ibu.Rimi juga mulai giat untuk mencari banyak hal tentang kehamilan dan juga merawat bayi.Secara ajaib, ia menjadi pribadi yang ceria dan suka berbicara banyak.Berbanding terbalik ketika sebelum ia hamil, ia cenderung pemalu dan lebih dewasa.
.
.
Hwang Rimi sedang mengatur beberapa pot bunga yang di bonsai di balkon apartemen.Wajahnya tampak riang dan perut itu mulai terlihat membuncit.Usia kandungannya sudah memasuki 3 bulan.Semenjak ia divonis hamil oleh dokter Cha, Rimi semakin rajin untuk menggiatkan dirinya mengurus rumah dan mengatur seisi apartemen agar ia terbiasa nantinya jika menjadi seorang ibu.Rimi juga mulai giat untuk mencari banyak hal tentang kehamilan dan juga merawat bayi.Secara ajaib, ia menjadi pribadi yang ceria dan suka berbicara banyak.Berbanding terbalik ketika sebelum ia hamil, ia cenderung pemalu dan lebih dewasa.
Terkadang
ia menyenandungkan lagu bahkan pernah Taehyung memergokinya sedang menirukan
tarian yang ia lihat di televisi.Karena rasa bahagianya yang tidak terkira,
Rimi selalu terlihat senang.Apapun yang dia lakukan, semuanya akan menarik.
“kau
tidak diijinkan terlalu capek sayang, istirahatlah dulu” sahut Taehyung saat ia
memasuki ruang santai persis dibelakang balkon.
Rimi
menoleh lalu tersenyum dan mendekati suaminya.
“aku
mengerti, tapi hatiku terlalu senang untuk melakukan banyak hal.Dan aku juga
tidak merasa lelah sedikitpun”
Taehyung
tersenyum kering.
Ia
tak tega melenyapkan senyum bahagia di wajah istrinya ketika ia tahu bagaimana
kondisi tubuhnya yang lemah.Mungkin saat ini Rimi belum menyadari jika usia
kandungannya semakin mendekati 12 minggu.Dan sesuai dengan pemeriksaan yang
dilakukan dokter Cha, rahimnya akan mengalami penurunan kekuatan seiring
membesarnya janin itu.Dan karena kandungan lemah itu, besar kemungkinan terjadi
keguguran spontan/atau abortus spontan.Dan jika keguguran itu terjadi, Rimi
akan mengalami pendarahan cukup parah dan membutuhkan suplai golongan darah
langka itu.Yang paling penting, nyawa orang yang paling Taehyung cintai itu
terancam pelan-pelan.
Taehyung
memijat pelipisnya.
“apa
kau tidak enak badan?” tanya Rimi yang khawatir melihat wajah suaminya agak
lesu.
Taehyung
menggeleng cepat.
“ani,
aku hanya sedikit mengantuk, kemarilah” pintanya lembut menarik lengan Rimi
untuk duduk disampingnya.
Ia
sandarkan kepalanya yang pening dipundak sang istri.
“apa
kau lelah?” Taehyung mengangguk pelan.
Ia
akui ujian ini membuatnya kelelahan walaupun tidak melakukan apa-apa.Di sudut
hatinya, ia sangat ingin menimang anak yang sekarang ini masih didalam
kandungan Rimi.Namun disisi lain, Taehyung merasakan kecemasan yang bahkan
semakin besar setiap harinya.Ia memejamkan kedua matanya untuk mencoba berpikir
tenang.
Usapan
lembut jemari Rimi memang menenangkan.Namun entah mengapa justru hal itu
membuat Taehyung semakin sedih.Ia tak sanggup jika harus melihat Rimi bertaruh
nyawanya demi janin dirahimnya.Taehyung sangat tidak ingin hal buruk terjadi
pada istrinya.Dan sampai sekarang, ia belum menemukan pendonor yang tepat untuk
Rimi.Dokter Cha juga mengusahakan yang terbaik, namun hasilnya masih sama.
“Rimi-ya,
apa kau akan pilih kasih jika nanti anak ini lahir?, pasti aku akan kau
acuhkan.Melihat betapa senangnya kau saat tahu kau sedang hamil, aku cemburu”
Puk
Rimi
menepuk pelan pipi Taehyung gemas.Bisa-bisanya suaminya mengatakan hal konyol
itu.Rimi mengecup pelan pucuk kepala Taehyung.
“aigoo,
Kim sonsaengnim, kenapa kau cemburu hm?, rasa cinta yang kumiliki itu sangat
besar untukmu, untuk anak kita.Mana mungkin aku membiarkanmu”
Taehyung
semakin sedih.Ia tidak tahu harus mengatakan apa.Rimi sangat menginginkan anak
itu lahir dan membesarkannya bersama.Taehyung juga bisa merasakan besarnya
perhatian yang Rimi curahkan demi janin yang ia kandung.Setiap hari ia harus
memakan beberapa jenis yang ia tidak suka, menjaga makanan yang ia ingin makan,
dan semenjak ia hamil
Rimi
menderita alergi jika memakan buah kesukaannya, buah pear.
Namun
wanita itu selalu riang dan menyikapinya dengan senyuman.
“aku
mau tidur sebentar, tetaplah disini sayang” ucapnya lirih.
Taehyung hanya ingin bermanja dan jika ia bisa tertidur, ia akan tidur dipundak istrinya.
Taehyung hanya ingin bermanja dan jika ia bisa tertidur, ia akan tidur dipundak istrinya.
“tentu
saja, tidurlah sayang, kau kelihatan lelah sekali” gumam Rimi sembari
membetulkan rambut Taehyung yang sedikit berantakan.
‘Tuhan,
beritahu aku bagaimana caranya aku melaluinya, jembatan ujian yang kau berikan
untuk kami entah mengapa aku akan putus asa.Hatiku benar-benar sakit, aku tak
ingin kehilangan siapapun di dunia ini.Jagalah Rimi dan anak ini selalu
sehat.Aku akan berjuang keras’ batin namja itu berbicara.
.
.
.
Taehyung berjalan mondar mandir di dalam ruang kerjanya.Sejak kemarin ia tak bisa tidur nyenyak lantaran memikirkan cara apa yang harus ia tempuh agar istrinya tidak mengalami keguguran.
.
.
.
Taehyung berjalan mondar mandir di dalam ruang kerjanya.Sejak kemarin ia tak bisa tidur nyenyak lantaran memikirkan cara apa yang harus ia tempuh agar istrinya tidak mengalami keguguran.
Golongan
darah langka itu semakin membuatnya kalut.
Taehyung
juga sudah beberapa kali menelepon rumah sakit lain tetapi tidak ada
hasil.Hanya ada satu orang yang memiliki darah itu tapi ia sedang sakit
parah.Ia hampir gila karena itu.
“Tuhaan,
aku harus bagaimana?” gumamnya lemas.
Kriet.
“Kim
sonsaengnim, Cha sonsaengnim ingin bertemu dengan anda” ucap perawat Heesun
menyampaikan pesan.
Taehyung
bergegas pergi menemui dokter kandungan yang menangani Rimi.Setiap ia
melangkah, ia selalu berharap solusi itu ada dan membuatnya lega.
Drrrt
drrrt
Ponselnya
berdering.Sambil sedikit berlari ia menjawan panggilan dari adiknya, Jungkook.
“hyung,
aku ingin bertemu denganmu” Taehyung melambatkan jalannya.
“ada
apa Jungkook-ah?” Jungkook mendengar nafas kakaknya tersengal.Ia mengernyitkan
dahi.
“hyung
apa kau sibuk, kalau begitu aku akan menunggumu di apartemen saja, dadah”
sambungan telepon itu putus.
Taehyung membuka pintu ruangan dokter Cha.Ia berharap kali ini dokter paruh baya itu menemukan cara.
Taehyung membuka pintu ruangan dokter Cha.Ia berharap kali ini dokter paruh baya itu menemukan cara.
“Cha
sonsaeng”
Wanita
itu menyuruh Taehyung duduk.
“minumlah
teh ini dulu” pintanya ramah.Taehyung menyeruput teh itu karena memang haus.
“Kim
sonsaeng, aku menemukan satu pendonor yang bergolongan darah sama dengan
Rimi-ssi, tapi pendonor itu berada di Beijing”
Deg
“Beijing?,
apa di Korea tidak ada?” tanyanya pelan.
Dokter
Cha menepuk pundak Taehyung untuk memberi semangat.
“aku
sudah berusaha sebaik mungkin Tae” ucap wanita berparas ramah itu lembut.
“ah
maafkan saya Cha sonsaeng, bukan maksudku seperti itu” Dokter Cha tersenyum dan
mengatakan tidak apa-apa.Beliau sudah menganggap Taehyung seperti anaknya
sendiri.
“apakah
pendonor itu bersedia membantu Rimi?” kening itu berkerut cemas.
Dokter
Cha mengangguk.
“mungkin
akan memakan biaya yang fantastis, tapi demi keselamatan nyawa istrimu, ini
adalah hal terbaik”
Taehyung mengangguk.Ia tidak mempermasalahkan berapa besar biaya itu.Akhirnya harapan itu muncul.Kim Taehyung memeluk dokter Cha dengan perasaan penuh harapan.
Taehyung mengangguk.Ia tidak mempermasalahkan berapa besar biaya itu.Akhirnya harapan itu muncul.Kim Taehyung memeluk dokter Cha dengan perasaan penuh harapan.
“aigoo
Taehyung-ah, berjuanglah aku akan selalu membantumu” ucap beliau senang.
Tes
Tak
ada yang menyadari airmata namja itu terjatuh bebas.Hatinya serasa lebih kuat
karena doker Cha selalu membimbingnya.
Layaknya
seorang ibu.
.
.
“aku pulang” teriak Taehyung riang.Ia memakai sandal rumah dan berjalan memasuki ruang apartemennya.
.
.
“aku pulang” teriak Taehyung riang.Ia memakai sandal rumah dan berjalan memasuki ruang apartemennya.
“sayang,
kau dimana?” Taehyung mulai mencari keberadaan istrinya dan
ia tadi sempat melihat sepatu milik Jungkook.
ia tadi sempat melihat sepatu milik Jungkook.
“Jungkook-ah?”
Ia
masih mencari dan betapa terkejutnya ia melihat Rimi tak sadarkan
dirinya.Sementara adiknya sedang kebingungan karena Rimi mengeluarkan banyak
sekali darah.
“HYUNG,
noona pingsan, kita harus cepat pergi kerumah sakit 1”
Jungkook
sudah berlinang airmata sambil berteriak menjambak rambutnya sendiri.
“hyung,
bayinya bagaimana? Hyung, ayo cepat” kerah jas putih yang
Taehyung kenakan ditariknya kuat-kuat.
Taehyung kenakan ditariknya kuat-kuat.
Seolah
sebagian bumi ini sudah runtuh dan menghantam dadanya.Hingga bibir itu tak
sanggup mengucapkan sepatah kata.
Dengan
kedua kaki gemetar ia mendekati istrinya yang tergeletak di lantai kamarnya.
“Rimi-ya,
sadarlah, apa kau mendengarkan aku?, Rimi-ya?” ia menggoyangkan pundak Rimi dan
ingin wanita yang sangat ia cintai itu membuka matanya.
“Jungkook-ah,
telepon dokter Cha sekarang dan pesan tiket ke Beijing sekarang juga” titahnya
dengan nada tak sabar.
Jungkook
mematuhinya dan menyambar ponsel milik kakaknya di meja dan menelepon dokter
Cha.
“Rimi-ya,
kumohon bertahanlah sebentar, aku sudah menemukan caranya jadi kau harus
kuat.Kau dengar aku kan Rimi-ya, kumohon” isakan itu akhirnya terdengar
keras.Jungkook membantu Taehyung mengangkat tubuh kakak iparnya keatas
ranjang.Dipandanginya sosok cantik yang tengah hamil itu dengan tatapan nanar.
Kedua
kakinya sangat dingin dan wajah ayunya menjadi pucat.Taehyung memberikan
beberapa tindakan medis darurat untuk membantu istrinya bertahan lebih lama.
Masih
dengan linangan airmata, Taehyung menyeka keringat dingin yang muncul di kening
Rimi.Setidaknya itu adalah respon bahwa Rimi masih bisa bertahan.
‘Tuhaan,
jangan berikan ujian ini padaku, seumur hidup aku hanya akan mencintai Rimi dan
anak ini, jangan ambil apapun dariku Tuhan.Aku memohon’ Taehyung mengelus
rambut panjang itu dan tak berhenti terisak.
Semuanya
terasa menghimpit dadanya hingga ia sendiri merasakan hancur.Hancur
berkeping-keping saat menyaksikan orang yang kau cintai sedang sekarat demi
mempertahankan kehidupan di dalam rahimnya.
.
.
Beijing, 8 jam kemudian.
.
.
Beijing, 8 jam kemudian.
Taehyung
dan Jungkook sedang menunggu diruang tunggu rumah sakit besar di China,
Beijing.
Dokter
Cha mengatakan bahwa kandungan Rimi sangatlah lemah dan
membutuhkan banyak sekali asupan agar tetap bertahan hidup.Setidaknya untuk malam ini saja, karena pasca pendarahan yang Rimi alami membuat suplai oksigen menuju janin menjadi terganggu.
Beberapa dokter yang menangani Rimi juga terus berusaha agar nyawa keduanya selamat.Dan Tuhan memang masih menyayangi Taehyung.Pendonor golongan darah AB rhesus negative untuk istrinya sedang berada di Beijing.Jika Taehyung terlambat satu jam saja, ia akan kehilangan kesempatan emas itu.Karena sang pendonor bernama Xue Shan Shan itu akan berlibur ke Jerman.
membutuhkan banyak sekali asupan agar tetap bertahan hidup.Setidaknya untuk malam ini saja, karena pasca pendarahan yang Rimi alami membuat suplai oksigen menuju janin menjadi terganggu.
Beberapa dokter yang menangani Rimi juga terus berusaha agar nyawa keduanya selamat.Dan Tuhan memang masih menyayangi Taehyung.Pendonor golongan darah AB rhesus negative untuk istrinya sedang berada di Beijing.Jika Taehyung terlambat satu jam saja, ia akan kehilangan kesempatan emas itu.Karena sang pendonor bernama Xue Shan Shan itu akan berlibur ke Jerman.
Sungguh
paru-paru dan jantungnya sudah mengalami beberapa shock karena situasi mencekam
ini.
“Jungkook-ah,
apa kau sudah menghubungi eomma dan eomma nya Rimi?” gumamnya lunglai.
Ia
merasa tenaganya terkuras habis.
“hyung,
jangan khawatir, yang penting pikirkanlah noona, aku sudah menghubungi eomma
dan juga bibi, bahkan mereka saat ini sudah berada di bandara menuju
kemari.Dokter Lee juga akan ikut.”
Taehyung
merangkul adiknya.Entah mengapa hari ini Jungkook terasa lebih dewasa dibanding
dirinya yang sudah berusia 30 tahun.
“aku
lega mendengarnya” jawabnya sambil menyeka keringat di pelipisnya.
.
.
Dokter Lee berjalan menyusuri koridor rumah sakit di kota Beijing itu dengan langkah gusar.Ia mendapat telepon dari Jungkook jika Rimi mengalami kritis.Walau bagaimanapun, Kim Taehyung adalah senior sekaligus orang yang ia hargai.Wanita yang rambutnya sedikit lebih panjang itu akhirnya dapat melihat sosok Jungkook yang sedang menunduk lesu disamping Taehyung.
.
.
Dokter Lee berjalan menyusuri koridor rumah sakit di kota Beijing itu dengan langkah gusar.Ia mendapat telepon dari Jungkook jika Rimi mengalami kritis.Walau bagaimanapun, Kim Taehyung adalah senior sekaligus orang yang ia hargai.Wanita yang rambutnya sedikit lebih panjang itu akhirnya dapat melihat sosok Jungkook yang sedang menunduk lesu disamping Taehyung.
“Kim
sonsaeng, Jungkook-ah” sapanya.
Jungkook
berbinar ketika mendapati wajah cantik itu menyapa penglihatannya.Taehyung
berdiri dan memberi hormat.
Hal
bagus lainnya adalah, dokter Lee membawakan mereka makanan yang banyak.Jungkook
dan Taehyung sangat lapar dan belum memakan apapun sejak pagi.
“bagaimana
kondisi Rimi?”
Taehyung
menghela nafasnya dalam.
“pendonor
itu masih di sini dan dia barusaja masuk ke ruangan, kalau saja aku terlambat 1
jam, kita tidak akan punya pilihan” dokter Lee menatap wajah seniornya itu
dengan pandangan nanar.
“aku
percaya Rimi pasti bisa melewati masa sulit ini, dan janinnya bisa selamat”
Jungkook bangga dengan sosok Lee Hana didepannya.Dia memang wanita yang cerdas
dan pintar.Walaupun masa lalunya membuat bekas luka yang dalam, tapi lihatlah
ia sekarang.Semua itu tulus dan tidak sedikitpun mencuat rasa benci di kilatan
maniknya.
Jungkook
merasa sangat bahagia.
“Jung,
makanlah ini bersama hyungmu , kalian pasti lapar” dokter Lee menyodorkan kotak
bersusun itu dan menguarkan aroma daging dan telur gulung favorit Taehyung.
Kruuuukk
Mereka
bertiga hening.
Jungkook
menatap wajah hyungnya yang tiba-tiba malu.
“yaak,
kau ini hyung, kalau lapar bilang saja” goda Jungkook lucu.
.
.
Ruang ICU---Hwang Rimi terbaring lemas disana.Diatas ranjang serba putih dan masker oksigen itu sebagai penyokong pernafasan ke dalam paru-parunya.Kondisinya sudah cukup baik.Namun kekhawatiran namja yang berpredikat sebagai suaminya itu masih kuat.
.
.
Ruang ICU---Hwang Rimi terbaring lemas disana.Diatas ranjang serba putih dan masker oksigen itu sebagai penyokong pernafasan ke dalam paru-parunya.Kondisinya sudah cukup baik.Namun kekhawatiran namja yang berpredikat sebagai suaminya itu masih kuat.
Para
tim dokter mengatakan Rimi akan dinyatakan stabil ketika janin didalam rahimnya
masih bisa bertahan untuk terus tumbuh.Sementara ini pergerakan calon bayi
mereka masih sangat pelan untuk dirasakan.
Taehyung
mengusap perut yang membuncit milik Rimi penuh sayang.
“sayang,
kau harus kuat dan katakan pada eomma agar dia juga kuat.Anakku, walaupun kau
belum lahir, rasanya sudah seperti bisa mendekapmu dalam tanganku.Semua
perjuangan eomma tidak akan sia-sia, kau harus membantu eomma untuk kuat ya
sayang, appa akan selalu melindungi kalian sampai kau lahir dan tumbuh
ditengah-tengah kita.Kau dengar suara appa kan?, bergeraklah yang lincah agar
eomma semangat, aku sangat mencintai kalian berdua” kalimat panjang itu terucap
begitu saja dari mulut Taehyung.
Ia
menangis seorang diri sambil menggenggam jemari istrinya yang kurus.
Sudah
hampir dua hari ini Rimi belum membuka matanya.Taehyung merutuki dirinya
sendiri karena apa yang sudah dialami Rimi sekarang.
“aku
berjanji, aku akan selalu mendengarkanmu dan mencintaimu Rimi-ya, juga untuk
anak kita, aku percaya Tuhan akan memberi kehidupan pada anak kita.Kebahagiaan
kita semua, jadi berjuanglah sayang, aku selalu disini bersamamu”
Tes
Tes
Tes
Butiran
bening itu mengalir tanpa ampun.Taehyung begitu dalam mencintai istri dan calon
anaknya.Ia tak berhenti mengelus perut Rimi dan mengajak janin yang sudah mulai
bergerak itu bicara.Taehyung yakin, apa yang ia katakan pasti didengar oleh
calon anaknya.
“saranghaeyo,
neomu saranghae” ucapnya mengecup perut Rimi kemudian menutupinya dengan
selimut.
Taehyung
memejamkan kedua matanya karena ia sangat lelah.
“Taehyung-ie
oppa, mungkin seandainya aku dan kamu ditakdirkan bersama, itu akan menjadi
kesalahan yang sangat besar.Cintamu begitu besar untuk Rimi, sehingga apa yang
dulu ingin kutunjukkan padamu hanyalah rasa ingin memiliki, bukan untuk
memperjuangkan hidupku untukmu, aku yakin semuanya akan berlalu, oppa.Kita
semua selalu bersamamu” gumam dokter Lee sembari menyeka airmata yang muncul
karena pemandangan Taehyung sedang menjaga istrinya meluluhkan hatinya.
Sementara
tak jauh dari tempat dokter Lee berdiri, Jungkook menatapnya dalam.Mungkin
menyakitkan ketika melepaskan orang yang pernah kau impikan karena kau
menyadari cintamu tak cukup sebanding untuknya.
“noona”
bisik Jungkook.
Greb
Kedua
tangan kekar miliknya melingkar sempurna di pinggang dokter Lee.Jungkook
menghirup aroma parfum wanita yang 6 tahun lebih tua darinya itu dalam-dalam.
Dokter
Lee membulatkan kedua matanya terkejut.Ini adalah pertama kalinya Jungkook
sangat dekat dengannya.Bahkan ia dapat merasakan debaran jantung namja tampan
itu dipunggungnya.
“aku
adalah masa depanmu”
Deg
Ingin
rasanya Jungkook merengkuh dokter Lee kedalam pelukannya.Ia tahu wanita muda
itu masih sedih.Namun ia percaya jika cintanya tidak bertepuk sebelah
tangan.Jungkook yakin dokter Lee juga memiliki perasaan yang sama padanya.Ini
hanya masalah waktu.
“Jeon
Jungkook, cepatlah dewasa dan datanglah padaku sebagai seorang namja yang
tampan dan hebat” gumamnya merona.Ia tak bisa membayangkan sebelumnya menyukai
sosok yang lebih muda darinya.
Sret
Jungkook
merasakan dada jenjangnya menjadi tempat dokter Lee terisak bahagia.
Karenanya,
ia yakin jarak usia tak akan bisa memutuskan kepercayaan itu.
“berhentilah
menangis, baby” goda Jungkook nakal.Ia mencubit pucuk hidung bangir dokter Lee.
“aish,
panggilan macam apa itu?” Jungkook sebelumnya akan selalu canggung jika
dihadapkan pada lawan jenisnya di sekolah.Namun, tidak berlaku untuk dokter
Lee, semua ucapan-ucapannya adalah ketulusan dan sungguh-sungguh.
Ia
tak peduli jika orang yang ia sukai menyebutnya dengan ‘ucapan gombal’.
Jungkook
memeluk erat tubuh dokter Lee yang lebih pendek 10 senti darinya.Ia menyukai
perbedaan tinggi itu.Karena menurut Jungkook, tinggi dokter Lee sangat pas
untuk tubuh jangkungnya.
‘hyung,
lihat aku.Aku juga akan menjadi namja dewasa dan sukses sepertimu.Aku juga akan
menikahi cinta pertamaku sepertimu’
Jungkook
tersenyum sambil memandang kakaknya yang berada di dalam ruang ICU menemani
Rimi.
.
TBC
.
TBC
Komentar
Posting Komentar