Langsung ke konten utama

4D's Honeymoon pt.5



Author : Kaizza24
Tittle : 4D’s Honeymoon
Main cast : Kim Taehyung, Hwang Rimi, Jeon Jungkook, Lee Hana
OC : Jimin, Hoseok
Genre : Romance/AU/Comedy/Marriage life
Rate : T to M
Length : chaptered
Disclaimer :
FF ini asli tercipta dari pikiran author.Tidak ada plagiat maupun copy-cat.Kim Taehyung sepenuhnya milik orangtua, neneknya dan PD-Nim/?.Author hanya meminjam karakter dan ketampanannya saja grin emotikon
Don’t be silent siders
RnR jusseyooo …


‘Tuhan, apa yang sedang kau uji dariku?’ batin namja tampan itu lesu.

.
.
Jeon Jungkook--- namja bersurai gelap itu sedang melamunkan sesuatu yang berkecamuk di kepalanya.Ada beberapa hal yang mengganggunya.Ia hirup oksigen disekitarnya dalam-dalam.Lalu dihembuskannya perlahan.Rambut lembut miliknya tersibak angin pagi hari yang mulai menghangat ketika matahari menampakkan diri.Sehingga manik Jungkook harus menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke retinanya.
Jungkook mengingat apa yang dikatakan Jimin padanya beberapa hari yang lalu.Hari dimana ia menemukan hadiah jam tangan mewah itu.Hadiah dari dokter Lee yang ditujukan untuk kakaknya.Jungkook menemui Jimin setelah meninggalkan apartemen Taehyung untuk menenangkan diri.Dan saat itu ia akui memang menangis saat Jimin menceritakan bagaimana bisa ada hubungan antara dokter Lee dan kakaknya serta Hwang Rimi.Namja berusia 18 tahun itu terlarut dalam perkataan Jimin.
“ternyata banyak sekali yang aku tidak tahu, mungkin karena aku terlalu memperhatikan hidupku sendiri jadi apa yang terjadi disekitarku, aku tak tahu” ucapnya bermonolog.
“aku sudah bersalah pada hyung, ahh rasanya tidak enak kalau tidak bertemu dengannya sehari pun.Hyung, apa kau dirumah?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Ia merogoh kantung celananya dan mengambil ponsel.
“ahh kenapa tidak diangkat?” gerutunya kesal.
Jungkook mengerucutkan bibirnya lucu.
‘kok perasaanku tidak enak ya?’ batinnya dalam hati.
.
.
Hwang Rimi sedang mengatur beberapa pot bunga yang di bonsai di balkon apartemen.Wajahnya tampak riang dan perut itu mulai terlihat membuncit.Usia kandungannya sudah memasuki 3 bulan.Semenjak ia divonis hamil oleh dokter Cha, Rimi semakin rajin untuk menggiatkan dirinya mengurus rumah dan mengatur seisi apartemen agar ia terbiasa nantinya jika menjadi seorang ibu.Rimi juga mulai giat untuk mencari banyak hal tentang kehamilan dan juga merawat bayi.Secara ajaib, ia menjadi pribadi yang ceria dan suka berbicara banyak.Berbanding terbalik ketika sebelum ia hamil, ia cenderung pemalu dan lebih dewasa.
Terkadang ia menyenandungkan lagu bahkan pernah Taehyung memergokinya sedang menirukan tarian yang ia lihat di televisi.Karena rasa bahagianya yang tidak terkira, Rimi selalu terlihat senang.Apapun yang dia lakukan, semuanya akan menarik.
“kau tidak diijinkan terlalu capek sayang, istirahatlah dulu” sahut Taehyung saat ia memasuki ruang santai persis dibelakang balkon.
Rimi menoleh lalu tersenyum dan mendekati suaminya.
“aku mengerti, tapi hatiku terlalu senang untuk melakukan banyak hal.Dan aku juga tidak merasa lelah sedikitpun”
Taehyung tersenyum kering.
Ia tak tega melenyapkan senyum bahagia di wajah istrinya ketika ia tahu bagaimana kondisi tubuhnya yang lemah.Mungkin saat ini Rimi belum menyadari jika usia kandungannya semakin mendekati 12 minggu.Dan sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan dokter Cha, rahimnya akan mengalami penurunan kekuatan seiring membesarnya janin itu.Dan karena kandungan lemah itu, besar kemungkinan terjadi keguguran spontan/atau abortus spontan.Dan jika keguguran itu terjadi, Rimi akan mengalami pendarahan cukup parah dan membutuhkan suplai golongan darah langka itu.Yang paling penting, nyawa orang yang paling Taehyung cintai itu terancam pelan-pelan.
Taehyung memijat pelipisnya.
“apa kau tidak enak badan?” tanya Rimi yang khawatir melihat wajah suaminya agak lesu.
Taehyung menggeleng cepat.
“ani, aku hanya sedikit mengantuk, kemarilah” pintanya lembut menarik lengan Rimi untuk duduk disampingnya.
Ia sandarkan kepalanya yang pening dipundak sang istri.
“apa kau lelah?” Taehyung mengangguk pelan.
Ia akui ujian ini membuatnya kelelahan walaupun tidak melakukan apa-apa.Di sudut hatinya, ia sangat ingin menimang anak yang sekarang ini masih didalam kandungan Rimi.Namun disisi lain, Taehyung merasakan kecemasan yang bahkan semakin besar setiap harinya.Ia memejamkan kedua matanya untuk mencoba berpikir tenang.
Usapan lembut jemari Rimi memang menenangkan.Namun entah mengapa justru hal itu membuat Taehyung semakin sedih.Ia tak sanggup jika harus melihat Rimi bertaruh nyawanya demi janin dirahimnya.Taehyung sangat tidak ingin hal buruk terjadi pada istrinya.Dan sampai sekarang, ia belum menemukan pendonor yang tepat untuk Rimi.Dokter Cha juga mengusahakan yang terbaik, namun hasilnya masih sama.
“Rimi-ya, apa kau akan pilih kasih jika nanti anak ini lahir?, pasti aku akan kau acuhkan.Melihat betapa senangnya kau saat tahu kau sedang hamil, aku cemburu”
Puk
Rimi menepuk pelan pipi Taehyung gemas.Bisa-bisanya suaminya mengatakan hal konyol itu.Rimi mengecup pelan pucuk kepala Taehyung.
“aigoo, Kim sonsaengnim, kenapa kau cemburu hm?, rasa cinta yang kumiliki itu sangat besar untukmu, untuk anak kita.Mana mungkin aku membiarkanmu”
Taehyung semakin sedih.Ia tidak tahu harus mengatakan apa.Rimi sangat menginginkan anak itu lahir dan membesarkannya bersama.Taehyung juga bisa merasakan besarnya perhatian yang Rimi curahkan demi janin yang ia kandung.Setiap hari ia harus memakan beberapa jenis yang ia tidak suka, menjaga makanan yang ia ingin makan, dan semenjak ia hamil
Rimi menderita alergi jika memakan buah kesukaannya, buah pear.
Namun wanita itu selalu riang dan menyikapinya dengan senyuman.
“aku mau tidur sebentar, tetaplah disini sayang” ucapnya lirih.
Taehyung hanya ingin bermanja dan jika ia bisa tertidur, ia akan tidur dipundak istrinya.
“tentu saja, tidurlah sayang, kau kelihatan lelah sekali” gumam Rimi sembari membetulkan rambut Taehyung yang sedikit berantakan.
‘Tuhan, beritahu aku bagaimana caranya aku melaluinya, jembatan ujian yang kau berikan untuk kami entah mengapa aku akan putus asa.Hatiku benar-benar sakit, aku tak ingin kehilangan siapapun di dunia ini.Jagalah Rimi dan anak ini selalu sehat.Aku akan berjuang keras’ batin namja itu berbicara.
.
.
.
Taehyung berjalan mondar mandir di dalam ruang kerjanya.Sejak kemarin ia tak bisa tidur nyenyak lantaran memikirkan cara apa yang harus ia tempuh agar istrinya tidak mengalami keguguran.
Golongan darah langka itu semakin membuatnya kalut.
Taehyung juga sudah beberapa kali menelepon rumah sakit lain tetapi tidak ada hasil.Hanya ada satu orang yang memiliki darah itu tapi ia sedang sakit parah.Ia hampir gila karena itu.
“Tuhaan, aku harus bagaimana?” gumamnya lemas.
Kriet.
“Kim sonsaengnim, Cha sonsaengnim ingin bertemu dengan anda” ucap perawat Heesun menyampaikan pesan.
Taehyung bergegas pergi menemui dokter kandungan yang menangani Rimi.Setiap ia melangkah, ia selalu berharap solusi itu ada dan membuatnya lega.
Drrrt drrrt
Ponselnya berdering.Sambil sedikit berlari ia menjawan panggilan dari adiknya, Jungkook.
“hyung, aku ingin bertemu denganmu” Taehyung melambatkan jalannya.
“ada apa Jungkook-ah?” Jungkook mendengar nafas kakaknya tersengal.Ia mengernyitkan dahi.
“hyung apa kau sibuk, kalau begitu aku akan menunggumu di apartemen saja, dadah” sambungan telepon itu putus.
Taehyung membuka pintu ruangan dokter Cha.Ia berharap kali ini dokter paruh baya itu menemukan cara.
“Cha sonsaeng”
Wanita itu menyuruh Taehyung duduk.
“minumlah teh ini dulu” pintanya ramah.Taehyung menyeruput teh itu karena memang haus.
“Kim sonsaeng, aku menemukan satu pendonor yang bergolongan darah sama dengan Rimi-ssi, tapi pendonor itu berada di Beijing”
Deg
“Beijing?, apa di Korea tidak ada?” tanyanya pelan.
Dokter Cha menepuk pundak Taehyung untuk memberi semangat.
“aku sudah berusaha sebaik mungkin Tae” ucap wanita berparas ramah itu lembut.
“ah maafkan saya Cha sonsaeng, bukan maksudku seperti itu” Dokter Cha tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa.Beliau sudah menganggap Taehyung seperti anaknya sendiri.
“apakah pendonor itu bersedia membantu Rimi?” kening itu berkerut cemas.
Dokter Cha mengangguk.
“mungkin akan memakan biaya yang fantastis, tapi demi keselamatan nyawa istrimu, ini adalah hal terbaik”
Taehyung mengangguk.Ia tidak mempermasalahkan berapa besar biaya itu.Akhirnya harapan itu muncul.Kim Taehyung memeluk dokter Cha dengan perasaan penuh harapan.
“aigoo Taehyung-ah, berjuanglah aku akan selalu membantumu” ucap beliau senang.
Tes
Tak ada yang menyadari airmata namja itu terjatuh bebas.Hatinya serasa lebih kuat karena doker Cha selalu membimbingnya.
Layaknya seorang ibu.
.
.
“aku pulang” teriak Taehyung riang.Ia memakai sandal rumah dan berjalan memasuki ruang apartemennya.
“sayang, kau dimana?” Taehyung mulai mencari keberadaan istrinya dan
ia tadi sempat melihat sepatu milik Jungkook.
“Jungkook-ah?”
Ia masih mencari dan betapa terkejutnya ia melihat Rimi tak sadarkan dirinya.Sementara adiknya sedang kebingungan karena Rimi mengeluarkan banyak sekali darah.
“HYUNG, noona pingsan, kita harus cepat pergi kerumah sakit 1”
Jungkook sudah berlinang airmata sambil berteriak menjambak rambutnya sendiri.
“hyung, bayinya bagaimana? Hyung, ayo cepat” kerah jas putih yang
Taehyung kenakan ditariknya kuat-kuat.
Seolah sebagian bumi ini sudah runtuh dan menghantam dadanya.Hingga bibir itu tak sanggup mengucapkan sepatah kata.
Dengan kedua kaki gemetar ia mendekati istrinya yang tergeletak di lantai kamarnya.
“Rimi-ya, sadarlah, apa kau mendengarkan aku?, Rimi-ya?” ia menggoyangkan pundak Rimi dan ingin wanita yang sangat ia cintai itu membuka matanya.
“Jungkook-ah, telepon dokter Cha sekarang dan pesan tiket ke Beijing sekarang juga” titahnya dengan nada tak sabar.
Jungkook mematuhinya dan menyambar ponsel milik kakaknya di meja dan menelepon dokter Cha.
“Rimi-ya, kumohon bertahanlah sebentar, aku sudah menemukan caranya jadi kau harus kuat.Kau dengar aku kan Rimi-ya, kumohon” isakan itu akhirnya terdengar keras.Jungkook membantu Taehyung mengangkat tubuh kakak iparnya keatas ranjang.Dipandanginya sosok cantik yang tengah hamil itu dengan tatapan nanar.
Kedua kakinya sangat dingin dan wajah ayunya menjadi pucat.Taehyung memberikan beberapa tindakan medis darurat untuk membantu istrinya bertahan lebih lama.
Masih dengan linangan airmata, Taehyung menyeka keringat dingin yang muncul di kening Rimi.Setidaknya itu adalah respon bahwa Rimi masih bisa bertahan.
‘Tuhaan, jangan berikan ujian ini padaku, seumur hidup aku hanya akan mencintai Rimi dan anak ini, jangan ambil apapun dariku Tuhan.Aku memohon’ Taehyung mengelus rambut panjang itu dan tak berhenti terisak.
Semuanya terasa menghimpit dadanya hingga ia sendiri merasakan hancur.Hancur berkeping-keping saat menyaksikan orang yang kau cintai sedang sekarat demi mempertahankan kehidupan di dalam rahimnya.
.
.
Beijing, 8 jam kemudian.
Taehyung dan Jungkook sedang menunggu diruang tunggu rumah sakit besar di China, Beijing.
Dokter Cha mengatakan bahwa kandungan Rimi sangatlah lemah dan
membutuhkan banyak sekali asupan agar tetap bertahan hidup.Setidaknya untuk malam ini saja, karena pasca pendarahan yang Rimi alami membuat suplai oksigen menuju janin menjadi terganggu.
Beberapa dokter yang menangani Rimi juga terus berusaha agar nyawa keduanya selamat.Dan Tuhan memang masih menyayangi Taehyung.Pendonor golongan darah AB rhesus negative untuk istrinya sedang berada di Beijing.Jika Taehyung terlambat satu jam saja, ia akan kehilangan kesempatan emas itu.Karena sang pendonor bernama Xue Shan Shan itu akan berlibur ke Jerman.
Sungguh paru-paru dan jantungnya sudah mengalami beberapa shock karena situasi mencekam ini.
“Jungkook-ah, apa kau sudah menghubungi eomma dan eomma nya Rimi?” gumamnya lunglai.
Ia merasa tenaganya terkuras habis.
“hyung, jangan khawatir, yang penting pikirkanlah noona, aku sudah menghubungi eomma dan juga bibi, bahkan mereka saat ini sudah berada di bandara menuju kemari.Dokter Lee juga akan ikut.”
Taehyung merangkul adiknya.Entah mengapa hari ini Jungkook terasa lebih dewasa dibanding dirinya yang sudah berusia 30 tahun.
“aku lega mendengarnya” jawabnya sambil menyeka keringat di pelipisnya.
.
.
Dokter Lee berjalan menyusuri koridor rumah sakit di kota Beijing itu dengan langkah gusar.Ia mendapat telepon dari Jungkook jika Rimi mengalami kritis.Walau bagaimanapun, Kim Taehyung adalah senior sekaligus orang yang ia hargai.Wanita yang rambutnya sedikit lebih panjang itu akhirnya dapat melihat sosok Jungkook yang sedang menunduk lesu disamping Taehyung.
“Kim sonsaeng, Jungkook-ah” sapanya.
Jungkook berbinar ketika mendapati wajah cantik itu menyapa penglihatannya.Taehyung berdiri dan memberi hormat.
Hal bagus lainnya adalah, dokter Lee membawakan mereka makanan yang banyak.Jungkook dan Taehyung sangat lapar dan belum memakan apapun sejak pagi.
“bagaimana kondisi Rimi?”
Taehyung menghela nafasnya dalam.
“pendonor itu masih di sini dan dia barusaja masuk ke ruangan, kalau saja aku terlambat 1 jam, kita tidak akan punya pilihan” dokter Lee menatap wajah seniornya itu dengan pandangan nanar.
“aku percaya Rimi pasti bisa melewati masa sulit ini, dan janinnya bisa selamat” Jungkook bangga dengan sosok Lee Hana didepannya.Dia memang wanita yang cerdas dan pintar.Walaupun masa lalunya membuat bekas luka yang dalam, tapi lihatlah ia sekarang.Semua itu tulus dan tidak sedikitpun mencuat rasa benci di kilatan maniknya.
Jungkook merasa sangat bahagia.
“Jung, makanlah ini bersama hyungmu , kalian pasti lapar” dokter Lee menyodorkan kotak bersusun itu dan menguarkan aroma daging dan telur gulung favorit Taehyung.
Kruuuukk
Mereka bertiga hening.
Jungkook menatap wajah hyungnya yang tiba-tiba malu.
“yaak, kau ini hyung, kalau lapar bilang saja” goda Jungkook lucu.
.
.
Ruang ICU---Hwang Rimi terbaring lemas disana.Diatas ranjang serba putih dan masker oksigen itu sebagai penyokong pernafasan ke dalam paru-parunya.Kondisinya sudah cukup baik.Namun kekhawatiran namja yang berpredikat sebagai suaminya itu masih kuat.
Para tim dokter mengatakan Rimi akan dinyatakan stabil ketika janin didalam rahimnya masih bisa bertahan untuk terus tumbuh.Sementara ini pergerakan calon bayi mereka masih sangat pelan untuk dirasakan.
Taehyung mengusap perut yang membuncit milik Rimi penuh sayang.
“sayang, kau harus kuat dan katakan pada eomma agar dia juga kuat.Anakku, walaupun kau belum lahir, rasanya sudah seperti bisa mendekapmu dalam tanganku.Semua perjuangan eomma tidak akan sia-sia, kau harus membantu eomma untuk kuat ya sayang, appa akan selalu melindungi kalian sampai kau lahir dan tumbuh ditengah-tengah kita.Kau dengar suara appa kan?, bergeraklah yang lincah agar eomma semangat, aku sangat mencintai kalian berdua” kalimat panjang itu terucap begitu saja dari mulut Taehyung.
Ia menangis seorang diri sambil menggenggam jemari istrinya yang kurus.
Sudah hampir dua hari ini Rimi belum membuka matanya.Taehyung merutuki dirinya sendiri karena apa yang sudah dialami Rimi sekarang.
“aku berjanji, aku akan selalu mendengarkanmu dan mencintaimu Rimi-ya, juga untuk anak kita, aku percaya Tuhan akan memberi kehidupan pada anak kita.Kebahagiaan kita semua, jadi berjuanglah sayang, aku selalu disini bersamamu”
Tes
Tes
Tes
Butiran bening itu mengalir tanpa ampun.Taehyung begitu dalam mencintai istri dan calon anaknya.Ia tak berhenti mengelus perut Rimi dan mengajak janin yang sudah mulai bergerak itu bicara.Taehyung yakin, apa yang ia katakan pasti didengar oleh calon anaknya.
“saranghaeyo, neomu saranghae” ucapnya mengecup perut Rimi kemudian menutupinya dengan selimut.
Taehyung memejamkan kedua matanya karena ia sangat lelah.
“Taehyung-ie oppa, mungkin seandainya aku dan kamu ditakdirkan bersama, itu akan menjadi kesalahan yang sangat besar.Cintamu begitu besar untuk Rimi, sehingga apa yang dulu ingin kutunjukkan padamu hanyalah rasa ingin memiliki, bukan untuk memperjuangkan hidupku untukmu, aku yakin semuanya akan berlalu, oppa.Kita semua selalu bersamamu” gumam dokter Lee sembari menyeka airmata yang muncul karena pemandangan Taehyung sedang menjaga istrinya meluluhkan hatinya.
Sementara tak jauh dari tempat dokter Lee berdiri, Jungkook menatapnya dalam.Mungkin menyakitkan ketika melepaskan orang yang pernah kau impikan karena kau menyadari cintamu tak cukup sebanding untuknya.
“noona” bisik Jungkook.
Greb
Kedua tangan kekar miliknya melingkar sempurna di pinggang dokter Lee.Jungkook menghirup aroma parfum wanita yang 6 tahun lebih tua darinya itu dalam-dalam.
Dokter Lee membulatkan kedua matanya terkejut.Ini adalah pertama kalinya Jungkook sangat dekat dengannya.Bahkan ia dapat merasakan debaran jantung namja tampan itu dipunggungnya.
“aku adalah masa depanmu”
Deg
Ingin rasanya Jungkook merengkuh dokter Lee kedalam pelukannya.Ia tahu wanita muda itu masih sedih.Namun ia percaya jika cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.Jungkook yakin dokter Lee juga memiliki perasaan yang sama padanya.Ini hanya masalah waktu.
“Jeon Jungkook, cepatlah dewasa dan datanglah padaku sebagai seorang namja yang tampan dan hebat” gumamnya merona.Ia tak bisa membayangkan sebelumnya menyukai sosok yang lebih muda darinya.
Sret
Jungkook merasakan dada jenjangnya menjadi tempat dokter Lee terisak bahagia.
Karenanya, ia yakin jarak usia tak akan bisa memutuskan kepercayaan itu.
“berhentilah menangis, baby” goda Jungkook nakal.Ia mencubit pucuk hidung bangir dokter Lee.
“aish, panggilan macam apa itu?” Jungkook sebelumnya akan selalu canggung jika dihadapkan pada lawan jenisnya di sekolah.Namun, tidak berlaku untuk dokter Lee, semua ucapan-ucapannya adalah ketulusan dan sungguh-sungguh.
Ia tak peduli jika orang yang ia sukai menyebutnya dengan ‘ucapan gombal’.
Jungkook memeluk erat tubuh dokter Lee yang lebih pendek 10 senti darinya.Ia menyukai perbedaan tinggi itu.Karena menurut Jungkook, tinggi dokter Lee sangat pas untuk tubuh jangkungnya.
‘hyung, lihat aku.Aku juga akan menjadi namja dewasa dan sukses sepertimu.Aku juga akan menikahi cinta pertamaku sepertimu’
Jungkook tersenyum sambil memandang kakaknya yang berada di dalam ruang ICU menemani Rimi.
.
TBC
Top of Form 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

When BTS Member Sick pt.2 Jeon Jungkook

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! GENRE      :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 2.Jeon Jungkook “ maknae , tolong ambilkan air minum dilantai bawah” teriak manajer hyung. Kali ini mereka sedang berkumpul diruang latihan.Semuanya tampak kelelahan dan mandi keringat.Jungkook bergegas menuruni anak tangga dan mengambil botol air mineral permintaaan manajer hyung. “ah berat juga ternyata” gumamnya sambil mengangkat kardus air mineral itu kedalam lift .Jungkook terlalu lelah untuk menaiki tangga dengan membawa beban.

My 4D Doctor pt.1

Main cast    : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi OC             : BTS member Genre          : Romance/AU/Slight comedy Rate            : T to M Length         : Chaptered Disclaimer   : Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri. Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! . .    Prologue 10 Tahun Silam “Taehyung-ah !... Taetae-ya !.... cepat kemari, tangan Jimin terluka ! dia berdarah !!” teriak seorang remaja laki-laki 12 tahun di depan sebuah jendela besar kamar milik Taehyung. Anak itu berteriak ketakutan s...

When BTS Member Sick pt.1 Park Jimin

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! Genre         :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 1.Park Jimin (Chimchim) Hari ini,   namja yang dikenal dengan tubuh atletisnya itu masih tertidur diranjangnya yang nyaman.Ia tak menyadari bahwa semua member sudah bersiap untuk berangkat menjalani schedule pagi itu.Dimulai dengan pengambilan gambar disebuah toko brand tas ternama lalu menuju ke luar kota untuk fansigning .Mungkin kegiatan mereka baru akan berakhir nanti malam.Jimin menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.Mata sipit itu terbelalak ketika melihat jam wekernya sudah menunjukkan angka 8 lebih.Cepat-cepat ia beranjak dari tempat tidurnya, tetapi… BRAKKKK BUGH ...