Main cast :
Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi
OC : BTS member
Genre :
Romance/AU/Slight comedy
Rate :
T to M
Length :
Disclaimer :
Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf
apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya
disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb
karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.
Don’t be silent reader, RnR jusseyoo !
‘Rimi
pasti lupa memakai syal-nya’ batin Taehyung.
“ah itu hm” nyonya
Lee menoleh melihat apa yang Jungkook pegang.
“lupakan saja, itu
tidak penting” Taehyung malas menceritakan mengapa syal merah muda itu bisa
ada dirumahnya.
“Jungkook-ah,
jangan ganggu hyungmu seperti itu, pikirkan saja syal ini sebagai tanda kalau
hyungmu ini sudah memiliki kemajuan, ahh apa mungkin kencan yang manis?”
Taehyung tersedak saat mencicipi kimchi dari sang ibu.Wajahnya sudah merona
mendengar kalimat yang disampaikan beliau.
“daebak, kalau begini aku jadi bangga
padamu hyung, apa jangan-jangan hyung sudah hmmm” Jungkook memajukan bibirnya
lucu, lalu nyonya Lee memukul punggung Jungkook pelan.Mereka tertawa.
“berpikirlah sesuka
kalian saja” gumam Taehyung yang lebih memilih untuk mengenyangkan perutnya
dengan masakan lezat ibunya.Sekali-kali ia melirik tingkah Jungkook dan Ibunya
yang membuatnya mendesis kesal.
.
.
Tok tok tok
Pintu apartemen
Taehyung diketuk seseorang.Jungkook yang kebetulan sedang menonton televisi itu
berlari untuk membukanya.Dengan kantong makan ringan ditangannya ia membuka
pintu itu.
“ahh noona, kau datang?” Jungkook
menyilahkan Rimi untuk masuk dan tak usah sungkan-sungkan.
“jangan berisik
Jungkook-ah, apa hyungmu masih tidur?” Rimi meminta Jungkook untuk tidak
berisik karena ia datang untuk merencanakan kejutan ulang tahun Taehyung.
“ahhh ne ne,
sepertinya hyung melupakan kalau hari ini hari ulang tahunnya” bisik Jungkook.
“Taehyung-ie hyung
masih tidur dikamarnya, dia tidak tidur semalam karena mengobrol bersama oemma”
cengiran khas Jungkook sangat lucu.
Rimi mengangguk
sambil tersenyum kecil mendengar ucapan Jungkook.
“hmm Jungkook-ah”
Jungkook menoleh sambil terus mengunyah makanan ringannya.
“kenapa noona?”
Rimi memberi isyarat untuk membisikkan sesuatu pada Jungkook.
“karena Taehyung
oppa belum bangun, bagaimana kalau kau temani noona membelikan kado untuknya
sekaligus belanja ke supermarket?” Jungkook berbinar ketika mendengar kata
‘belanja’.Dari kecil ia senang sekali menemani sang ibu berbelanja ke
supermarket dan Jungkook selalu memilihkan bahan makanan yang bagus dan enak.
“ok, aku ganti baju
dulu noona”
“aku tunggu diluar
ya”
Jungkook mengangguk
semangat.Ia berjingkat ketika melewati kamar Taehyung karena takut kakaknya
terbangun.Sang oemma yang kebetulan sedang pergi ke rumah bibi didekat
apartemen itu juga belum pulang.Jungkook mengganti bajunya dengan kaus panjang
warna biru dan celana jeans hitam dan tidak lupa ia mengenakan jaket hoodie-nya.
“aku sudah siap”
ucap Jungkook saat sudah keluar dari rumah.Ia mengatakan agar rencana kejutan
untuk Taehyung berjalan sukses.Mereka berdua tampak bersemangat sekali.
“Jungkook
kelihatan lebih berpengalaman daripada aku, kakaknya sendiri hm” gumam seseorang yang sejujurnya sudah menguping
pembicaraan antara Jungkook dan Rimi dari balik pintu kamarnya.
Taehyung tersenyum
tipis dan mengacak rambutnya yang masih berantakan itu.Ia memang memiliki
kepekaan yang sangat tinggi.Ia mendengar Jungkook yang berbicara pelan ketika
Rimi datang.Ia hanya ingin kejutan ulang tahunnya memang menyenangkan sejauh
ini.
Namja tampan itu duduk di ranjangnya sambil
melamun.Taehyung tersenyum idiot memikirkan hubungannya dengan Rimi yang sudah
seperti cerita didalam drama percintaan.Di usianya yang menginjak angka 29
tahun itu baru kali ini ia menjalin hubungan sedekat ini dengan seorang gadis.Gadis
berlesung pipit itu sudah mencuri hatinya sejak beberapa bulan lalu.Saat ia
bertemu Rimi dirumah sakit.Hari pertama Rimi magang.
“ahh aku sudah gila” gumamnya lalu terkekeh kecil.
Rambut cokelat muda itu diusaknya perlahan dan
melangkah keluar kamarnya sambil melamunkan kejadian ketika ia mencium Rimi
dirumahnya 2 minggu yang lalu.Semuanya masih seperti mimpi saja.
“oemma ?”
panggil Taehyung berjalan ke dapur.Disana sepi tak ada nyonya Lee.
Taehyung mencari sesuatu dan matanya mendapati
sebuah post-it yang ditempel di pintu kulkas.Tulisan tangan itu milik ibunya.
“Taehyung-ah, ibu pergi mengunjungi bibi di dekat
sini, jika kau sudah bangun makan saja masakan yang sudah ibu siapkan jangan
lupa menyuruh Jungkook sarapan sebelum ia pergi” Taehyung membaca tulisan rapi
itu lalu membuka penutup saji dimeja makan.
Aroma masakan ibunya memang membangkitkan selera
makan.
Sambil memakan sarapannya, Taehyung diam-diam menelepon
Rimi.Ia hanya penasaran apa yang sedang dilakukan kekasihnya bersama sang adik
tercintanya, Jungkook.Perlahan ia menempelkan ponselnya ke telinga.
“kau ada dimana hm?” tanya Taehyung menggigit
potongan daging sapinya.
“..”
“apa kau sedang diluar sayang?, kenapa disitu
ramai?” goda Taehyung menahan tawanya.
“..”
“ah begitu, aku sedang sendirian di apartemen, aku
belum mandi dan sekarang memakan sarapanku karena sangat lapar, Jungkook
sepertinya pergi keluar” nada kalimat Taehyung dibuat-buat seolah dia memang
tidak tahu rencana mereka berdua.Ia terkekeh pelan mendengar Rimi agak gugup
menjawab pertanyaan sederhananya.
“oh ya, bisakah aku minta tolong jika kau melewati
supermarket, belikan aku madu dan oatmeal
kesukaanku, iya, yang itu.Ya sudah kau lanjutkan saja kegiatanmu, hati-hati
sayang” Taehyung tertawa setelah menutup teleponnya.Ia membayangkan bagaimana
wajah Rimi yang panik karena ia tadi sempat menyebutkan supermarket.
Sementara itu di sebuah supermarket.
“Ya Jungkook-ah, Taehyung oppa sepertinya dia tahu kita berada dimana, barusaja ia meminta
untuk dibelikan madu dan oatmeal kesukaannya,
ahh” Jungkook terlihat berpikir.
“begini saja noona, aku akan menelepon Jimin hyung
supaya membantuku membawa semua ini dan noona temui saja hyung di apartemen,
serahkan semuanya padaku” Jungkook tampak sedang mencoba bersikap heroik didepan
calon kakak iparnya.Rimi meringis menatap wajah lucu Jungkook, ia mengacungkan
jempolnya.
“apa kau tidak apa-apa?” tanya Rimi khawatir.
“ahh sudahlah noona tenang saja, Jimin hyung akan
kuminta juga mengantarkan aku membeli kue ulang tahunnya nanti, noona pulang
saja, ck hyung pasti menginginkan noona disana” nada terakhir Jungkook
terdengar meledek.Rimi entah mengapa kedua pipinya memanas.
“nanti kalau kau kesulitan telepon saja aku” ucap
Rimi seraya meninggalkan Jungkook mendorong troli penuh itu.
.
.
Ting Teng
Bel apartemen Taehyung berbunyi.Namja yang sedang
menikmati masa liburnya dengan tidur di ruang tengah itu terkejut dan berusaha
melebarkan matanya yang mengantuk.Taehyung memang seorang tukang tidur jika tak
ada kesibukan berarti.Tadi pagi seusai ia sarapan, ia sempat mengerjakan
laporan medisnya di ruang kerjanya dan ia keluar dari sana dengan mata
mengantuk--lagi.
Sudut bibir
kissable itu terangkat beberapa senti.Menyunggingkan senyumnya yang
menawan.Ia menarik gagang pintu apartemennya.
“wah kau mengejutkan aku” Taehyung menguap kecil
lalu menyuruh Rimi masuk.
Jantung Rimi mulai berdegub ketika melihat namja di
depannya menggeliat dan membuat kaus panjang yang dipakainya sedikit
tersingkap.Memperlihatkan perut dengan abs cokelat itu dengan sombong dimata
Rimi.Ia meneguk salivanya.
“duduklah” pinta Taehyung yang masih dengan wajah
bantalnya.
Rimi menyamankan sekaligus mencoba menenangkan detak
jantungnya yang mulai tak karuan karena ia sedang ditatap dalam-dalam oleh
kekasihnya.Manik cokelat tajam Taehyung tampak berbinar dan senyum tipis itu
membuat bulu kuduk Rimi meremang mendadak.Entah mengapa Taehyung memiliki
banyak sekali cara untuk membuatnya jatuh cinta.Salah satunya adalah dengan
menatap Rimi sambil menyunggingkan senyum tipis menawan itu.
‘berhentilah
bersikap begitu ssaem’ batin Rimi
“tadi kau pasti sibuk sekali ya menemani temanmu
belanja?” Taehyung mulai memancing Rimi.Ia merasa gemas dengan rencana
kekasihnya itu.
Rimi beringsut dan mencari pandangan lain selain
manik elang dihadapannya saat ini.Ia tak kuat menatapnya.Lagipula mau tak mau
ia harus membahas masalah yang sebenarnya berbelanja bersama Jungkook tadi
berubah menjadi menemani teman berbelanja.
“ahh iya, temanku itu orang yang ribut sekali”
jawabnya enteng.
Taehyung mengangguk.Seolah memang tak terjadi
apa-apa ia meminta Rimi membantunya mengerjakan laporan medis pasien yang Senin
depan sudah harus selesai.Karena terhitung hari ini jatah liburnya tinggal 3
hari lagi.Ia ingin akhir pekan yang leluasa dan berencana mengajak nyonya Lee,
Jungkook dan tentu saja Rimi pergi ke pantai.Sudah lama rasanya ia terakhir
kali bersenang-senang seperti itu semenjak ia menyelesaikan studi spesialisnya.
“sayang…” panggil Taehyung dengan nada selembut
mungkin.
Rimi yang belum terbiasa dengan panggilan intim itu
menoleh dan mendapati wajah Taehyung yang lelah.
“ada apa?” jawabnya kikuk.
“pundakku pegal sekali, hmm bisakah kau memijatnya
uh?” pinta namja tampan itu sambil membuat ekspresi kelelahan.Rimi bingung dan
merasakan hidung bangir itu menyentuh pipi kirinya.Hanya sekedar menyentuh
saja.Namun perlakuan itu membuat gadis berambut hitam legam itu tercekat.
“dimana … yang pegal?” tanyanya lirih.
Taehyung membelakangi Rimi dan menekan pundaknya
yang memang pegal itu.Rimi perlahan menaruh telapak tangannya disana dan
terdiam.Ia merasakan suhu hangat kekasihnya itu.Rimi ingin sekali berteriak
karena jantungnya yang kalap.
“disitu, mungkin aku terlalu lama mengerjakan semua
ini sejak kemarin malam hhh” ucapnya dengan sekali-kali ia sedikit meringis karena
pijatan Rimi membantunya rileks.
“pasti kau sangat lelah ya ssaem?” Rimi masih sering memanggil Taehyung seperti itu karena ia
menghormati profesi kekasihnya.Ia hanya senang memanggilnya begitu.Taehyung
mengernyit.Ia tampak kurang setuju dengan cara Rimi menyapanya.Terlalu formal
di pendengarannya.
“bukankah aku sudah mengatakannya, jangan
memanggilku begitu kalau kita tidak sedang dirumah sakit, obrolan ini jadi
terasa canggung”pinta Taehyung menghadap Rimi.Dilihatnya wajah merona itu
baik-baik.
Telapak tangan Taehyung meraba pipi bersemu itu
lembut.Karena sentuhan itu Rimi semakin menunduk.Ia sangat gugup jika
dihadapkan-lagi- dengan manik tajam
itu.
“lihat aku sayang, kenapa kau menunduk hm?” Taehyung
merapikan rambut kekasihnya itu iseng.Ia hanya merasa lucu dengan adegan yang
kerap kali muncul di dalam drama.Diam-diam ia menirunya.
“aku hanya merasa malu, ssaem, engg maksudku… “ Rimi mencoba menaikkan dagunya.
Chup~
Bibir Taehyung melumat lembut bibir tipis Rimi.Kedua
tangan itu menangkup pipi Rimi agar ciuman itu semakin dalam.Rimi perlahan
merasakan salah satu tangan Taehyung memeluk punggungnya dan merambat naik ke
tengkuknya.Mengisyaratkan agar tubuh mereka semakin dekat.Taehyung menekan
tengkuk Rimi pelan.Gerakan melumat itu sungguh membuat keduanya terbuai.
Persetan dengan debaran jantung mereka.Rimi
memberanikan dirinya entah karena apa, ia melingkarkan tangannya dipinggang
kekasihnya itu erat.Taehyung sempat meliriknya lalu tersenyum.
“hmm sangat manis” gumam Taehyung seraya mengecap
bibir Rimi yang sudah basah dengan lidahnya.Rimi bergidik.Ia tak tahu dimana ia
harus meletakkan semua kosakatanya.Yang ada hanya rasa berdebar yang sangat
dalam sudah menerobos dinding hatinya.
Taehyung melonggarkan tekanan di tengkuk Rimi.Ia
menyesap pelan aroma manis bunga dipadukan dengan buah peach yang segar diperpotongan leher Rimi.Ia menjilatnya hingga
ujung lidahnya menyentuh cuping telinga gadis yang kini hanya sanggup
memejamkan kedua matanya.
“ahh suasana seperti ini, aku jadi ingin cepat-cepat
menikah” gumamnya sambil menempelkan dahinya ke dahi Rimi.Hembusan nafas
beraroma apel mint itu memacu hormon
dalam tubuh Rimi supaya lebih cepat bereaksi.Ia tak dapat bernafas dengan baik.
“sayang, maafkan aku sudah menciummu seperti ini,
aku benar-benar diluar kendali” ucapnya merasa sedikit bersalah.Bagaimanapun
juga ia masih menghormati Rimi yang juga salah satu perawat binaannya.
“aniyeo,
ssaem ah hm maaf” Rimi bingung harus memanggil Taehyung apa.Ia merasa sudah
sangat istimewa karena menjalin hubungan seintim ini dengan sosok Taehyung yang
jelas-jelas banyak diinginkan wanita.
“panggil aku oppa saja, bukankah kedengarannya
manis?” tawarnya sambil membuat ekspresi imut.
Rimi tersenyum.
“oppa ?, itu jauh lebih baik sepertinya,” ucap Rimi
terkekeh kecil.
“sekarang peluk oppa, sayang” Taehyung melebarkan
tangannya dan meminta Rimi memeluknya.Pelukan itu sangat hangat dan nyaman bagi
mereka berdua.Sehingga karena itu baik Rimi dan Taehyung tak menyadari jika
sang adik sudah berdiri dibelakang mereka sejak beberapa menit yang lalu.
“ekhem ekhem”
Taehyung memutar bola matanya cepat.Ya, itu dia
Jungkook dengan tiga buah kantung plastik besar berisi belanjaan sedang berdiri
melipat kedua tangan didadanya, persis seperti seorang ayah yang menangkap
basah putranya bermesraan.
“Ya Jungkook-ah, kemana saja kau?, dan itu semua
untuk apa?” Jungkook mendengus kesal melihat tingkah kakaknya yang menjadi aneh
karena kehadirannya yang memang tiba-tiba itu.Jungkook sempat melihat adegan
dimana Taehyung dan Rimi menempelkan dahi mereka.Ah, adegan itu benar-benar
membuat Jungkook gerah.Yang benar saja, ia masih 17 tahun dan menyelami keintiman
hubungan kakaknya itu sungguh kejadian yang mengejutkan.
“ya ya, sudahlah jangan dipikirkan soal aku
memergokimu hyung, tapi bantu aku mengangkat ini semua, ini berat sekali”
Jungkook memijat lengannya yang pegal.Dalam hati Rimi menebak kemanakah Jimin
yang tadi diminta Jungkook untuk membantunya?.Ia hanya bisa mengirimkan isyarat
pada Jungkook agar rencana malam nanti tidak gagal.
.
.
.
Pukul 11 lewat 5 menit.
Jungkook tak hentinya mengirimi Jimin sms supaya ia
tak melupakan untuk mengirim kue ulang tahun Taehyung sebentar lagi.Tadi sore
Rimi berpamitan pulang karena ia harus bertugas jaga pada shift kedua di rumah
sakit.Menurut Jungkook, Taehyung sama sekali tak mencurigainya dan ia seharian
bersantai dan kadang-kadang mendengarkan musik.Kelihatannya ingatan kakaknya
itu sudah bermasalah, lewat tengah malam nanti Taehyung akan genap berusia 30
tahun.
“Jungkook-ah, kenapa oemma lama sekali? Sejak tadi
pagi sudah pergi kerumah bibi?” tanya Taehyung yang membuat adiknya kaget dan
tak sengaja menjatuhkan ponsel ditangannya.
“ah hyung !, kenapa hobimu membuatku kaget?”
umpatnya kesal.
Taehyung memutar matanya malas.
“bukankah oemma juga sudah bilang kalau mau
berlama-lama menghabiskan waktu bersama bibi Jung?, mereka kan kawan lama
hyung, jadi wajar saja kan?”
Taehyung melamun.
Jungkook yang menyadarinya berdecih pelan dan
melanjutkan mengetik sms yang kali ini ditujukan untuk Hoseok dan yang lain.
Diluar pengetahuan Rimi ataupun Taehyung, Jungkook
sebenarnya sudah menyiapkan kejutan ini sejak 1 minggu yang lalu.Ia bersama
Jimin dan Hoseok membeli kado dan desain kue ulang tahun yang cocok untuk
Taehyung.Dan ketika ia tak sengaja bertemu dengan calon kakak iparnya tersebut,
ia sedang memilih jam tangan yang cocok untuk Taehyung.Apa boleh buat, ia
menjelaskan rencana kejutan itu pada Rimi.Dengan syarat Rimi tidak akan membuat
Taehyung mencurigai mereka.
Jimin dan Hoseok, mereka berdua sedang berada di
dalam mobil dengan semua perlengkapan kejutan.Tak lama kemudian, Rimi menelepon
Jungkook untuk mengatakan bahwa dirinya tak bisa datang karena sebuah tugas
mendadak dirumah sakit.
“kau tidak berbohong kan
noona?, masa noona tidak bisa datang? Semuanya sudah siap” rengek Jungkook
dikamarnya
to be continued ....
Komentar
Posting Komentar