Langsung ke konten utama

My 4D Doctor pt.2



 Main cast   : Kim Taehyung, Hwang Rimi
 Other         : BTS Member
 Genre         : Romance/AU/Slight Comedy
 Rate            : T to M
 Length        : Chaptered



 Disclaimer  :

Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah  yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.

Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! J
.
.
.
“hyung, apakah kau tidak mengajak Rimi-noona?, oemma pasti memasak cukup banyak malam ini, otteyeo?” ajakan Jungkook sebetulnya tidak terlalu buruk.
Namun Taehyung tak dapat mengutarakan maksudnya saat melihat sosok Rimi di depannya.Mulutnya sedikit terbuka karena ia kehilangan semua kosakatanya.

Ia gugup.





 Jungkook sudah menyikutnya beberapa kali.

“ehem, Rimi-ssi, ah itu …begini..” Taehyung kehilangan kata-katanya.

“ah maafkan hyung Rimi-noona, ia hanya ingin mengatakan ingin mengajak noona makan malam dirumah kami,”

Deg

Deg

Deg

Jantung Rimi berdegub sangat kencang ketika Jungkook yang polos itu mengutarakan maksud Taehyung.

Namja yang berprofesi sebagai dokter bedah itu menunduk malu.

“ya Jeon Jungkook !, ishh maksudku memang seperti itu…apa kau mau?” 

Taehyung mau tak mau harus menegaskan ajakan makan malam yang sejujurnya tak pernah ia rencanakan itu.Ini kemauan ibunya karena sudah 2 minggu ia belum pulang.

Rimi masih gemetar untuk berbicara.

“ayolah noona, kau harus mau” desak Jungkook.

Rimi akhirnya mengangguk pelan.Ia masih bingung dengan sikap Taehyung  yang canggung di depannya.Sungguh berbeda dengan Taehyung yang biasanya.

“nah itu bagus, ayo kita berangkat” ajak Jungkook bersemangat.
.
.
Sesampai dirumah mereka.Jungkook berlari membisikkan sesuatu pada ibunya.

“oemma, hyung mengajak kekasihnya kemari, oemma pasti terkejut” bisik Jungkook iseng.

Taehyung mempersilakan Rimi masuk dan ia langsung menyapa ramah nyonya Lee.

annyeonghaseyo ahjumma, lama tidak berjumpa” ucapnya sopan.

Jungkook yang berdiri di belakang sang ibu itu terus tersenyum meledek pada Taehyung.

“berhentilah memanggilku ahjumma mulai sekarang, Rimi-ya, “ Rimi seolah tersambar petir mendengar ucapan ibu Taehyung itu.

Taehyung membelalakkan matanya tak percaya.

“panggil aku ommoni mulai sekarang, karena kau adalah kekasih Taehyung-ie, jadi tak lama lagi kau juga akan menjadi menantuku”

Deg

Jantung Rimi dan Taehyung berdetak sangat cepat.Nafas mereka agak terengah.

oemma !” teriak Taehyung yang sudah kesal pada Jungkook.
Sedangkan Rimi masih memegang kedua pipinya yang memerah karena malu.

“ne, ommoni” ucapnya bergetar.

Malam ini mereka berdua pasti tidak akan bisa tidur nyenyak.
.
.
“Kookie-ya, apa hyung belum bangun?” tanya nyonya Lee melihat Jungkook yang keluar dari kamar mandi.

Kedua matanya masih enggan terbuka lebar.Jungkook menguap lalu  menggeleng pada ibunya.Masih dengan wajah kantuknya, namja yang pandai menari itu mengambil roti bakar buatan sang ibu dan mulai mengunyahnya sambil sekali-kali memejamkan matanya.

 “oemma ?” tanyanya membersihkan bibirnya yang terkena selai cokelat dengan punggung tangannya.

Ibunya mengetuk pelan dahi Jungkook karena gemas.

“hm ada apa?” jawab nyonya Lee dengan kedua tangannya yang menata sarapan di  meja.

hyung-ie ga, kapan sebenarnya dia mau menikah?, Jong Suk saja sudah punya keponakan yang lucu, ahh Taehyung hyung parah” gerutunya seolah dirinya lebih tua dari Taehyung.

Srek srek

“siapa yang parah hm?” Jungkook terkejut karena entah sejak kapan kakaknya sudah berdiri di belakangnya dengan wajah yang masih basah karena mencuci muka.

“ah hyung ! kau mengagetkan aku” umpatnya kesal.

Nyonya Lee menyuruh anak tertuanya duduk dan meminta Jungkook mengambilkan handuk milik Taehyung disampingnya.

“kalian membicarakan aku sepanjang hari, apa tidak lelah?” Taehyung mulai sebal juga karena semenjak tadi malam, ya kejadian mendebarkan itu, ia mendengar Jungkook dan ibunya menggosip sampai lewat tengah malam.

Dan isi perbincangan seru mereka didengar Taehyung dengan jelas.
Jungkook mengambilkan roti bakar dan mendekatkan toples selai cokelat pada hyungnya.

“Taehyung-ah, kurasa Jungkook ada benarnya, usiamu sudah mendekati 30 tahun dan pekerjaanmu sudah sedemikian sukses, kapan kau memberikan ibumu seorang cucu yang meramaikan rumah kita hm?”

Taehyung tersedak.Ia terbatuk batuk dan membuat wajahnya memerah seketika.Jungkook tertawa terbahak diikuti kekehan ibunya yang menyodorkan air putih.

“benar sekali kata oemma hyung, kapan aku dapat keponakan yang lucu?, apa kau sepayah itu huh?”

Pletak

Jungkook mendapatkan sentilan di dahinya karena kalimat itu.Taehyung mengelap bibirnya dan menatap wajah ibunya yang penuh ketulusan itu dalam-dalam.Jungkook juga ikut mengamati tingkah Taehyung yang memandangi ibu mereka.

Mata Jungkook bergantian melirik ibunya lalu Taehyung.Ia bingung kenapa suasana tiba-tiba menjadi hening.

“oemma, aku belum sepenuhnya membahagiakanmu, dan Jungkook juga masih kelas 2 SMA, aku ingin Jungkook bisa kuliah dan meraih cita-citanya dahulu, baru setelah itu aku bisa tenang menjalani kehidupan pribadiku sendiri” Taehyung agak khawatir dengan ucapannya itu.Ia dapat merasakan perubahan raut wajah ibunya yang mulai ingin menangis.

“oemma, apa aku salah mengucapkan sesuatu?” tanya Taehyung yang mendekati ibunya dan merangkulnya.

“hyung, tidakkah kau sedih melihat oemma mengurusku yang sudah mulai besar dan oemma selalu mengharapkanmu segera menikah karena hal itu memberikan kebahagiaan yang besar untuk kita, terutama oemma, percayalah padaku hyung, aku bisa berusaha sekuat tenaga supaya aku sukses sepertimu kelak, pikirkanlah hidupmu juga, kau itu sudah kesepian, maksudku hatimu”Taehyung menunduk malu.Ia tak menyangka Jungkook yang begitu polos dan manja dapat mengatakan kalimat sedalam itu.
Ibunya meneteskan airmata karena terharu pada kedua putranya.

“oemma, uljimayeo” bisik Taehyung lalu mengusap pelan pipi beliau dengan ibu jarinya.

Hatinya seperti tersayat jika melihat wanita paruh baya itu menangis.

 “hmmm aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada kalian berdua” 

Taehyung memang akan kehilangan kata-katanya jika sudah berhadapan dengan ibu dan adiknya di situasi seperti ini.Ia merangkul ibunya dan menepuk punggung adiknya bersamaan.

“hyung, percayalah pada kami” ibunya mengangguk membenarkan ucapan Jungkook yang agak bergetar itu.

Mata elang itu mengeluarkan setitik cairan bening dan mengeratkan pelukan mereka yang hangat.

Ahh suasana pagi itu membuat Taehyung terus terjaga hingga malam.

Ia memikirkan banyak hal.Wajah tampan itu sedikit tegang.

Kling

Sebuah ikon amplop surat itu muncul di layar ponselnya.Taehyung meliriknya sebentar lalu mengambilnya dengan malas.

Deg

Kedua manik tajam itu membulat membaca nama pengirim pesan.

Hwang Rimi.

Taehyung beranjak dari sofa empuknya dan bergegas keluar rumah.Entah apa isi pesan dari gadis yang sedang diam-diam ia perhatikan tersebut.Langkahnya yang tergesa membuat sang adik terbangun dari tidur dan melihat kakaknya menyalakan mesin mobil.

Jungkook mengintip Taehyung dari balkon kamarnya dilantai 2 tersebut.Ia mengernyit heran.

“mau kemana dia?” bisiknya saat mobil berwarna hitam legam itu dipacu cepat oleh sang kakak.
.
.
Taehyung menghentikan laju mobilnya di basement rumah sakit.Ia berlari memasuki lobi dan berbelok keruangan khusus perawat tersebut.Ia melirik jam tangan yang saat ini menunjukkan angka 10 malam.

Wajahnya tampak panik dan ia sempat menyenggol pot kecil didepan meja panjang resepsionis hingga terjatuh.

Brak

Pintu ruang perawat itu terbuka mendadak dan menampakkan seseorang sedang terduduk dan merintih kesakitan.

Itu dia Hwang Rimi.

“ya ! kau kenapa??” teriak Taehyung yang terkejut karena kaki Rimi berdarah dan ia tak bisa berdiri dari lantai dingin itu.

“Kim sonsaengnim, ah tolong” ucapnya lemas.Kedua mata bulat itu sudah basah karena menangis.

Taehyung melepas jaketnya dan menyalakan lampu utama agar penerangan lebih baik.Ia melihat luka di kaki Rimi.

“pelan-pelan” ucapnya seraya membantu Rimi untuk menaiki kursi roda yang Taehyung ambil.

“syukurlah sepertinya tidak terlalu parah” gumamnya mengamati luka Rimi.Pergerakan tangan Taehyung membuat Rimi berdegub kencang.Ia hanya dapat membuang nafasnya dalam-dalam.Taehyung menatap wajah Rimi yang menurutnya sedang gugup itu.

“apa ada bagian lain yang sakit?” tanyanya refleks.

Rimi menggeleng cepat.Ia terdiam saat Taehyung dengan cekatan membersihkan lukanya.

“lukamu harus dijahit, kalau tidak nanti bisa terjadi infeksi” Rimi hanya  mengangguk dan membiarkan jari-jari ramping itu mengobatinya.

Deg

Taehyung merasa sedikit tersentak ketika menggulung celana panjang yang dikenakan Rimi keatas.Memperlihatkan betis Rimi yang ramping.

“akh” Rimi merintih saat Taehyung memulai proses menjahit lukanya.
Taehyung merasa dirinya sedang diamati oleh Rimi, mendongak dan menemukan sepasang manik cokelat itu memang sedang menatapnya intens.

Deg

Kali ini jantung Rimi yang berdetak cepat.Ia melihat wajah tampan itu dari jarak sedekat ini.Aroma parfum yang selalu mengacaukan kinerja otaknya.Sedikit peluh di pelipisnya.Dan mata tajam itu sedang melihatnya dalam.

“ada apa?” Taehyung heran dengan Rimi.Karena sudah sering ia menangkap basah Rimi sedang menatapnya seperti itu.Ia merasa gugup.

aniyeo ssaem” jawab Rimi singkat.

“sudah selesai, besok istirahatlah dirumah, jangan berlari atau melompat dulu” pinta Taehyung dengan nada lebih lembut.

Gadis berambut hitam legam itu mengangguk dan berniat untuk turun dari tempat tidur.

“tidurlah disini besok pagi aku akan mengantarmu pulang, bukankah rumahmu agak jauh?” sebenarnya Taehyung hanya ingin mencegah Rimi untuk berjalan.Ia mengkhawatirkan kondisi kakinya yang terkilir.

aniyeo ssaem, aku harus pulang sekarang, ibuku pasti sudah menunggu” ucap Rimi tak sabar.Ia mengambil tas dan memakai baju hangatnya.

Taehyung berpikir sejenak.

“ya sudah, aku akan mengantarmu pulang supaya ibumu tidak khawatir” Rimi tertegun melihat Taehyung yang membawakan tas dan berusaha membantunya berjalan.Jantung keduanya mulai berpacu cepat.

“tidak usah...ssaem..aku...” Taehyung menggenggam lengan Rimi dan menatapnya tajam.Rimi menelan ludahnya kasar.

“Rimi-ssi, tidak ada kata membantah” 



.
.
Keesokan harinya,

Gadis berusia 26 tahun itu terbangun dari tidur nyenyaknya semalam.Ia menyunggingkan senyumnya yang khas dan mengambil ponselnya di nakas.
Hari ini sesuai dengan anjuran Taehyung, Rimi mengambil libur dan beristirahat dirumah.Walaupun ia ingin sekali pergi kerumah sakit, tapi ia juga merasa tak nyaman berjalan dengan kaki yang sedang terluka itu.

“ah aku sangat beruntung” gumamnya sambil tersenyum mengingat sosok Taehyung.

Selama ini ia selalu menyimpan semua foto yang diam-diam ia ambil ketika 

Taehyung sedang bekerja di rumah sakit.Ia menatanya dengan rapi di sebuah album berukuran sedang itu.


Foto-foto itu ia pandangi dan terkadang Rimi membayangkan Taehyung sedang melihatnya sambil tersenyum diwajah tampannya.


“ah kenapa jantungku selalu berdebar seperti ini?, tenanglah sebentar” ucapnya sambil mengelus dadanya.

Krieet

Seseorang memasuki kamar Rimi.

Rimi yang kaget menyembunyikan album itu dibawah bantalnya.

“ah oemma mengagetkanku saja” wanita yang dipanggilnya ‘ibu’ itu duduk setelah meletakkan nampan berisi sarapan dan obat Rimi di nakas.

“oemma sudah mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban” Rimi terkekeh kecil dan ia menyadari kegiatan memandangi foto Taehyung itu sudah membuatnya sedikit tuli.

“apa kakimu masih sakit?” tanya sang ibu sambil mengamati pergelangan kaki Rimi.

“sudah semakin membaik oemma, jangan khawatir” Rimi tersenyum dan memamerkan lesung pipitnya yang manis.

“aigoo, kau bertingkah seperti kau masih kecil” rambut hitam itu diusaknya pelan.

“ahh ibu baru ingat sesuatu, siapakah pria baik hati yang mengantarmu pulang tadi malam hm?”

Blush

Kedua pipi Rimi merona seketika.

“ahh itu itu hm, namanya Kim sonsaengnim” jawabnya gugup.

“ah jadi itu namanya” Rimi tersipu.

“nama lengkapnya Kim Taehyung sonsaengnim oemma, dia adalah dokter pengawasku magang sekaligus seorang ahli bedah terbaik di rumah sakit” kekehan kecil Rimi membuat ibunya menatapnya heran.

“kenapa wajahmu tersipu hm, apa kau menyukainya?” Rimi mendelik dan berusaha membantah perkataan ibunya.

“ahh kenapa hari ini panas sekali ya” ibu Rimi hanya menggeleng melihat tingkah laku putri satu-satunya itu.

“kau ini, cepat habiskan makananmu selagi masih hangat” pinta beliau lalu menutup pintu kamar Rimi.
.
.
Hari sudah menjelang sore, namun Rimi masih enggan meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman.Ia sudah merapikan dirinya dan beberapa waktu yang lalu keenam teman magangnya menjenguk dan perawat Heesun juga datang.Rimi sangat senang dengan kedatangan mereka.Bahkan perawat Heesun membawakan kue kesukaan Rimi, cheese cake.

Sekarang rumahnya terasa begitu sepi.Ibunya yang belum kembali dari toko elektronik milik keluarga mereka juga menambah suasana hening.Rimi berjalan menggunakan tongkat dan menuju ruang tengah untuk menyalakan televisi.Sekedar mengusir rasa bosan sendirian di dalam rumah ia perlahan berjalan ke ruang tengah.

“ah acaranya benar-benar tidak ada yang bagus,” umpatnya kesal.
Beberapa bungkus kue keju itu berserakan di meja dan tiba-tiba mata Rimi terkejut melihat sesuatu di dinding.

 Seekor kecoa.

Dan Rimi sangat takut pada serangga yang bisa terbang itu.Rimi mengambil 
sebuah botol air mineral disampingnya untuk melempar kecoa itu.Ia sudah mengambil ancang-ancang dan dilemparkannya botol yang masih berisi air itu kuat-kuat.

Bletak

“Akkkkhhh”

Rimi panik dan terkejut ketika seseorang datang dan sekarang menunduk sambil menggosok dahinya yang merah terkena lemparan botol tadi.

“KIM .....SONSAENGNIM ??????” Taehyung sama sekali tak menyangka ia mendapat pukulan telak bahkan sebelum mengucapkan halo.Ia meringis dan mengakui lemparan Rimi sangat akurat mengenai dahinya.
Rimi yang masih shock itu bingung dan harus mengatakan apa, ia mungkin tak mendengar pintunya diketuk.Dan sekarang namja tampan itu mengeluhkan tingkah lakunya yang konyol.

“maa..maafkan aku Kim sonsaengnim, aku tak sengaja, sungguh” Taehyung yang masih merasakan ngilu di dahinya itu berdehem kecil lalu meletakkan keranjang buah di meja.

“sudahlah, jangan membahasnya, ini untukmu” Rimi melihat tatanan rambut Taehyung hari ini sangat bagus dan membuat dokter muda itu terlihat lebih segar dan lebih tampan.

“ada sesuatu dirambutku?” tanyanya frontal ketika melihat Rimi mengagumi penampilannya hari ini.

“ah anieyeo, terima kasih Kim sonsaengnim sudah datang, bukankah hari ini jadwal pasien Park Han Bi operasi?” Rimi mengingat jadwal operasi Taehyung hari ini.

Taehyung mengangguk dan menyamankan posisi duduknya.

“tadi pagi tuan Park Han Bi mengalami penurunan tekanan darah cukup drastis, jadi operasi akan ditunda untuk meminimalisir resikonya” terang Taehyung.

Rimi menyimak ucapan sang pencuri hatinya itu dengan seksama.Diam-diam ia juga mengagumi wajah tampan itu dan hidungnya yang bangir.

“ah begitu rupanya, aku merasa buruk untuk tuan Park Han Bi” ucapnya sedih.

Kebetulan beberapa hari ini giliran Rimi yang merawat pasien tersebut, jadi ia sedikit banyak mengetahui tentang itu.
Taehyung mengedarkan pandangan keruangan santai rumah Rimi, karpet bulu berwarna cokelat muda itu menghangatkan kakinya.Kemudian ia mengingat sesuatu.

“aku berjumpa dengan ibumu tadi di ujung jalan, beliau mengatakan kalau kau sendirian” Taehyung mulai membuka perbincangan non-medisnya.

Rimi tersenyum kecil.

“ah benarkah, kebetulan ibuku tadi berpamitan mengurus toko elektro...”
Sebentar, wajah Rimi berubah heran.Kenapa Taehyung bertemu dengan ibunya sementara tadi siang sang ibu mengatakan akan pergi mengurus toko.

“mwo?, Kim sonsaengnim bertemu ibuku?, barusaja !?” Rimi sudah dibohongi kali ini.

Taehyung sedikit kaget dengan intonasi Rimi yang mendadak tinggi.

 
“memangnya ada yang salah?” tanyanya heran.

Rimi yang kikuk itu akhirnya berusaha santai dan mengatakan tidak ada apa-apa.

“bagaimana kakimu hm?” nada lembut ini selalu menghangatkan Rimi.Manik elang itu tak sengaja menatapnya.

“sudah membaik ssaem, aku juga sudah meminum obatnya” Taehyung tak sengaja melihat Rimi sedang membungkuk dan menyentuh perban di kakinya.Rambut hitam yang terurai itu membuat jantung Taehyung tiba-tiba berolahraga.

Aroma buah stroberi itu menyapa penciuman Taehyung.

“ah baguslah kalau begitu” ucapnya canggung.

Rimi mengangguk kecil dan menawarkan minuman pada Taehyung.Ia menyimpan beberapa cola di kulkasnya.

“ah segarnya” ucap Taehyung meneguk colanya.

Rimi masih melihatnya tanpa berkedip.

“apa Kim sonsaengnim sangat menyukai cola?” tanyanya.Raut wajah Taehyung berubah lucu ketika merasakan soda cola di lidahnya.

Taehyung mengangguk dan meneguk kembali colanya.Ia melirik Rimi yang menatapnya begitu dalam.

“Rimi-ssi, ngomong-ngomong jangan memanggilku seperti itu, kita sedang tidak dirumah sakit, panggil aku Taehyung saja, aku lebih nyaman begitu dan juga....hmm..aku minta maaf atas makan malam tempo hari, ibuku memang suka bercanda.Kau pasti terkejut”

Rimi tersentak.Ia tak mengharapkan Taehyung mengira ibunya bercanda.Justru sebaliknya, ia berharap itu adalah kesungguhan.

“aku justru tak mengharapkan beliau bercanda, aku melihat ahjumma sangat tulus saat mengatakan itu” entah mengapa Rimi mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.Ia tak mau berpura-pura gengsi atau apa.Ia hanya ingin Taehyung dapat menangkap perasaannya.

 Hening

Taehyung menatap manik cokelat didepannya.Ia ingin mencari mengapa jantungnya selalu kalap saat bersama Rimi.Perlahan ia menyadari bahwa selama ini Rimi-lah yang sudah membuatnya susah tidur dan tak berhenti memikirkannya.

“maafkan aku Rimi-ssi, aku hanya takut jika kau tak menyukai cara ibuku berbicara, karena, hmm” Rimi beringsut dan menajamkan pendengarannya.

“karena, sejujurnya ibuku memang menyukaimu dan beliau terus menyuruhku untuk menikah”

Deg

Deg

Deg

Debaran jantung Rimi hari ini semakin kuat.Ia melihat perasaan yang tulus dari binar mata Taehyung saat berbicara.Nadanya yang lembut dan terasa dalam.

“me..menikah?” suara Rimi mendadak serak.

“ya, maksud ahjumma bagaimana, ssaem, ah hm Taehyung-ssi?” masih dengan jantungnya yang berdebar, ia berusaha berbicara tenang.
Taehyung mendekatkan wajahnya beberapa senti dan membuat Rimi membeku dengan tatapan tajam itu.Ia tak dapat menggerakkan tubuhnya sedikit saja.Rimi sudah terikat dengan pandangan Taehyung.

Perlahan wajah tampan itu semakin mendekat dan meraih tengkuk Rimi yang hangat.Jantung namja itu berpacu sangat cepat mengikuti alur kinerja hormonnya yang kuat.

Rimi tak ada pilihan lain selain menutup matanya.Perlahan ia merasakan hembusan nafas Taehyung beraroma apel mint yang membuat bulu kuduknya meremang.

Tangan Taehyung menangkup kedua pipi Rimi yang memerah itu dan memiringkan kepalanya.Hidung bangir itu menekan pipi Rimi pelan.Entah mengapa ia tak dapat menolaknya.Ia justru begitu ingin bibir Taehyung meraih bibirnya.

Perlahan Taehyung menghirup aroma segar dari Rimi dan mengelus kedua pipinya sangat lembut.Ia menempelkan bibir kissable-nya di bibir Rimi.Ia sudah tak mempedulikan debaran didadanya yang membuatnya sesak nafas.Ia sangat menikmati bibir Rimi.

Pagutan lembut itu membuat tangan Rimi refleks melingkar di perut Taehyung.
Taehyung mengecap rasa bibir Rimi yang manis dan sedikit beraroma buah peach.Suhu keduanya mulai memanas dan Taehyung mulai menggerakkan lidahnya untuk ikut merasakan manisnya ciuman pertama mereka.
Beberapa detik kemudian Taehyung melepaskan ciuman manis itu perlahan.Kedua matanya menatap Rimi yang tampak sangat gugup.

“Rimi-ya, aku menyukaimu” kalimat itu diucapkan Taehyung begitu lirih.Namun dalam pendengaran Rimi, kalimat itu bergema keras dan membuatnya lemas.Ia merasakan banyak kupu-kupu di perutnya.

Tes

Airmata Rimi jatuh.Taehyung mengusapnya pelan.

“kenapa kau menangis, hm?” Rimi memeluk namja tampan itu erat-erat.Senyum bahagia tercetak jelas di wajah Taehyung.

“Kim sonsaengnim, hiks, aku...aku sangat menyukaimu hiks” tangisan itu rupanya bentuk kebahagiaan Rimi yang sangat besar.Ia memeluk tubuh 

Taehyung seolah ia tak ingin kehilangannya.

“sudah kubilang jangan memanggilku begitu sayang” Taehyung merapikan poni Rimi yang berantakan karena pelukannya tadi.

“sa..yang?” Rimi hanya tak mampu melukiskan betapa bahagianya ia sekarang ini.

“ayolah, kita sudah berciuman tadi, jadi tak bolehkah aku memanggilmu begitu?” Taehyung mencubit pipi Rimi gemas.Ia menggoda Rimi dengan menggigit sudut bibirnya sexy.

Blush


Rimi merona sekali lagi mendengar panggilan dari Taehyung itu.Ia mengipaskan bantal kecil di wajahnya.Ia merasa wajahnya sangat panas.


“hahhaha” tawa Taehyung pecah melihat reaksi Rimi yang lucu.
.
.
.
Jungkook menggeliat diatas tempat tidurnya.Hari Minggu ini cukup cerah ini ia berencana mengunjungi apartemen Taehyung sambil mengajak nyonya Lee kesana.Namja bergigi kelinci itu bangun dan segera menuju kamar mandi.

“ya Jungkook-ah, jangan lupa kau bawakan Taehyung-ie hyung beberapa kimchi dan daging” sahut sang ibu yang sedang berganti baju dikamar beliau.

Jungkook hanya berdehem kecil yang tidak bisa didengar ibunya.Ia berjalan malas menuju dapur dan mengambil botol air mineral.

“ahh segar” gumamnya menggeliat.Manik kelam itu terkejut ketika melihat berbagai masakan buatan ibunya sudah tersaji di meja dan tinggal memasukkan kedalam wadah berbentuk kotak bersusun tersebut.

“whoa enak sekali aromanya, ck oemma pilih kasih, hyung dibuatkan kalbi sebanyak ini, kalau semuanya dihabiskannya dia bisa-bisa cacingan” gumamnya lalu menyunggingkan smirk andalannya.Ia mengambil mangkuk dan piring dari lemari kaca dibelakangnya dan mulai mencicipi semua makanan yang masih hangat itu.

“Jeon Jungkook?” tegur sang ibu yang sudah bersiap dengan membawa baju hangat beliau.Jungkook tersedak karena kaget.

“eomma, benar-benar mirip dengan hyung, selalu mengagetkan aku ishh” ucapnya sambil masih mengunyah potongan daging terakhir di mangkuknya dengan tergesa.

Nyonya Lee menggeleng dan menyuruh putra keduanya itu segera bersiap karena hari sudah semakin siang.

"jamshimanyeo, kenapa oemma membawa banyak sekali baju?, seperti orang pindah saja?” Jungkook mengamati tas besar milik ibunya itu dengan mata melebar.

“eomma ingin menginap di rumah hyung beberapa hari” jawab beliau tenang.Jari-jari yang masih lentik itu menata rapi semua makanan yang sudah ia masak untuk Taehyung.

1 jam setelah perjalanan mereka berdua akhirnya turun di depan apartemen 
milik Taehyung.Gedung berlantai 20 itu begitu megah dan berkelas bagi setiap orang yang melihatnya.Tak terkecuali nyonya Lee sendiri.Ia mengingat sudah lama sekali tidak menginap dan menghabiskan waktu berharga mereka bertiga.

“ayo Jungkook-ah bantu ibu membawa ini” Jungkook meminta ibunya tak usah membawa satu barang pun dan membiarkan dirinya yang membawanya.

Belum sampai di pintu lift, mereka dikejutkan oleh seseorang yang memakai setelan pakaian olahraga dan menenteng botol air mineral.

Tap tap tap

“oemma, Jungkook-ah !, kenapa tak menelepon? Aku bisa menjemput kalian, ah oemma” namja dengan surai cokelat muda itu membantu membawakan beberapa barang milik nyonya Lee.Ia tampak merasa bersalah sekaligus senang karena ibu dan adiknya datang untuk menginap.

“apa hyung sedang cuti?” tanya Jungkook ketika mereka sudah berada di ruangan Taehyung.

Taehyung mengangguk dan mengelap keringat di pelipisnya.

“Taehyung-ah, kenapa ruanganmu sama sekali tidak berubah?, seharusnya kau menggunakan gorden berwarna hijau agar lebih segar” sang ibu sudah berkomentar saat mengamati ruangan yang didominasi warna hitam dan cokelat itu.Sofa empuk bermotif kulit macan itu juga masih setia menemani putra tertuanya itu.Taehyung tersenyum lucu.

“ah biarkan saja oemma, lagipula hanya kalian yang datang kemari, mereka (orang lain) tidak akan berkomentar apa-apa” ucap Taehyung sekenanya.Sebetulnya ia hanya malas mengganti interior rumahnya yang selalu sama sejak 3 tahun terakhir.

“selera hyung itu terlalu monoton, ah payah” sahut Jungkook sambil mengikuti arah pandangan ibunya yang kini memeriksa kondisi kamar Taehyung.

“apa ini hyung?” tanya Jungkook saat ia tiba-tiba melihat sebuah syal cantik berwarna merah muda itu tergeletak di lantai.Jungkook mengernyit heran karena syal itu jelas selera seorang gadis.

Taehyung membulatkan kedua matanya lucu.Ia tak ingat menyimpan syal milik kekasihnya Rimi kemarin sore.

‘Rimi pasti lupa memakai syal-nya’ batin Taehyung.


to be continued .......


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

When BTS Member Sick pt.2 Jeon Jungkook

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! GENRE      :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 2.Jeon Jungkook “ maknae , tolong ambilkan air minum dilantai bawah” teriak manajer hyung. Kali ini mereka sedang berkumpul diruang latihan.Semuanya tampak kelelahan dan mandi keringat.Jungkook bergegas menuruni anak tangga dan mengambil botol air mineral permintaaan manajer hyung. “ah berat juga ternyata” gumamnya sambil mengangkat kardus air mineral itu kedalam lift .Jungkook terlalu lelah untuk menaiki tangga dengan membawa beban.

My 4D Doctor pt.1

Main cast    : Kim Taehyung a.k.a V dan Hwang Rimi OC             : BTS member Genre          : Romance/AU/Slight comedy Rate            : T to M Length         : Chaptered Disclaimer   : Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri. Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! . .    Prologue 10 Tahun Silam “Taehyung-ah !... Taetae-ya !.... cepat kemari, tangan Jimin terluka ! dia berdarah !!” teriak seorang remaja laki-laki 12 tahun di depan sebuah jendela besar kamar milik Taehyung. Anak itu berteriak ketakutan s...

When BTS Member Sick pt.1 Park Jimin

When BTS member sick…. !!!, aye this is so bad, but don’t worry because all of them are just my plots to BTS daily activities. So, get into the feel guys ! Genre         :AU/FAMILY/COMEDY/BROTHERSHIP RATE          : T LENGTH    : Chaptered (One member for every chapter) . . Chapter 1.Park Jimin (Chimchim) Hari ini,   namja yang dikenal dengan tubuh atletisnya itu masih tertidur diranjangnya yang nyaman.Ia tak menyadari bahwa semua member sudah bersiap untuk berangkat menjalani schedule pagi itu.Dimulai dengan pengambilan gambar disebuah toko brand tas ternama lalu menuju ke luar kota untuk fansigning .Mungkin kegiatan mereka baru akan berakhir nanti malam.Jimin menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.Mata sipit itu terbelalak ketika melihat jam wekernya sudah menunjukkan angka 8 lebih.Cepat-cepat ia beranjak dari tempat tidurnya, tetapi… BRAKKKK BUGH ...