Main cast : Kim Taehyung, Hwang Rimi
Other : BTS Member
Genre : Romance/AU/Slight Comedy
Rate : T to M
Length : Chaptered
Disclaimer :
Saya bukan penulis profesional, jadi mohon maaf
apabila ada istilah-istilah yang keliru dalam fanfict ini.Kim Taehyung sepenuhnya milik ibu dan ayahnya/?, saya
disini meminjam karakternya saja.Jalan cerita ini bersih dari kata plagiat dsb
karena imajinasi datang dari mimpi/? author sendiri.
Don’t be silent reader, RnR jusseyoo ! J
.
.
.
“hyung, apakah kau tidak mengajak Rimi-noona?, oemma
pasti memasak cukup banyak malam ini, otteyeo?”
ajakan Jungkook sebetulnya tidak terlalu buruk.
Namun Taehyung tak dapat mengutarakan maksudnya saat
melihat sosok Rimi di depannya.Mulutnya sedikit terbuka karena ia kehilangan
semua kosakatanya.
Ia gugup.
Jungkook sudah menyikutnya beberapa kali.
“ehem, Rimi-ssi, ah itu …begini..” Taehyung
kehilangan kata-katanya.
“ah maafkan hyung Rimi-noona, ia hanya ingin
mengatakan ingin mengajak noona makan malam dirumah kami,”
Deg
Deg
Deg
Jantung Rimi berdegub sangat kencang ketika Jungkook
yang polos itu mengutarakan maksud Taehyung.
Namja yang berprofesi sebagai dokter bedah itu
menunduk malu.
“ya Jeon Jungkook !, ishh maksudku memang seperti
itu…apa kau mau?”
Taehyung mau tak mau harus menegaskan ajakan makan malam yang
sejujurnya tak pernah ia rencanakan itu.Ini kemauan ibunya karena sudah 2
minggu ia belum pulang.
Rimi masih gemetar untuk berbicara.
“ayolah noona, kau harus mau” desak Jungkook.
Rimi akhirnya mengangguk pelan.Ia masih bingung
dengan sikap Taehyung yang canggung di
depannya.Sungguh berbeda dengan Taehyung yang biasanya.
“nah itu bagus, ayo kita berangkat” ajak Jungkook
bersemangat.
.
.
Sesampai dirumah mereka.Jungkook berlari membisikkan
sesuatu pada ibunya.
“oemma, hyung mengajak kekasihnya kemari, oemma
pasti terkejut” bisik Jungkook iseng.
Taehyung mempersilakan Rimi masuk dan ia langsung
menyapa ramah nyonya Lee.
“annyeonghaseyo
ahjumma, lama tidak berjumpa” ucapnya sopan.
Jungkook yang berdiri di belakang sang ibu itu terus
tersenyum meledek pada Taehyung.
“berhentilah memanggilku ahjumma mulai sekarang,
Rimi-ya, “ Rimi seolah tersambar petir mendengar ucapan ibu Taehyung itu.
Taehyung membelalakkan matanya tak percaya.
“panggil aku ommoni mulai sekarang, karena kau
adalah kekasih Taehyung-ie, jadi tak lama lagi kau juga akan menjadi menantuku”
Deg
Jantung Rimi dan Taehyung berdetak sangat
cepat.Nafas mereka agak terengah.
“oemma !”
teriak Taehyung yang sudah kesal pada Jungkook.
Sedangkan Rimi masih memegang kedua pipinya yang
memerah karena malu.
“ne, ommoni”
ucapnya bergetar.
Malam ini mereka berdua pasti tidak akan bisa tidur
nyenyak.
.
.
“Kookie-ya, apa
hyung belum bangun?” tanya nyonya Lee melihat Jungkook yang keluar dari kamar
mandi.
Kedua matanya masih
enggan terbuka lebar.Jungkook menguap lalu
menggeleng pada ibunya.Masih dengan wajah kantuknya, namja yang pandai
menari itu mengambil roti bakar buatan sang ibu dan mulai mengunyahnya sambil
sekali-kali memejamkan matanya.
“oemma ?” tanyanya membersihkan bibirnya yang terkena selai cokelat dengan punggung tangannya.
Ibunya mengetuk
pelan dahi Jungkook karena gemas.
“hm ada apa?” jawab
nyonya Lee dengan kedua tangannya yang menata sarapan di meja.
“hyung-ie ga, kapan sebenarnya dia mau
menikah?, Jong Suk saja sudah punya keponakan yang lucu, ahh Taehyung hyung
parah” gerutunya seolah dirinya lebih tua dari Taehyung.
Srek srek
“siapa yang parah
hm?” Jungkook terkejut karena entah sejak kapan kakaknya sudah berdiri di
belakangnya dengan wajah yang masih basah karena mencuci muka.
“ah hyung ! kau
mengagetkan aku” umpatnya kesal.
Nyonya Lee menyuruh
anak tertuanya duduk dan meminta Jungkook mengambilkan handuk milik Taehyung
disampingnya.
“kalian membicarakan
aku sepanjang hari, apa tidak lelah?” Taehyung mulai sebal juga karena semenjak
tadi malam, ya kejadian mendebarkan itu, ia mendengar Jungkook dan ibunya
menggosip sampai lewat tengah malam.
Dan isi
perbincangan seru mereka didengar Taehyung dengan jelas.
Jungkook
mengambilkan roti bakar dan mendekatkan toples selai cokelat pada hyungnya.
“Taehyung-ah,
kurasa Jungkook ada benarnya, usiamu sudah mendekati 30 tahun dan pekerjaanmu
sudah sedemikian sukses, kapan kau memberikan ibumu seorang cucu yang
meramaikan rumah kita hm?”
Taehyung tersedak.Ia
terbatuk batuk dan membuat wajahnya memerah seketika.Jungkook tertawa terbahak
diikuti kekehan ibunya yang menyodorkan air putih.
“benar sekali kata
oemma hyung, kapan aku dapat keponakan yang lucu?, apa kau sepayah itu huh?”
Pletak
Jungkook
mendapatkan sentilan di dahinya karena kalimat itu.Taehyung mengelap bibirnya
dan menatap wajah ibunya yang penuh ketulusan itu dalam-dalam.Jungkook juga
ikut mengamati tingkah Taehyung yang memandangi ibu mereka.
Mata Jungkook
bergantian melirik ibunya lalu Taehyung.Ia bingung kenapa suasana tiba-tiba
menjadi hening.
“oemma, aku belum
sepenuhnya membahagiakanmu, dan Jungkook juga masih kelas 2 SMA, aku ingin
Jungkook bisa kuliah dan meraih cita-citanya dahulu, baru setelah itu aku bisa
tenang menjalani kehidupan pribadiku sendiri” Taehyung agak khawatir dengan
ucapannya itu.Ia dapat merasakan perubahan raut wajah ibunya yang mulai ingin
menangis.
“oemma, apa aku
salah mengucapkan sesuatu?” tanya Taehyung yang mendekati ibunya dan
merangkulnya.
“hyung, tidakkah
kau sedih melihat oemma mengurusku yang sudah mulai besar dan oemma selalu
mengharapkanmu segera menikah karena hal itu memberikan kebahagiaan yang besar
untuk kita, terutama oemma, percayalah padaku hyung, aku bisa berusaha sekuat
tenaga supaya aku sukses sepertimu kelak, pikirkanlah hidupmu juga, kau itu
sudah kesepian, maksudku hatimu”Taehyung menunduk malu.Ia tak menyangka Jungkook
yang begitu polos dan manja dapat mengatakan kalimat sedalam itu.
Ibunya meneteskan
airmata karena terharu pada kedua putranya.
“oemma, uljimayeo” bisik Taehyung lalu mengusap
pelan pipi beliau dengan ibu jarinya.
Hatinya seperti
tersayat jika melihat wanita paruh baya itu menangis.
“hmmm aku tidak
tahu apa yang harus aku katakan pada kalian berdua”
Taehyung memang akan
kehilangan kata-katanya jika sudah berhadapan dengan ibu dan adiknya di situasi
seperti ini.Ia merangkul ibunya dan menepuk punggung adiknya bersamaan.
“hyung, percayalah
pada kami” ibunya mengangguk membenarkan ucapan Jungkook yang agak bergetar
itu.
Mata elang itu mengeluarkan
setitik cairan bening dan mengeratkan pelukan mereka yang hangat.
Ahh suasana pagi
itu membuat Taehyung terus terjaga hingga malam.
Ia memikirkan
banyak hal.Wajah tampan itu sedikit tegang.
Kling
Sebuah ikon amplop
surat itu muncul di layar ponselnya.Taehyung meliriknya sebentar lalu
mengambilnya dengan malas.
Deg
Kedua manik tajam
itu membulat membaca nama pengirim pesan.
Hwang Rimi.
Taehyung beranjak
dari sofa empuknya dan bergegas keluar rumah.Entah apa isi pesan dari gadis
yang sedang diam-diam ia perhatikan tersebut.Langkahnya yang tergesa membuat
sang adik terbangun dari tidur dan melihat kakaknya menyalakan mesin mobil.
Jungkook mengintip
Taehyung dari balkon kamarnya dilantai 2 tersebut.Ia mengernyit heran.
“mau kemana dia?”
bisiknya saat mobil berwarna hitam legam itu dipacu cepat oleh sang kakak.
.
.
Taehyung
menghentikan laju mobilnya di basement
rumah sakit.Ia berlari memasuki lobi dan berbelok keruangan khusus perawat
tersebut.Ia melirik jam tangan yang saat ini menunjukkan angka 10 malam.
Wajahnya tampak
panik dan ia sempat menyenggol pot kecil didepan meja panjang resepsionis
hingga terjatuh.
Brak
Pintu ruang perawat
itu terbuka mendadak dan menampakkan seseorang sedang terduduk dan merintih
kesakitan.
Itu dia Hwang Rimi.
“ya ! kau kenapa??”
teriak Taehyung yang terkejut karena kaki Rimi berdarah dan ia tak bisa berdiri
dari lantai dingin itu.
“Kim sonsaengnim,
ah tolong” ucapnya lemas.Kedua mata bulat itu sudah basah karena menangis.
Taehyung melepas
jaketnya dan menyalakan lampu utama agar penerangan lebih baik.Ia melihat luka
di kaki Rimi.
“pelan-pelan”
ucapnya seraya membantu Rimi untuk menaiki kursi roda yang Taehyung ambil.
“syukurlah sepertinya
tidak terlalu parah” gumamnya mengamati luka Rimi.Pergerakan tangan Taehyung
membuat Rimi berdegub kencang.Ia hanya dapat membuang nafasnya
dalam-dalam.Taehyung menatap wajah Rimi yang menurutnya sedang gugup itu.
“apa ada bagian
lain yang sakit?” tanyanya refleks.
Rimi menggeleng
cepat.Ia terdiam saat Taehyung dengan cekatan membersihkan lukanya.
“lukamu harus
dijahit, kalau tidak nanti bisa terjadi infeksi” Rimi hanya mengangguk dan membiarkan jari-jari ramping
itu mengobatinya.
Deg
Taehyung merasa
sedikit tersentak ketika menggulung celana panjang yang dikenakan Rimi keatas.Memperlihatkan
betis Rimi yang ramping.
“akh” Rimi merintih
saat Taehyung memulai proses menjahit lukanya.
Taehyung merasa
dirinya sedang diamati oleh Rimi, mendongak dan menemukan sepasang manik
cokelat itu memang sedang menatapnya intens.
Deg
Kali ini jantung
Rimi yang berdetak cepat.Ia melihat wajah tampan itu dari jarak sedekat
ini.Aroma parfum yang selalu mengacaukan kinerja otaknya.Sedikit peluh di
pelipisnya.Dan mata tajam itu sedang melihatnya dalam.
“ada apa?” Taehyung
heran dengan Rimi.Karena sudah sering ia menangkap basah Rimi sedang menatapnya
seperti itu.Ia merasa gugup.
“aniyeo ssaem” jawab Rimi singkat.
“sudah selesai,
besok istirahatlah dirumah, jangan berlari atau melompat dulu” pinta Taehyung
dengan nada lebih lembut.
Gadis berambut
hitam legam itu mengangguk dan berniat untuk turun dari tempat tidur.
“tidurlah disini
besok pagi aku akan mengantarmu pulang, bukankah rumahmu agak jauh?” sebenarnya
Taehyung hanya ingin mencegah Rimi untuk berjalan.Ia mengkhawatirkan kondisi
kakinya yang terkilir.
“aniyeo ssaem, aku harus pulang sekarang,
ibuku pasti sudah menunggu” ucap Rimi tak sabar.Ia mengambil tas dan memakai
baju hangatnya.
Taehyung berpikir
sejenak.
“ya sudah, aku akan
mengantarmu pulang supaya ibumu tidak khawatir” Rimi tertegun melihat Taehyung
yang membawakan tas dan berusaha membantunya berjalan.Jantung keduanya mulai
berpacu cepat.
“tidak usah...ssaem..aku...” Taehyung menggenggam
lengan Rimi dan menatapnya tajam.Rimi menelan ludahnya kasar.
“Rimi-ssi, tidak
ada kata membantah”
.
.
Keesokan harinya,
Gadis berusia 26
tahun itu terbangun dari tidur nyenyaknya semalam.Ia menyunggingkan senyumnya
yang khas dan mengambil ponselnya di nakas.
Hari ini sesuai
dengan anjuran Taehyung, Rimi mengambil libur dan beristirahat dirumah.Walaupun
ia ingin sekali pergi kerumah sakit, tapi ia juga merasa tak nyaman berjalan
dengan kaki yang sedang terluka itu.
“ah aku sangat
beruntung” gumamnya sambil tersenyum mengingat sosok Taehyung.
Selama ini ia
selalu menyimpan semua foto yang diam-diam ia ambil ketika
Taehyung sedang
bekerja di rumah sakit.Ia menatanya dengan rapi di sebuah album berukuran
sedang itu.
Foto-foto itu ia
pandangi dan terkadang Rimi membayangkan Taehyung sedang melihatnya sambil
tersenyum diwajah tampannya.
“ah kenapa
jantungku selalu berdebar seperti ini?, tenanglah sebentar” ucapnya sambil
mengelus dadanya.
Krieet
Seseorang memasuki
kamar Rimi.
Rimi yang kaget menyembunyikan
album itu dibawah bantalnya.
“ah oemma mengagetkanku
saja” wanita yang dipanggilnya ‘ibu’ itu duduk setelah meletakkan nampan berisi
sarapan dan obat Rimi di nakas.
“oemma sudah
mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban” Rimi terkekeh kecil dan ia menyadari
kegiatan memandangi foto Taehyung itu sudah membuatnya sedikit tuli.
“apa kakimu masih
sakit?” tanya sang ibu sambil mengamati pergelangan kaki Rimi.
“sudah semakin
membaik oemma, jangan khawatir” Rimi tersenyum dan memamerkan lesung pipitnya
yang manis.
“aigoo, kau
bertingkah seperti kau masih kecil” rambut hitam itu diusaknya pelan.
“ahh ibu baru ingat
sesuatu, siapakah pria baik hati yang mengantarmu pulang tadi malam hm?”
Blush
Kedua pipi Rimi
merona seketika.
“ahh itu itu hm,
namanya Kim sonsaengnim” jawabnya gugup.
“ah jadi itu
namanya” Rimi tersipu.
“nama lengkapnya
Kim Taehyung sonsaengnim oemma, dia adalah dokter pengawasku magang sekaligus
seorang ahli bedah terbaik di rumah sakit” kekehan kecil Rimi membuat ibunya
menatapnya heran.
“kenapa wajahmu
tersipu hm, apa kau menyukainya?” Rimi mendelik dan berusaha membantah
perkataan ibunya.
“ahh kenapa hari
ini panas sekali ya” ibu Rimi hanya menggeleng melihat tingkah laku putri
satu-satunya itu.
“kau ini, cepat
habiskan makananmu selagi masih hangat” pinta beliau lalu menutup pintu kamar
Rimi.
.
.
Hari sudah
menjelang sore, namun Rimi masih enggan meninggalkan tempat tidurnya yang
nyaman.Ia sudah merapikan dirinya dan beberapa waktu yang lalu keenam teman
magangnya menjenguk dan perawat Heesun juga datang.Rimi sangat senang dengan
kedatangan mereka.Bahkan perawat Heesun membawakan kue kesukaan Rimi, cheese cake.
Sekarang rumahnya terasa
begitu sepi.Ibunya yang belum kembali dari toko
elektronik milik keluarga mereka juga menambah suasana hening.Rimi berjalan
menggunakan tongkat dan menuju ruang tengah untuk menyalakan televisi.Sekedar
mengusir rasa bosan sendirian di dalam rumah ia perlahan berjalan ke ruang
tengah.
“ah acaranya
benar-benar tidak ada yang bagus,” umpatnya kesal.
Beberapa bungkus
kue keju itu berserakan di meja dan tiba-tiba mata Rimi terkejut melihat
sesuatu di dinding.
Seekor kecoa.
Dan Rimi sangat
takut pada serangga yang bisa terbang itu.Rimi mengambil
sebuah botol air
mineral disampingnya untuk melempar kecoa itu.Ia sudah mengambil ancang-ancang
dan dilemparkannya botol yang masih berisi air itu kuat-kuat.
Bletak
“Akkkkhhh”
Rimi panik dan
terkejut ketika seseorang datang dan sekarang menunduk sambil menggosok dahinya
yang merah terkena lemparan botol tadi.
“KIM .....SONSAENGNIM
??????” Taehyung sama sekali tak menyangka ia mendapat pukulan telak bahkan
sebelum mengucapkan halo.Ia meringis dan mengakui lemparan Rimi sangat akurat
mengenai dahinya.
Rimi yang masih
shock itu bingung dan harus mengatakan apa, ia mungkin tak mendengar pintunya
diketuk.Dan sekarang namja tampan itu mengeluhkan tingkah lakunya yang konyol.
“maa..maafkan aku
Kim sonsaengnim, aku tak sengaja, sungguh” Taehyung yang masih merasakan ngilu di dahinya itu berdehem kecil lalu
meletakkan keranjang buah di meja.
“sudahlah, jangan
membahasnya, ini untukmu” Rimi melihat tatanan rambut Taehyung hari ini sangat
bagus dan membuat dokter muda itu terlihat lebih segar dan lebih tampan.
“ada sesuatu
dirambutku?” tanyanya frontal ketika melihat Rimi mengagumi penampilannya hari
ini.
“ah anieyeo, terima
kasih Kim sonsaengnim sudah datang, bukankah hari ini jadwal pasien Park Han Bi
operasi?” Rimi mengingat jadwal operasi Taehyung hari ini.
Taehyung mengangguk
dan menyamankan posisi duduknya.
“tadi pagi tuan
Park Han Bi mengalami penurunan tekanan darah cukup drastis, jadi operasi akan
ditunda untuk meminimalisir resikonya” terang Taehyung.
Rimi menyimak
ucapan sang pencuri hatinya itu dengan seksama.Diam-diam ia juga mengagumi
wajah tampan itu dan hidungnya yang bangir.
“ah begitu rupanya,
aku merasa buruk untuk tuan Park Han Bi” ucapnya sedih.
Kebetulan beberapa
hari ini giliran Rimi yang merawat pasien tersebut, jadi ia sedikit banyak
mengetahui tentang itu.
Taehyung mengedarkan
pandangan keruangan santai rumah Rimi, karpet bulu berwarna cokelat muda itu
menghangatkan kakinya.Kemudian ia mengingat sesuatu.
“aku berjumpa
dengan ibumu tadi di ujung jalan, beliau mengatakan kalau
kau sendirian” Taehyung mulai membuka perbincangan
non-medisnya.
Rimi tersenyum
kecil.
“ah benarkah,
kebetulan ibuku tadi berpamitan mengurus toko elektro...”
Sebentar, wajah
Rimi berubah heran.Kenapa Taehyung bertemu dengan ibunya sementara tadi siang sang
ibu mengatakan akan pergi mengurus toko.
“mwo?, Kim
sonsaengnim bertemu ibuku?, barusaja !?” Rimi sudah dibohongi kali ini.
Taehyung sedikit
kaget dengan intonasi Rimi yang mendadak tinggi.
Rimi yang kikuk itu
akhirnya berusaha santai dan mengatakan tidak ada apa-apa.
“bagaimana kakimu
hm?” nada lembut ini selalu menghangatkan Rimi.Manik elang itu
tak sengaja menatapnya.
“sudah membaik ssaem, aku juga sudah meminum obatnya”
Taehyung tak sengaja melihat Rimi sedang membungkuk dan menyentuh perban di
kakinya.Rambut hitam yang terurai itu membuat jantung Taehyung tiba-tiba
berolahraga.
Aroma buah stroberi
itu menyapa penciuman Taehyung.
“ah baguslah kalau
begitu” ucapnya canggung.
Rimi mengangguk
kecil dan menawarkan minuman pada Taehyung.Ia menyimpan beberapa cola di kulkasnya.
“ah segarnya” ucap
Taehyung meneguk colanya.
Rimi masih
melihatnya tanpa berkedip.
“apa Kim
sonsaengnim sangat menyukai cola?”
tanyanya.Raut wajah Taehyung berubah lucu ketika merasakan
soda cola di lidahnya.
Taehyung mengangguk
dan meneguk kembali colanya.Ia melirik Rimi yang menatapnya begitu dalam.
“Rimi-ssi,
ngomong-ngomong jangan memanggilku seperti itu, kita sedang tidak
dirumah sakit, panggil aku Taehyung saja, aku lebih nyaman begitu dan
juga....hmm..aku minta maaf atas makan malam tempo hari, ibuku memang suka
bercanda.Kau pasti terkejut”
Rimi tersentak.Ia
tak mengharapkan Taehyung mengira ibunya bercanda.Justru sebaliknya, ia
berharap itu adalah kesungguhan.
“aku justru tak
mengharapkan beliau bercanda, aku melihat ahjumma sangat tulus saat mengatakan
itu” entah mengapa Rimi mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.Ia tak mau
berpura-pura gengsi atau apa.Ia hanya ingin Taehyung dapat menangkap
perasaannya.
Hening
Taehyung menatap
manik cokelat didepannya.Ia ingin mencari mengapa jantungnya selalu kalap saat
bersama Rimi.Perlahan ia menyadari bahwa selama ini Rimi-lah yang sudah
membuatnya susah tidur dan tak berhenti memikirkannya.
“maafkan aku
Rimi-ssi, aku hanya takut jika kau tak menyukai cara ibuku berbicara, karena,
hmm” Rimi beringsut dan menajamkan pendengarannya.
“karena, sejujurnya
ibuku memang menyukaimu dan beliau terus menyuruhku untuk menikah”
Deg
Deg
Deg
Debaran jantung
Rimi hari ini semakin kuat.Ia melihat perasaan yang tulus dari binar mata
Taehyung saat berbicara.Nadanya yang lembut dan terasa dalam.
“me..menikah?”
suara Rimi mendadak serak.
“ya, maksud ahjumma
bagaimana, ssaem, ah hm
Taehyung-ssi?” masih dengan jantungnya yang berdebar, ia berusaha berbicara
tenang.
Taehyung
mendekatkan wajahnya beberapa senti dan membuat Rimi membeku dengan tatapan
tajam itu.Ia tak dapat menggerakkan tubuhnya sedikit saja.Rimi sudah terikat
dengan pandangan Taehyung.
Perlahan wajah
tampan itu semakin mendekat dan meraih tengkuk Rimi yang hangat.Jantung namja
itu berpacu sangat cepat mengikuti alur kinerja hormonnya yang kuat.
Rimi tak ada
pilihan lain selain menutup matanya.Perlahan ia merasakan hembusan nafas
Taehyung beraroma apel mint yang membuat bulu kuduknya meremang.
Tangan Taehyung
menangkup kedua pipi Rimi yang memerah itu dan memiringkan kepalanya.Hidung
bangir itu menekan pipi Rimi pelan.Entah mengapa ia tak dapat menolaknya.Ia justru
begitu ingin bibir Taehyung meraih bibirnya.
Perlahan Taehyung menghirup
aroma segar dari Rimi dan mengelus kedua pipinya sangat lembut.Ia menempelkan
bibir kissable-nya di bibir Rimi.Ia
sudah tak mempedulikan debaran didadanya yang membuatnya sesak nafas.Ia sangat
menikmati bibir Rimi.
Pagutan lembut itu
membuat tangan Rimi refleks melingkar di perut Taehyung.
Taehyung mengecap
rasa bibir Rimi yang manis dan sedikit beraroma buah peach.Suhu keduanya mulai memanas dan Taehyung
mulai menggerakkan lidahnya untuk
ikut merasakan manisnya ciuman pertama mereka.
Beberapa detik
kemudian Taehyung melepaskan ciuman manis itu perlahan.Kedua matanya menatap
Rimi yang tampak sangat gugup.
“Rimi-ya, aku
menyukaimu” kalimat itu diucapkan Taehyung begitu lirih.Namun dalam pendengaran
Rimi, kalimat itu bergema keras dan membuatnya lemas.Ia merasakan banyak
kupu-kupu di perutnya.
Tes
Airmata Rimi
jatuh.Taehyung mengusapnya pelan.
“kenapa kau
menangis, hm?” Rimi memeluk namja tampan itu erat-erat.Senyum bahagia tercetak
jelas di wajah Taehyung.
“Kim sonsaengnim, hiks,
aku...aku sangat menyukaimu hiks” tangisan itu rupanya bentuk kebahagiaan Rimi
yang sangat besar.Ia memeluk tubuh
Taehyung seolah ia tak ingin kehilangannya.
“sudah kubilang
jangan memanggilku begitu sayang” Taehyung merapikan poni Rimi yang berantakan
karena pelukannya tadi.
“sa..yang?” Rimi hanya tak mampu melukiskan betapa bahagianya
ia sekarang ini.
“ayolah, kita sudah
berciuman tadi, jadi tak bolehkah aku memanggilmu begitu?” Taehyung mencubit
pipi Rimi gemas.Ia menggoda Rimi dengan menggigit sudut
bibirnya sexy.
Rimi merona sekali lagi mendengar panggilan dari Taehyung itu.Ia mengipaskan bantal kecil di wajahnya.Ia merasa wajahnya sangat panas.
“hahhaha” tawa Taehyung pecah melihat reaksi Rimi yang
lucu.
.
.
.
Jungkook menggeliat
diatas tempat tidurnya.Hari Minggu ini cukup cerah ini ia berencana mengunjungi
apartemen Taehyung sambil mengajak nyonya Lee kesana.Namja bergigi kelinci itu
bangun dan segera menuju kamar mandi.
“ya Jungkook-ah,
jangan lupa kau bawakan Taehyung-ie hyung beberapa kimchi dan daging” sahut sang ibu yang sedang berganti baju dikamar
beliau.
Jungkook hanya
berdehem kecil yang tidak bisa didengar ibunya.Ia berjalan malas menuju dapur
dan mengambil botol air mineral.
“ahh segar”
gumamnya menggeliat.Manik kelam itu terkejut ketika melihat berbagai masakan
buatan ibunya sudah tersaji di meja dan tinggal memasukkan kedalam wadah
berbentuk kotak bersusun tersebut.
“whoa enak sekali
aromanya, ck oemma pilih kasih, hyung dibuatkan kalbi sebanyak ini, kalau
semuanya dihabiskannya dia bisa-bisa cacingan” gumamnya lalu menyunggingkan
smirk andalannya.Ia mengambil mangkuk dan piring dari lemari kaca dibelakangnya
dan mulai mencicipi semua makanan yang masih hangat itu.
“Jeon Jungkook?”
tegur sang ibu yang sudah bersiap dengan membawa baju hangat beliau.Jungkook
tersedak karena kaget.
“eomma, benar-benar
mirip dengan hyung, selalu mengagetkan aku ishh” ucapnya sambil masih mengunyah
potongan daging terakhir di mangkuknya dengan tergesa.
Nyonya Lee
menggeleng dan menyuruh putra keduanya itu segera bersiap karena hari sudah
semakin siang.
"jamshimanyeo, kenapa oemma membawa
banyak sekali baju?, seperti orang pindah saja?” Jungkook mengamati tas besar
milik ibunya itu dengan mata melebar.
“eomma ingin
menginap di rumah hyung beberapa hari” jawab beliau tenang.Jari-jari yang masih
lentik itu menata rapi semua makanan yang sudah ia masak untuk Taehyung.
1 jam setelah
perjalanan mereka berdua akhirnya turun di depan apartemen
milik
Taehyung.Gedung berlantai 20 itu begitu megah dan berkelas bagi setiap orang
yang melihatnya.Tak terkecuali nyonya Lee sendiri.Ia mengingat sudah lama
sekali tidak menginap dan menghabiskan waktu berharga mereka bertiga.
“ayo Jungkook-ah
bantu ibu membawa ini” Jungkook meminta ibunya tak usah membawa satu barang pun
dan membiarkan dirinya yang membawanya.
Belum sampai di
pintu lift, mereka dikejutkan oleh
seseorang yang memakai setelan pakaian olahraga dan menenteng
botol air mineral.
Tap tap tap
“oemma, Jungkook-ah !, kenapa tak menelepon? Aku bisa menjemput kalian, ah
oemma” namja dengan surai cokelat muda itu membantu membawakan beberapa barang
milik nyonya Lee.Ia tampak merasa bersalah sekaligus senang karena ibu dan
adiknya datang untuk menginap.
“apa hyung sedang
cuti?” tanya Jungkook ketika mereka sudah berada di ruangan Taehyung.
Taehyung mengangguk
dan mengelap keringat di pelipisnya.
“Taehyung-ah,
kenapa ruanganmu sama sekali tidak berubah?, seharusnya kau menggunakan gorden
berwarna hijau agar lebih segar” sang ibu sudah berkomentar saat mengamati
ruangan yang didominasi warna hitam dan cokelat itu.Sofa empuk bermotif kulit
macan itu juga masih setia menemani putra tertuanya itu.Taehyung
tersenyum lucu.
“ah biarkan saja
oemma, lagipula hanya kalian yang datang kemari, mereka (orang
lain) tidak akan berkomentar apa-apa”
ucap Taehyung sekenanya.Sebetulnya ia hanya malas mengganti interior rumahnya
yang selalu sama sejak 3 tahun terakhir.
“selera hyung itu terlalu
monoton, ah payah” sahut Jungkook sambil mengikuti arah pandangan ibunya yang
kini memeriksa kondisi kamar Taehyung.
“apa ini hyung?” tanya Jungkook saat ia tiba-tiba melihat sebuah syal
cantik berwarna merah muda itu tergeletak di lantai.Jungkook mengernyit heran karena syal itu jelas selera
seorang gadis.
Taehyung
membulatkan kedua matanya lucu.Ia tak ingat menyimpan syal milik kekasihnya
Rimi kemarin sore.
‘Rimi
pasti lupa memakai syal-nya’ batin Taehyung.
to be continued .......
to be continued .......
Komentar
Posting Komentar